Liputan6.com, Jakarta - Titimangsa kembali menghadirkan Monolog Inggit yang dipentaskan di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan pada tanggal 20-21 Mei 2022. Berbeda dari sebelumnya, semua yang terlibat merupakan sosok para perempuan hebat.
Mereka adalah Happy Salma dan Marsha Timothy yang menjabat sebagai produser dan co produser. Selain itu, penulis naskah dan komposer juga perempuan, yakni Ratna Ayu Budhiarti dan Dian HP.
Sedangkan untuk busana, Titimangsa berkolaborasi dengan desainer ternama tanah air, Biyan. Iringan musik yang kali ini mengangkat musik orchestra dari Jakarta Concert Orchestra dan paduan suara Batavia Madrigal Singers.
Pementasan ini merupakan produksi ke-53 dari Titimangsa Foundation. Titimangsa sempat mementaskan Monolog Inggit sebanyak 14 kali pada periode tahun 2011-2014 di Jakarta dan Bandung.
Baca Juga
Advertisement
Inggit Garnasih
Happy Salma selaku Founder Titimangsa mengatakan, “Kami memutuskan untuk mementaskan kembali cerita tentang Inggit Garnasih ini, karena kisah perjalanan hidup Ibu Inggit masih sangat relevan saat ini, dimana perempuan adalah pusat dari semesta rumah tangganya".
"Perempuan yang harus merawat semangat suami dan orang-orang sekitarnya tapi juga pada saat bersamaan, harus meredakan badai dalam hati dan mengambil sikap untuk tetap tegak setelah ombak," kata Happy Salma usai pementasan.
Sebagai bentuk komitmen terhadap upayanya mengangkat sastra Indonesia ke dalam seni pertunjukan, kata Happy Salma, Titimangsa didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan Sleepbuddy saat menggelar pementasan teater musikal bertajuk Inggit Garnasih: Tegak Setelah Ombak
Advertisement
Kesegaran Baru
Happy Salma dan Marsha Timothy menampilkan pementasan teater musikal bertajuk Inggit Garnasih: Tegak Setelah Ombak dengan nuasan baru yang lebih mudah dinikmati.
"Saya bersama Marsha Timothy sebagai co-produser ingin memberikan kesegaran baru pada pementasan ini dengan mengambil sudat pandang yang berbeda. Kami membuka ruang kreativitas baru dengan berkolaborasi bersama para seniman mumpuni di bidangnya," kata Happy Salma.
Happy Salma juga berterima kasih atas kesetiaan penonton yang tetap bertahan dengan tiketnya meski pementasan tertunda karena pandemi.
"Meski sempat tertunda selama dua tahun, 40 persen pembeli tiket tidak mau mengembalikan tiketnya dan tetap akan menanti kapan saja. Ini adalah sebuah keniscayaan dan kepercayaan bahwa kedepannya kita bisa melaksanakan pertunjukan, bertemu dengan penonton, dan menumbuhkan ekosistem seni pertunjukan Indonesia," Happy Salma menuturkan.
Inggit Garnasih
Lebih dekat, nama Inggit Garnasih mengemuka setelah Ramadhan KH menulis kisahnya lewat buku berjudul Kuantar Ke Gerbang. Inggit Garnasih merupakan salah satu tokoh penting dalam perjalanan sosok Ir. Soekarno sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia dalam keberhasilannya membangun negara dan bangsa.
Inggit Garnasih adalah seorang istri yang setia menemani Soekarno dalam berbagai masa perjuangan—Ia adalah sosok perempuan yang tak lelah bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Ia meracik jamu, membuat bedak dingin, menjual peralatan pertanian, segala dilakukannya agar Bung Karno tetap setia dan teguh pada cita-citanya memerdekakan bangsa dari kolonialisme dan imperialisme.
Ketika Bung Karno akhirnya akan sampai di gerbang Istana, menjelang kemerdekaan bangsa yang didamba, Inggit mengemas barang-barang dan kenangan dalam koper tuanya dan kembali ke Bandung. Inggit memilih mempertahankan martabatnya sebagai perempuan dan menolak dimadu ketika Soekarno menyatakan ingin menikah lagi.
Meski Inggit dijanjikan menjadi istri utama, Inggit memilih mengatakan tidak kepada bapak pendiri bangsa ini.
Advertisement