Harga Emas Dunia Hari Ini Melemah Usai The Fed Ambil Kebijakan Agresif

Komitmen The Fed untuk menaikkan suku bunga telah mempengaruhi sedikit harga emas dunia.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Mei 2022, 06:44 WIB
Ilustrasi Harga Emas Dunia Hari Ini. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia hari ini tergelincir di mana investor memfokuskan setelah risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve AS menunjukkan bahwa bank sentral kemungkinan akan tetap berada di jalur kenaikan suku bunga.

Melansir laman CNBC, Jumat (27/5/2022), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.851,57 per ounce. Harga emas berjangka AS naik tipis 0,2 persen menjadi USD 1.849,8.

Komitmen The Fed untuk menaikkan suku bunga telah mempengaruhi sedikit harga emas dunia. " Dengan beberapa keuntungan yang diambil, dan harga bisa turun menjadi USD 1.820 atau lebih," kata Brian Lan, Direktur Pelaksana di dealer GoldSilver Central.

Emas memangkas beberapa kerugian yang didorong menguatnya Dolar AS setelah catatan dari pertemuan Fed menyarankan bank sentral tidak akan menjadi lebih agresif di bulan Mei.

Dan akan menaikkan suku bunga lagi sebesar 50 basis poin pada bulan Juni dan Juli untuk memerangi inflasi.

"Namun, dalam jangka panjang, investor yang mengetahui bahwa resesi sedang mengancam akan mencari sesuatu yang bernilai tinggi yang dapat menopang mereka melalui periode ini, dan emas akan bersinar," kata Lan.

Suku bunga dan imbal hasil obligasi jangka pendek AS yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan, yang tidak menghasilkan apa-apa. Emas, bagaimanapun, dilihat sebagai aset safe-haven selama krisis keuangan.

"Itu positif untuk emas bahwa Fed akan melakukan dua kenaikan setengah poin lagi dan kemudian menunggu untuk melihat dampak ekonominya, sehingga respons emas cukup mengecewakan," kata Michael McCarthy, kepala strategi di Tiger Brokers, Australia.

SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya naik 0,2 persen menjadi 1.069,81 ton dari 1.068,07 ton pada hari sebelumnya.

Harga perak di pasar spot naik sedikit sebesar 0,1 persen menjadi USD 21,99 per ounce. Sementara harga platinum meningkat 0,2 persen dan paladium melonjak 0,5 persen menjadi USD 2.015,72.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harga Emas Dunia Kemarin

Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Harga emas turun pada perdangan Rabu dan menghentikan penguatan selama lima sesi perdagangan secara beruntun. Pelemahan harga emas ini karena kembali menguatnya dolar AS.

Dolar AS menguat setelah risalah dari pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada Mei menunjukkan bahwa sebagian besar anggota the Fed percaya kenaikan suku bunga setengah poin diperkirakan cukup tepat untuk dijalankan pada Juni dan Juli.

Mengutip CNBC, Kamis (26/5/2022), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen ke level USD 1.853,73 per ounce pada pukul 16.22 ET. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,7 persen ke level USD 1.852,5 per barel.

Indeks Dolar AS naik 0,3 persen setelah mencapai level terendah dalam sebulan pada perdagangan Selasa. Nilai tukar dolar AS yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

The Fed telah merilis hasil rapat yang berlangsung pada Mei ini. Semua peserta pada pertemuan kebijakan yang berlangsung pada 3 - 4 Mei mendukung kenaikan suku bunga Fed 50 basis poin bulan ini untuk memerangi inflasi.

 


Inflasi

Ilustrasi Harga Emas

Seluruh anggota the Fed sepakat bahwa inflasi merupakan ancaman utama bagi kinerja ekonomi dan kenaikannya berisiko sangat cepat jika tanpa tindakan bank sentral.

"Pelaku pasar terpaku pada rapat the Fed untuk kenaikan suku bunga. Jika risalah memberi sinyal beberapa kenaikan suku bunga lagi, itu bisa melukai emas. Tetapi jika The Fed mengambil nada hati-hati itu akan menjadi kabar baik untuk emas,” kata analis senior OANDA Edward Moya.

Meskipun emas sering dilihat sebagai instrumen lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga mengikis daya tarik karena cenderung mengangkat imbal hasil obligasi. Dengan begitu emas harus bersaing dengan obligasi.

Presiden the Fed Atlanta Raphael Bostic pada Selasa memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga cepat dapat menciptakan dislokasi ekonomi yang signifikan.

Di luar the Fed, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mendapatkan sekutu untuk menjalankan rencana kenaikan suku bunga dari wilayah negatif musim panas ini.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya