Liputan6.com, Jakarta - Roma memenangkan edisi perdana UEFA Europa Conference League usai menaklukkan Feyenoord 1-0 dalam laga final di Air Albania Stadium, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB. Gol kemenangan klub Italia itu dicetak Nicolo Zaniolo.
Setelah pertandingan, pelatih Roma Jose Mourinho menangis ketika diwawancarai Sky Sport Italia. "Ada begitu banyak hal yang melintas di kepalaku. Begitu banyak hal pada saat yang sama," kata ahli strategi asal Portugal itu sambil menahan air mata.
Advertisement
"Saya sudah berada di Roma selama 11 bulan, saya menyadari saat saya tiba apa artinya, mereka menunggu ini. Seperti yang saya katakan kepada para pemain di ruang ganti di Turin, kami melakukan apa yang perlu kami lakukan, lolos ke Liga Europa. Kami memiliki pekerjaan hebat sepanjang musim."
"Ini tidak berhasil malam ini, ini adalah sejarah. Kami harus menulis sejarah. Kami menulisnya," ucap Mourinho menambahkan.
Roma belum pernah memenangkan turnamen besar UEFA sebelumnya. Karena, Piala Fairs tidak diakui pada 1960-an dan Roma kalah di final pada 1984 dan 1991.
"Conference League adalah kompetisi yang kami rasakan sejak awal bisa kami menangkan. Tetapi, kompetisi menjadi lebih kuat ketika tim Liga Europa masuk, Leicester City, Olympique Marseille dan Feyenoord," ujar Mourinho.
Mourinho dikabarkan ditawari telah kontrak besar oleh Newcastle United atau Paris Saint-Germain. Namun, dia meyakinkan para fans Roma akan bertahan.
"Sekarang saya tinggal, tidak ada keraguan. Bahkan jika beberapa rumor muncul, saya hanya ingin tetap di Roma," tegasnya.
"Kami harus memahami apa yang ingin dilakukan pemilik kami, yang adalah orang-orang fantastis, musim depan, karena ini adalah sejarah, tetapi kami dapat membangun proyek yang sangat kuat dengan profesional yang jujur."
"Kami perlu duduk dan memahami apa rencananya untuk musim depan," lanjut Mourinho.
"Ini tetap dalam sejarah Roma, tetapi juga milik saya. Saya diberitahu hanya saya, Sir Alex, dan Giovanni Trapattoni yang memenangkan trofi dalam tiga dekade berbeda. Itu membuat saya merasa agak tua, tapi ini bagus untuk karier saya!
"Sekarang saya akan pergi berlibur dan duduk di pantai untuk memikirkan semua ini sebentar," ucap pelatih yang dijuluki The Special One itu.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kelima untuk Mourinho
Ini adalah turnamen UEFA pertama untuk Roma, tetapi yang kelima buat Jose Mourinho. Pria Portugal itu juga memenangkan Piala UEFA pada 2003, Liga Champions 2004 dan 2010, serta Liga Europa 2017.
Mourinho juga menjadi pelatih saat klub Italia yang terakhir kali menjuarai kompetisi Eropa, yakni Inter Milan pada 2010. "Hal hebat dalam karier saya adalah, selain Liga Europa bersama Manchester United, melakukannya bersama Porto, Inter, dan Roma adalah hal yang sangat, sangat, sangat istimewa," kata Mourinho.
"Menang adalah satu hal ketika semua orang mengharapkannya. Ketika Anda melakukan investasi untuk menang, tetapi menang adalah hal lain ketika sesuatu tetap abadi, itu terasa sangat istimewa."
"Saya memikirkan diri saya sendiri, tentu saja, tetapi di atas semua itu, para penggemar Roma yang dapat merayakan malam ini, menikmati diri mereka sendiri, dan mengingat malam ini selamanya," ujar Mourinho menambahkan.
Advertisement
Romanista sejati
Mourinho ditanya apakah dia merasa seperti seorang Romanista sejati malam ini. "Tentu saja saya merasa seperti seorang Romanista, tetapi itu mungkin cara saya bekerja."
"Saya adalah penggemar Porto, penggemar Inter, penggemar Chelsea, saya tergila-gila dengan Real Madrid, saya sekarang adalah penggemar Roma, saya milik semua klub itu karena kami memiliki momen-momen ini bersama."
"Malam ini, dengan segala hormat untuk semua klub tempat saya bekerja sebelumnya, saya 100 persen Romanista, karena para penggemar ini benar-benar luar biasa," pungkas Mourinho.