Liputan6.com, Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menyampaikan kinerja untuk tiga bulan pertama 2022. Pada periode itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 306 miliar.
Sepanjang kuartal I 2022, perusahaan mencatatkan penjualan bersih Rp 7,6 triliun. Penjualan naik tipis 3,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,34 triliun.
Advertisement
Raihan itu berasal dari penjualan makanan olahan dalam kemasan Rp 4,45 triliun dan minuman olahan dalam kemasan Rp 3,57 triliun dengan eliminasi Rp 432,06 miliar.
Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 5,93 triliun. Naik dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 5,16 triliun. Dengan demikian, diperoleh laba bruto sebesar Rp 1,65 triliun. Turun 24 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,17 triliun.
Beban usaha tercatat sebesar Rp 1,2 triliun. Naik tipis dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 1,18 triliun. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 441,54 miliar, turun separuh dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 996,13 miliar.
Pada periode tersebut, beban lain-lain bersih tercatat Rp 38,67 miliar. Sehingga diperoleh laba sebelum pajak pada kuartal I 2022 sebesar Rp 402,87 miliar. Setelah dikurangi pajak, Mayora Indah mengukuhkan laba tahun berjalan Rp 313,56 miliar, turun 62,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 844,96 miliar.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 62,8 persen menjadi Rp 306 miliar pada kuartal I 2022 dari Rp 822,88 miliar pada kuartal I 2021.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aset Perseroan
Aset perseroan hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 22,07 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 19,92 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 15,07 triliun dan aset tidak lancar Rp 7 triliun.
Liabilitas sampai dengan Maret 2021 tercatat sebesar Rp 10,4 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 8,56 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 6 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 4,35 triliun.
Sementara ekuitas sampai dengan Maret 2022 naik tipis menjadi Rp 11,67 triliun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 11,36 triliun.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 24 Mei 2022, saham MYOR naik 0,90 persen ke posisi Rp 1.690 per saham. Saham MYOR naik 15 poin ke posisi Rp 1.690 per saham. Saham MYOR berada di level tertinggi Rp 1.710 dan terendah Rp 1.660 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.619 kali dengan volume perdagangan 153.793 saham. Nilai transaksi Rp 26 miliar.
Advertisement
Saham MYOR Menguat pada 25-28 April 2022
Sebelumnya, saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menguat selama sepekan tepatnya 25-28 April 2022. Penguatan saham MYOR ini terjadi di tengah beredarnya foto pertemuan Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman (Menko Marinves), Luhut Binsar Panjaitan (Menko Luhut) membawa Kopiko dan diberikan kepada CEO Tesla, Elon Musk, di Gigafactory Tesla di Austin, Texas, Amerika Serikat pada pekan ini.
Mengutip data RTI, saham Mayora Indah naik 10,76 persen ke posisi Rp 1.750 per saham pada 25-28 April 2022. Saham MYOR berada di level tertinggi Rp 1.820 dan terendah Rp 1.540 per saham. Total volume perdagangan 73.909.200 saham dengan nilai transaksi Rp 126,2 miliar.
Total frekuensi perdagangan 22.862 kali.Pada 25-28 April 2022, saham MYOR mencatatkan kenaikan tiga hari berturut-turut pada 25-27 April 2022. Saham MYOR naik 3,16 persen ke posisi Rp 1.630 per saham pada 25 April 2022.
Kemudian berlanjut pada 26 April 2022 dengan bertambah 7,36 persen ke posisi Rp 1.750 per saham. Saham MYOR melonjak signifikan ini di tengah beredar foto pertemuan Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman (Menko Marinves), Luhut Binsar Panjaitan (Menko Luhut) dan pendiri Tesla, Elon Musk, di Gigafactory Tesla di Austin, Texas, Amerika Serikat pada 26 April 2022.
Adapun 27 April 2022, saham MYOR naik terbatas 0,86 persen ke posisi Rp 1.765 per saham. Namun, saham MYOR merosot 0,85 persen ke posisi Rp 1.750 per saham pada Kamis, 28 April 2022. Saham MYOR berada di level tertinggi Rp 1.775 dan terendah Rp 1.725 per saham. Total volume perdagangan 6.615.900 saham dan nilai transaksi Rp 11,5 miliar. Total frekuensi perdagangan 2.727 kali.
Meski demikian, sepanjang 2022, saham MYOR susut 14,22 persen ke posisi Rp 1.750 per saham. Saham MYOR berada di level tertinggi Rp 2.220 dan terendah Rp 1.485 per saham. Total volume perdagangan 656.473.421 saham. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun. Total frekuensi perdagangan 221.891 kali.
Kata Analis
Vice President INFOVESTA, Wawan Hendrayana menuturkan, penguatan saham MYOR ada yang sebutkan karena pertemuan Elon Musk dan Menko Luhut.
Akan tetapi, ia menilai lantaran ada aksi korporasi Bank Mayora yang transformasi jadi bank digital menggandeng grup SEA. Adapun pemegang saham mayoritas Bank Mayora antara lain PT Mayora Inti Utama 79,91 persen, PT Mayora Dhana Utama 0,09 persen dan International Finance Corporation (IFC) 20 persen.
Bank Mayora memiliki hubungan afiliasi dengan PT Mayora Indah Tbk seiring pemegang saham Bank Mayora yaitu PT Mayora Dhana Utama juga genggam 26,14 persen saham MYOR.
"Ini membuat ada ekspektasi growth dan dipandang menguntungkan untuk Mayora. Ini tindak lanjut dari akuisisi Bank Mayora oleh BNI," ujar Wawan saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (1/5/2022).
Ia menuturkan, secara pendapatan 2021 malah lebih rendah dari 2020 walau penjualan naik. Akan tetapi, pada 2022 diharapkan lebih baik walau ada tekanan kenaikan biaya produksi akibat naiknya komoditas dan bahan baku.
"Kenaikan saham MYOR selama dua hari sebagai rebound setelah turun cukup dalam periode enam bulan terakhir," kata dia.
Advertisement