Cuaca Besok Sabtu 28 Mei, Jakarta, Depok, Tangerang Berawan Pagi Hari

Lewat peringatan dini cuaca, BMKG juga mengungkap adanya potensi hujan diselingi petir dan angin kencang di sejumlah kota penyangga Jakarta.

oleh Maria Flora diperbarui 27 Mei 2022, 08:45 WIB
Ilustrasi Cuaca Jakarta Cerah Berawan

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap cuaca berawan selimuti DKI Jakarta, Sabtu pagi, 28 Mei 2022. 

Siang hari hujan ringan turun di wilayah selatan dan timur Ibu Kota, sementara lainnya diperkirakan cerah hingga cerah berawan.

Sedangkan untuk keempat kota penyangga Jakarta, cuaca cerah tersebut terjadi di Depok dan Bogor, Sabtu pagi. Tangerang dilaporkan berawan pada siang hari. 

Lewat peringatan dini cuaca, BMKG juga mengungkap adanya potensi hujan diselingi petir dan angin kencang.

"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada rentang waktu antara pagi hingga malam hari di Kab. dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab. dan Kota Bekasi," ungkap BMKG. 

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Jakarta Barat  Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat  Berawan  Cerah  Berawan
 Jakarta Selatan  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Timur  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Utara  Berawan  Cerah  Berawan
 Kepulauan Seribu  Berawan  Cerah  Berawan
Bekasi Cerah Berawan Cerah Hujan Ringan
Depok  Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
Bogor  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
Tangerang  Berawan  Berawan  Hujan Ringan

Sensor Fleksibel dan Ekonomis untuk Pelaporan Cuaca Dikembangkan

Arus kendaraan melintas saat hujan disertai angin kencang terjadi di Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022). BMKG memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang akan terjadi hingga April ini di wilayah Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Semetara itu, tim peneliti dari Osaka Metropolitan University dan University of Tokyo tengah  mengembangkan lembaran sensor yang dapat disisipkan dan ringan guna mengantisipasi kejadian cuaca buruk.

Lembaran itu menampilkan sensor resistif fleksibel dan analisis komputasi reservoir.

Sebagai perangkat tunggal, ia memungkinkan pengukuran volume rintik hujan dan kecepatan angin secara real-time. Selain itu, ia juga dapat melaporkan informasi cuaca saat ia dipasang misalnya pada payung, mobil, atau rumah.

"Temuan ini membuka pendekatan ekonomis untuk pelaporan cuaca, yang berkontribusi pada kesiapsiagaan bencana dan keselamatan masyarakat yang lebih besar," ujar Kuniharu Take, profesor di Osaka Metropolitan University dan peneliti utama di riset ini dikutip dari Eurekalert pada Selasa (17/5/2022).

Untuk menentukan volume hujan, sensor mengukur hambatan listrik yang dihasilkan ketika tetesan air hujan mengenai permukaannya. Sensor dilapisi oleh lembaran silikon superhidrofobik yang terbuat dari polydimethylsiloxane (PDMS), yang diresapi dengan graphene dan diproses lebih lanjut dengan laser.

Silikon superhidrofobik menolak tetesan air, yang memastikan daya tahan dan stabilitas sensor. Sementara tekstur laser memungkinkan kontrol dan pengukuran konstan terhadap perilaku tetesan air, baik itu statis (diam), meluncur, memantul, atau membelah pada permukaan sensor. 


Smartphone Bisa Bantu Tingkatkan Prakiraan Cuaca

Langit biru menghiasi kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Kamis (18/2/2021). Jika cuaca cerah, kawasan Monumen Nasional, Jakarta seringkali dihiasi langit yang membiru. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sejumlah besar data GPS dari smartphone dan perangkat navigasi satelit dapat membantu meningkatkan pemahaman umum tentang fenomena cuaca dan membuat model prakiraan ini lebih presisi. Untuk tujuan ini, proyek CAMALIOT diluncurkan.

CAMALIOT

Mengutip Eurekalert, CAMALIOT adalah aplikasi smartphone berbasis Machine Learning yang bertujuan membangun infrastruktur untuk pengumpulan observasi dalam skala besar dari berbagai jenis dan kualitas penerima berkemampuan GPS.

Infrastruktur ini sedang dikembangkan oleh kelompok peneliti dari Benedikt Soja, profesor Geodesi Luar Angkasa di Departemen Teknik Sipil, Lingkungan, dan Geomatika di ETH Zurich, Swiss.

Aplikasi CAMALIOT memungkinkan pengguna mengakses dan mengumpulkan data satelit GPS mentah dari masing-masing smartphone, memanfaatkan frekuensi ganda dan chipset mult-konstelasi yang sekarang tersedia di smartphone Android modern.

Aplikasi ini dirancang oleh IIASA, di mana Linda See, seorang peneliti di Novel Data Ecosystems for Sustainability Research Group, melakukan supervisi atas proyek tersebut.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya