RUPST BSI Rombak Susunan Pengurus, Ini Daftar Terbarunya

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) merombak susunan direksi dan komisaris pada Jumat, 27 Mei 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Mei 2022, 21:15 WIB
Nasabah menunggu di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat, (27/5/2022). Dalam RUPST Bank Syariah Indonesia tersebut, pemegang saham menyetujui perubahan manajemen.

Pemegang saham memutuskan untuk mengangkat Bob Tyasika Ananta sebagai Wakil Direktur Utama (Wadirut) BSI. Sebelumnya, Wadirut BSI dijabat dua direksi yaitu Wadirut I BSI Ngatari, dan Wadirut II BSI Abdullah Firman Wibowo. Pemegang saham BSI juga memutuskan mengangkat Zaidan Novari menjadi Direktur Wholesale Transaction Banking menggantikan Kusman Yandi.

Kemudian mengangkat Moh. Adib menjadi Direktur Treasury & International Banking, serta mengangkat Ngatari sebagai Direktur Retail Banking BSI.  

Selain itu, pemegang saham BSI juga memutuskan untuk mengangkat Mohammad Nasir sebagai Komisaris Independen menggantikan posisi Bangun Sarwito Kusmulyono, serta mengangkat Nizar Ali sebagai Komisaris.

Dengan demikian, susunan manajemen perseroan terkini menjadi sebagai berikut:  

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama/Independen: Adiwarman Azwar Karim

Wakil Komisaris Utama/Independen: Muhammad Zainul Majdi

Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat

Komisaris Independen: Mohamad Nasir

Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan

Komisaris: Masduki Baidlowi

Komisaris: Imam Budi Sarjito

Komisaris: Sutanto Komisaris: Suyanto

Komisaris: Nizar Ali  

 

Dewan Direksi:  

Direktur Utama: Hery Gunardi

Wakil Direktur Utama: Bob Tyasika Ananta

Direktur Wholesale Transaction Banking: Zaidan Novari

Direktur Retail Banking: Ngatari

Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna

Direktur Information Technology: Achmad Syafii

Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti

Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi

Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho

Direktur Treasury & International Banking: Moh. Adib

 

Adapun susunan dewan pengawas syariah:

Ketua : Dr. KH. Hasanudin, M.Ag

Anggota : Dr. H. Mohamad Hidayat, MBA, MH

Anggota : Dr. H. Oni Sahroni, M.A

Anggota : Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, MS

"Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan menjadikan pengurus perseroan semakin solid dan mampu membawa Bank Syariah Indonesia semakin berperan dalam pertumbuhan perbankan syariah untuk go global," ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (27/5/2022).

Perubahan susunan pengurus perseroan itu diharapkan semakin mendukung akselerasi bisnis BSI, Sehingga mendukung langkah pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Di antaranya melalui berbagai program strategis BSI, baik penyaluran pembiayaan untuk sektor usaha kecil dan menengah (UMKM), dukungan pembiayaan kepada aktivitas usaha yang mengedepankan prinsip lingkungan (green financing) sebagai komitmen BSI dalam menerapkan prinsip Environment, Social dan Governance (ESG). 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tebar Dividen 2021

Pekerja menghitung uang di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyetujui pembagian dividen tunai Rp 757 miliar. Besaran dividen tunai itu setara 25 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2021.

Selain itu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BSI yang digelar Jumat, 27 Mei 2022 juga menetapkan 20 persen laba bersih perseroan tahun buku 202 sebagai cadangan wajib perseroan. Sisanya sebanyak 55 persen dari laba bersih tahun lalu dialokasikan sebagai laba ditahan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, sepanjang tahun lalu pada tahun pertama sejak merger pada 1 Februari 2021, BSI mampu menunjukkan kinerja yang solid dengan membukukan laba bersih sebesar Rp3,02 triliun, naik 38,45 persen secara year on year (yoy).

"Atas dasar pencapaian kinerja yang solid di tahun lalu, BSI memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 25 persen  atau senilai Rp757 miliar. Adapun sebesar 20 persen disisihkan sebagai cadangan wajib dan sisanya sebesar 55 persen  dialokasikan sebagai laba ditahan," ujar Hery, Jumat, 27 Mei 2022.

Adapun dividen yang akan dibagikan ini sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp 18,41 per lembar saham. Hery menambahkan, pemberian dividen payout ratio sebesar 25 persen tersebut mempertimbangkan komitmen BSI untuk terus memberi nilai kepada shareholder dan menghadirkan value kepada stakeholder melalui rencana ekspansi bisnis ke depan.

"Keputusan tersebut juga mengindikasikan dukungan yang kuat dari pemegang saham kepada manajemen untuk mengakselerasi rencana ekspansi bisnis perusahaan,” imbuh Hery.

 


Kinerja BSI

Pekerja melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Dirut BSI Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi tiga bank syariah BUMN yakni Bank BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri telah dilaksanakan sejak Maret 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat kinerja positif pada tahun pertama sejak merger pada Februari 2021. Bank Syariah Indonesia meraih laba bersih Rp 3,03 triliun atau naik 38,42 persen secara year on year (YoY).

Perolehan kinerja positif tersebut seiring konsistensi BSI membangun pondasi, transformasi digital dan pengembangan ekosistem halal di Indonesia

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menuturkan, pihaknya akan terus berkomitmen menjaga kinerja yang terus bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

“Kami akan terus fokus menumbuhkan bisnis syariah yang berkelanjutan dan sehat, mengedepankan fee based dan akselerasi digital, serta membangun pondasi yang kokoh untuk pengembangan ekosistem halal di Indonesia dan kancah global,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 2 Februari 2022.

Ia menambahkan, pembukaan kantor representatif BSI Di Dubai pada awal 2022 akan menjadi kado istimewa dan hub bagi perbankan syariah nasional.

Hery menuturkan, kinerja BSI yang gemilang pada tahun pertamanya disokong oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen yaitu konsumer, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), gadai emas hingga kartu pembiayaan.

Perseroan pun mampu mengoptimalkan penghimpunan dana murah. Kinerja apik itu tak lepas pula dari akselerasi digitalisasi yang dilakukan perseroan.

 


Total Penyaluran Pembiayaan

Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hery menuturkan, total penyaluran pembiayaan mencapai Rp171,29 triliun atau naik sekitar 9,32 persen secara YoY dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp156,70 triliun.

Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp82,33 triliun, naik sekitar 19,99 persen secara YoY dari sebelumnya yang sebesar Rp 68,61 triliun.

Disusul pembiayaan gadai emas yang bertumbuh 12,92 persen secara YoY. Sementara itu pembiayaan mikro tumbuh 12,77 persen dan pembiayaan komersial tumbuh 6,86 persen. Dari sisi kualitas pembiayaan, BSI mencatatkan NPF Nett yang membaik menjadi 0,87 persen pada Desember 2021.

"Akselerasi digital menjadi kunci kami untuk terus bergerak mengikuti perubahan perilaku nasabah yang serba dinamis, cepat dan aman,” ujar dia.

Ia menambahkan, pihaknya ingin mempertahankan dan terus menumbuhkan kinerja positif ini ke depan. Sehingga perseroan bisa menjadi tokoh utama dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air.

"Dengan hadirnya BSI, ekonomi syariah bukan sekadar alternatif, namun menjadi salah satu pondasi utama perekonomian Indonesia,” tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya