Saham ASHA Melejit 35 Persen saat Perdagangan Perdana di BEI

Direktur BEI, Kristian S. Manullang mengatakan, PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) menjadi perusahaan tercatat ke-21 pada 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Mei 2022, 10:27 WIB
Pencatatan perdana saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA), Jumat (27/5/2022) (Foto: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini di papan pengembangan dengan kode saham ASHA.

Direktur BEI, Kristian S. Manullang mengatakan, perusahaan menjadi perusahaan tercatat ke 21 pada 2022. Capaian ini merupakan bagian dari kerja keras segenap manajemen dan karyawan PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk sehingga bursa juga mengapresiasinya.

Di sisi lain, pencatatan ini menjadi langkah sebagai langkah awal perusahaan untuk lebih besar lagi.

"Bursa berharap PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk sebagai perusahaan tercatat akan merealisasikan rencana atas prosit yang telah dihimpun. Semakin maju, serta terus menjaga transparansi dan akuntabilitas operasional perusahaan,” kata Kristian dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham ASHA, Jumat (27/5/2022).

BEI juga akan senantiasa mendukung perusahaan tercatat untuk mencapai kinerja tebriknya  sehingga dapat diberikan atribusi optimal kepada para stakeholders.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Cilacap Samudera Fishing Industries Tbk, William Sutiyoso menghaturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kelancaran pencatatan saham perusahaan di BEI. Perseroan berdiri pada 1999, adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri perikanan yang terintegrasi.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Arti Kode Saham ASHA

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lini bisnis perseroan terdiri dari kapal perikanan, docking kapal, unit pengolahan ikan beku untuk frozen food, court channel logistik dan perdagangan ikan, baik untuk pasar ekspor maupun pasar domestik.

"Terlepas adanya pandemi covid-19, sales kami cukup baik di pasar luar negeri maupun dalam negeri. Sales kami naik signifikan di pasar global terutama dua tahun terakhir ini. Ini menandakan bahwa sektor komoditas pangan tetap konsisten dan dibutuhkan oleh masyarakat global,” kata dia.

Menariknya, kode saham PT Cilacap Samudera fishing industries Tbk rupanya memiliki arti tersendiri. Menurut William, kode ticker ASHA dalam bahasa Arab kuno mengandung arti filosofi kebangkitan dan harapan.

“Ini menjadi pemantik semangat kami untuk memajukan industri perikanan Indonesia di pasar global. Hal ini sejalan dengan visi kami yaitu menjadi perusahaan yang menjembatani produk Perikanan Indonesia ke pasar dunia,” imbuhnya.

Perseroan optimistis potensi produk perikanan di dalam negeri masih sangat besar. Di saat bersamaan, perseroan juga yakin pemerintah selalu mendukung industri perikanan untuk menjadi yang tepat di sektor pangan. Sehingga ia tak ragu mengajak calon investor untuk ikut menabung saham PT Cilacap Samudera fishing industries Tbk.


Saham ASHA Melambung 35 Persen

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada perdagangan perdana, saham ASHA melonjak signifikan. Saham ASHA dibuka naik Rp 35 atau 35 persen ke posisi Rp 135 per saham. Saham ASHA berada di level tertinggi Rp 135 dan terendah Rp 99 per saham. Total frekuensi perdagangan 26.720 saham.

Total volume perdagangan 562.372 saham. Nilai transaksi saham Rp 70,7 miliar. Pada pukul 09.46 WIB, saham ASHA naik 35 persen ke posisi Rp 135.

Penguatan saham ASHA ini seiring dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG naik 1,6 persen ke posisi 6.991. Indeks LQ45 melonjak 1,67 persen ke posisi 1.026. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.

IHSG berada di level tertinggi 6.997,07 dan terendah 6.938,29. Sebanyak 327 saham menguat dan 157 saham melemah. Total frekuensi perdagangan 418.373 kali dengan volume perdagangan 7,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 4,5 triliun.


Patok Harga Rp 100 per Saham

Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk, perusahaan bergerak di bidang perdagangan besar hasil perikanan menetapkan harga penawaran Rp 100 per saham.

Harga penawaran yang ditetapkan itu berada di batas bawah dalam kisaran harga sebelumnya Rp 100-Rp 125 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip prospektus perseroan di laman e-ipo.co.id, ditulis Jumat (20/5/2022), PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk menawarkan saham perdana 1,25 miliar saham yang merupakan saham baru yang berasal dari portepel. Jumlah saham itu setara 25 persen dari modal yang telah ditempatkan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Dengan harga penawaran yang ditetapkan, perseroan meraup dana IPO sekitar Rp 125 miliar.

Dana hasil IPO itu antara lain digunakan untuk modal kerja perseroan seperti pembelian persediaan ikan Rp 75 miliar. Kemudian sebesar Rp 28 miliar untuk pembelian 99,97 persen saham PT Jembatan Lintas Global yang bergerak dalam bidang perikanan. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan untuk biaya operasional kantor dan kapal.

Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia dan PT KGI Sekuritas Indonesia.

Setelah IPO, pemegang saham Cilacap Samudera Fishing Industryantara lain PT Asha Fortuna Corpora sebesar 30 persen, PT Mestika Arta Dirga sebesar 15 persen, PT Inti Sukses International sebesar 15 persen, Erlin Sutioso sebesar 7,5 persen, Ervin Sutioso sebesar 7,5 persen dan masyarakat sebesar 25 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya