Billie Eilish: Hidup dengan Tourette Syndrom Itu Melelahkan

Dalam sebuah wawancara bau-baru ini sebagaimana dikutip dari BBC, Billie Eilish telah mengungkapkan bahwa hidup dengan Sindrom Tourette (TS) bisa "sangat melelahkan".

oleh Fitri Syarifah diperbarui 26 Mei 2022, 14:00 WIB
Billie Eilish menyanyikan soundtrack film James Bond, No Time To Die. (Foto: Instagram terverifikasi @billieeilish)

Liputan6.com, Jakarta Dalam sebuah wawancara bau-baru ini sebagaimana dikutip dari BBC, Billie Eilish telah mengungkapkan bahwa hidup dengan Sindrom Tourette (TS) bisa "sangat melelahkan".

Dilansir dari BBC, TS adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengeluarkan suara dan gerakan yang tidak disengaja yang disebut tics atau orang Indonesia menyebutnya latah. Tics biasanya mulai terlihat selama masa kanak-kanak, tetapi tics dan gejala lainnya biasanya membaik setelah beberapa tahun dan terkadang hilang sama sekali.

Sang penyanyi di usianya yang menginjak 20 tahun itu mengaku mengalami tics di depan kamera ketika berbicara di acara My Next Guest karya David Letterman di Netflix.

"Jika Anda merekam saya cukup lama, Anda akan melihat banyak tics," katanya.

Billie mengatakan selama wawancara bahwa ia tidak mengalami tics saat tampil dan beberapa tics tertentu telah hilang seiring waktu, tetapi yang lain masih terjadi secara teratur.

"Ini adalah hal-hal yang tidak akan pernah Anda sadari jika Anda hanya mengobrol dengan saya," katanya, menambahkan, "tetapi bagi saya, itu sangat melelahkan."

Menurut Tourette's Action, lebih dari 300.000 anak-anak dan orang dewasa hidup dengan TS di Inggris.

Billie sendiri mengatakan dirinya sangat suka setiap membahas pengalamannya dengan TS, sekaligus mengaku bingung karenanya. Itu karena ia mengakui kalau orang-orang tidak selalu bereaksi baik ketika ia mengalami tics.

"Cara paling umum orang bereaksi adalah mereka tertawa karena mereka pikir saya mencoba untuk menjadi lucu. Saya selalu sangat tersinggung dengan itu," katanya.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kondisi Ricss pada wanita lain

Reaksi itu mungkin mirip dengan apa yang dialami Terrina Bibb, wanita berusia 29 tahun, dari Redditch di West Midlands, yang mulai menunjukkan tanda-tanda tics ketika berusia 21 tahun. Meskipun dirinya telah mendatangi banyak ahli saraf, akhirnya ia baru didiagnosis pada usia 24 tahun, yang itu relatif terlambat.

Terrina ingat setahun yang lalu ketika seseorang melihatnya terus-menerus di sebuah restoran selama "serangan tic yang sangat buruk".

"Itu tidak sopan dan membuatku frustrasi. Orang-orang bertanya 'mengapa Anda harus menyumpah serapah begitu banyak? Saya berharap saya tidak harus melakukannya, tetapi itu adalah sesuatu yang tidak dapat saya kendalikan," katanya.

Ia ingin orang-orang memperlakukannya, dan oranng lain dengan TS, secara normal. Ia menambahkan kalau dirinya tidak keberatan untuk mendidik orang tentang hal itu, tetapi menurut saya orang tidak boleh bersikap kasar.

Sehari-hari, Terrina adalah seniman wiraswasta sehingga bisa bekerja dari rumah.

Ada "hari baik dan hari buruk", karena ia hidup dengan tics verbal dan motorik.

"Ini adalah kondisi yang sangat melumpuhkan. Saya terus-menerus menggunakan tongkat, saya tidak bisa berjalan dengan baik dan saya juga memiliki kursi roda."

Terrina mengatakan pagi hari bisa "sangat buruk" karena kaki tics, dan harus meminta bantuan pacar atau ibunya untuk mengerjakan tugas.

 


Cara melepaskan tics

Terrina menggunakan seninya sebagai cara melepaskan tics-nya.

"Terutama tics tangan yang saya miliki, memegang pena dan saya akan menulis seperti coretan seperti gaya zigzag. Jadi tics itu dilepaskan pada sesuatu yang saya suka lakukan, dan itu cukup santai."

Ia juga memiliki tas tinju di kebunnya yang katanya "membantu menghentikan Tourette saya selama beberapa jam".

Terrina merasa seseorang seperti Billie Eilish yang mau berbagi pengalamannya itu sangat penting.

"Mudah-mudahan, ini akan membuatnya sedikit lebih normal," tambahnya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya