Kisah Wali yang Gemar Beli Miras dan Datangi Wanita Malam

Pada masa kepemimpinan Sultan Turki Murad IV (1623-1640) ada seorang pria saleh yang gemar membeli minuman keras (miras) dan mendatangi wanita malam. Suatu ketika pria tersebut tergeletak di atas tanah dalam kondisi tak bernyawa.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 25 Mei 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi Razia Miras 1(Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Denpasar - Pada masa kepemimpinan Sultan Turki Murad IV (1623-1640) ada seorang pria saleh yang gemar membeli minuman keras (miras) dan mendatangi wanita malam. Suatu ketika pria tersebut tergeletak di atas tanah dalam kondisi tak bernyawa.

Ketika sedang menyamar dan blusukan malam hari bersama anak buahnya, Sultan Murad IV tidak sengaja menemukan pria tersebut. Sultan Murad IV mencoba membangunkan pria itu, namun usahanya tak membuahkan hasil.

“Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya?” tanya sang sultan kepada orang-orang yang mengelilingi pria tersebut seperti dikutip laman resmi Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara.

Mereka yang melihat pria tergeletak tidak tahu bahwa yang bertanya itu adalah seorang sultan. Sebab kondisinya Murad IV sedang menyamar dan tidak menampakkan diri seorang sultan.

“Siapa dia? Di mana keluarganya?” tanya sultan lagi penasaran.

Salah seorang dari mereka kemudian menjawab pertanyaan sultan.

“Orang ini Zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzina,” jawabnya.

Meski mendengar jawaban tersebut, Sultan Murad IV tak membiarkan jenazah pria itu tergeletak begitu saja di atas tanah. Ia meminta jenazah pria itu dibawa ke rumanya. Sebab, pria itu masih umat Nabi Muhammad SAW.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Mendengar Cerita, Sang Sultan Kaget

Setelah tiba di rumah duka, sang istri pria itu menangis. Sementara orang-orang yang membawa pria itu pulang. Tinggal sultan beserta anak buahnya.

“Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang saleh,” kata sang istri di tengah tangisannya.

Mendengar kata wali, Sultan Murad IV kaget. Sebab yang ia dengar selama ini pria tersebut sering membeli minuman keras dan gemar berzinah.

Istri pria tersebut akhirnya menceritakan yang sesungguhnya.

“Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras, dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu dibawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata, ‘Aku telah meringankan dosa kaum muslimin’,” cerita sang istri.

Istri pria itu cerita lagi bahwa suaminya selalu pergi menemui pelacur. Kemudian memberi mereka uang sambil berkata, “Malam ini kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi.”

Lagi dan lagi ketika pulang ke rumahnya bersyukur lantaran malam tersebut dirinya telah meringankan dosa para pelacur dan pemuda-pemuda Islam.

“Orang-orang pun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir,” kata sang istri.


Disalati Sultannya Kaum Muslimin

Pria tersebut memang dianggap oleh tetangganya adalah seorang yang gemar minuman keras dan berzina. Sampai-sampai tidak ada yang mau memandikan jenazahnya, menyalatinya, dan menguburkannya.

Meski demikian, saat masih hidup pria tersebut justru santai menanggapi jika tidak ada yang peduli ketika dirinya meninggal.

“Jangan takut, bila aku mati, aku akan disalati oleh sultannya kaum muslimin, para ulama, dan para wali,” katanya sambil tertawa.

Cerita-cerita tentang pria tersebut yang ternyata seorang wali membuat Sultan Murad IV menangis sejadi-jadinya. 

“Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad, dan besok pagi kita akan memandikannya, menyalatkannya dan menguburkannya,” ucap sang sultan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya