Liputan6.com, Banjarmasin - Hasil kajian Perpustakaan Nasional menempatkan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai daerah dengan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tertinggi di Indonesia pada 2021.
Raihan prestasi tersebut bukan tanpa tiba-tiba, melainkan karena upaya serius dari seluruh pihak. Pemprov Kalsel menyadari bahwa literasi merupakan tulang punggung bagi pembangunan manusia di masa depan. Sektor pendidikan menjadi kunci.
Advertisement
"Kami memahami bahwa pendidikan melahirkan sumber daya manusia unggul. SDM yang unggul inilah yang berpotensi menentukan kualitas literasi masyarakat," ujar Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar ketika membuka rangkaian kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kota Banjarmasin, Selasa (24/5/2022).
Selain upaya sinergi dan kolaborasi, pembangunan infrastruktur gedung layanan perpustakaan umum melalui dana alokasi khusus (DAK) juga membantu mempercepat agenda pembangunan di daerah dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Perpustakaan bukan sekadar tempat masyarakat mencari buku tetapi juga membantu masyarakat mengenali potensi kemampuan dan sumber daya alam sekitar sehingga terjadi simbiosis mutualisme dalam proses literasi untuk kesejahteraan," kata Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.
Sejak 2019-2022, Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Deni Kurniadi mengatakan sudah lebih dari 100 unit gedung layanan perpustakaan umum dibangun, baik di kabupaten/kota hingga provinsi.
Tentu saja gedung layanan perpustakaan yang dibangun sudah memenuhi standar nasional perpustakaan (SNP).
"Hal ini sekaligus untuk membantu mengatasi kesenjangan karena dari 164.610 gedung perpustakaan, baru sekitar 6 persen saja yang sesuai SNP," jelasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tujuan Literasi
Senada dengan Kepala Perpusnas, Ketua Komisi IV DPRD Kalsel HM Lutfi Saifuddin menambahkan tujuan literasi adalah meningkatkan pemahaman yang positif, meningkatkan pola pikir yang kritis dalam segala hal, meningkatkan budaya literasi, memperkuat dan mengembangkan budi pekerti.
Kehadiran teknologi di tengah penumbuhkembangkan kegemaran membaca memang seperti dua mata pedang. Jika tepat digunakan hasilnya akan baik. Begitu sebaliknya, teknologi mempunyai dua elemen penting, yakni speed and power. Teknologi bisa melipatgandakan kecepatan dan kekuatan untuk berbuat baik atau sebaliknya.
"Kita saat ini memasuki kondisi yang disebut tsunami informasi. Di mana informasi bertebaran sangat cepat, namun belum tentu teruji benar. Makanya, penting bagi masyarakat memiliki kemampuan literasi agar masyarakat mampu memilih dan memilah informasi yang tepat sehingga tidak mudah termakan informasi yang sesat. Jadi, literasi bukan sekadar bisa baca tulis tetapi juga dilengkapi dengan kemampuan critical thinking," pungkas Rektor UIN Antasari Mujiburrahman.
Selain kegiatan PILM, pada kesempatan yang sama Kepala Perpusnas turut melantik Bunda Baca Provinsi Kalsel Fathul Jannah masa bakti 2022-2024.
Advertisement