Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (25/5/2022), berpotensi di zona hijau. Investor dapat mencermati saham PTBA, TINS, JSMR, BBKP.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar menuturkan, IHSG masih berpeluang menguat di atas 5 Day moving average (MA) & Candle Stick Sandwich.
Advertisement
"IHSG terlihat dalam trend netral, selama di bawah 6.932, berpeluang untuk rebound, closing di atas 5 day MA (6.857). Indikator MACD bearish, stochastic netral & weak sell power. Selama di atas 6.620, berpeluang menuju 6.888 DONE-6.988-7.040.,” ujar Andri dalam risetnya, Rabu, 25 Mei 2022.
Adapun level resistance pada perdagangan Rabu, 25 Mei 2022, di posisi 6.876/6.939/6.973/7.032, sedangkan level support berada di 6.886/6.822/6.754/6.705, dengan perkiraan range 6.860-6.970.
Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra menuturkan, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat tipis 0,15 persen, tetapi indeks S&P 500 terkoreksi 0,81 persen, bahkan indeks Nasdaq Composite mencatat penurunan tajam sebesar 2,35 persen.
"Penurunan saham perusahaan teknologi akibat kekhawatiran investor terhadap perlambatan iklan digital setelah adanya peringatan dari perusahaan sosial media Snap,” ujar Maxi.
Maxi melanjutkan, Snap memangkas perkiraan kinerjanya terkait dengan kenaikan inflasi dan suku bunga. Saham Snap turun 43 persen dan Meta Platforms mengalami koreksi 7,6 persen.Bursa Eropa juga mengalami penurunan kemarin.
Seiring dengan kondisi tersebut, investor dapat mencermati saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan rekomendasi speculative buy dengan target target 4.500/4.600 dan stop loss di bawah 4.250/4.130.
Kemudian saham PT Timah Tbk (TINS) dengan rekomendasi speculative buy dengan jika break pada level 1.805. Adapun target di level 1.875/1.900 dan stop loss di bawah 1.720.
Investor juga dapat mencermati saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), akumulasi buy pada target 3.790/3.820 dan stop loss di bawah 3.630. Sementara BBKP direkomendasikan trading buy dengan target 218/222 dan stop loss di bawah 200.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penutupan Wall Street pada 24 Mei 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 24 Mei 2022 seiring kekhawatiran dari peringatan suram Snap yang menyebar ke saham teknologi lainnya. Sementara itu, indeks Dow Jones menguat pada perdagangan Selasa pekan ini.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 2,4 persen menjadi 11.264,45. Indeks S&P 500 tergelincir 0,8 persen ke posisi 3.941,48. Indeks Dow Jones bertambah 48,4 poin atau 0,2 persen menjadi 31.928,62. Indeks Dow Jones sempat turun 1,6 persen di awal sesi perdagangan.
Indeks saham unggulan mendapatkan dorongan dari grup UnitedHealth yang melonjak 1,1 persen menjelang penutupan perdagangan. Komponen Dow, McDonald’s, Verizon dan IBM semuanya menguat lebih dari dua persen.
Di sisi lain, imbal hasil treasury atau obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun membuat pergerakan tiba-tiba melemah. Hal ini karena investor khawatir resesi mendorong harga obligasi lebih tinggi. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun 2,73 persen setelah melampaui tiga persen awal tahun ini.
Saham perusahaan teknologi memimpin koreksi pada perdagangan Selasa pekan ini seiring investor mengkhawatirkan perlambatan iklan digital menyusul peringatan dari perusahaan media sosial Snap. Saham Snap anjlok 43 persen setelah perusahaan mengatakan bersiap untuk kehilangan target pendapatan dan laba pada kuartal saat ini. Snap juga memperingatkan penurunan dalam perekrutan. Ikuti Snap, saham Meta Platforms melemah 7,6 persen. Induk Google Alphabet turun hampir lima persen dan mencapai level terendah baru 52 minggu.
“Penyebab utamanya adalah peringatan Snap dari Senin malam. Beberapa agak tidak percaya bahwa perusahaan media sosial yang realtif kecil dan tidak menguntungkan dapat menghapus penguatan, tetapi mengingat betapa sensitifnya, SNAP mampu meninju di atas bobotnya,” ujar Adam Crisafulli dari Vital Knowledge, dikutip dari CNBC, Rabu (25/5/2022).
Ia menambahkan, teknologi masih mendominasi pasar baik secara numerik (tetap menjadi bobot terbesar) dan psikologis. “Meskipun likuidasi agresif dalam beberapa bulan terakhir, orang masih memiliki banyak,” kata dia.
Advertisement
Selanjutnya
Saham Amazon juga merosot ke level terendah baru dalam 52 minggu. Saham Amazon turun 3,2 persen. Saham Apple turun 1,9 persen.
"Kami melihat semua platform iklan online merasakan beberapa dampak dari kemunduran konsumen yang signifikan. Iklan adalah siklus,” tulis Analis Morgan Stanley.
Indeks saham acuan berbalik arah pada perdagangan Selasa pekan ini setelah saham reli pada Senin, 23 Mei 2022. Hal ini karena indeks Dow Jones melonjak 618 poin atau hampir dua persen.
Indeks S&P 500 naik 1,9 persen. Indeks Nasdaq bertambah 1,6 persen. Kenaikan singkat terjadi karena pasar terperosok dalam aksi jual tanpa henti dengan indeks Dow Jones turun selama delapan minggu berturut-turut.
Hedge fund manager Bill Ackman menuturkan, dengan inflasi yang tidak terkendali, kenaikan suku bunga agresif oleh the Federal Reserve adalah satu-satunya cara untuk menjinakkannya. Investor pada akhirnya akan menyukai langkah-langkah tersebut untuk menghindari keruntuhan ekonomi.
“Jika the Fed tidak melakukan tugasnya, pasar akan melakukan the Fed dan itulah yang terjadi sekarang,” ujar Ackman.
Ia menambahkan, satu-satunya cara untuk hentikan inflasi yang melonjak dengan pengetatan moneter yang agresif atau dengan keruntuhan ekonomi.
Indeks S&P 500 melemah 18,2 persen dari rekor tertingginya setelah turun lebih dari 20 persen pada posisi tertinggi. Sedangkan penurunan beruntun Dow Jones yang terpanjang sejak 1923.
Seiring dengan saham teknologi, aksi jual telah didorong oleh kerugian di sektor ritel menyusul laba dan prospek yang lemah dari Target dan Walmart pekan lalu.
Investor mendapat lebih banyak berita buruk dari industri itu. Saham Abercrombie dan Fitch turun 28,6 persen setelah melaporkan biaya pengiriman dan produk bebani penjualan untuk kuartal pertama tahun fiskal.