Liputan6.com, Semarang - Emak-emak di Jawa Tengah (Jateng) perlahan tapi pasti mulai melek teknologi. Salah satunya memakai aplikasi digital untuk meningkatkan omzet warung kelontong milik mereka.
Salah satu startup yang memberikan dukungan bagi para perempuan wirausaha agar usahanya dapat bertahan dan berkembang adalah Dagangan. Lewat aplikasinya, para ibu rumah tangga, khususnya pelaku wirausaha, dapat menghemat waktu yang dibutuhkan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan, seperti sembako dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Muntayah (41) dan Yuliati (39) adalah dua orang ibu rumah tangga yang berwirausaha dengan membuka warung kelontong. Seperti perempuan wirausaha lainnya, mereka mengalami kendala yang membuat perkembangan usaha tersendat.
Baca Juga
Advertisement
Apalagi keduanya tinggal di daerah yang jauh dari kota besar. Mereka kemudian menggunakan aplikasi Dagangan untuk membantu mengatasi kendala dalam usahanya.
Muntayah adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha warung di Desa Krincing, Dusun Tawang, Kabupaten Magelang. Sebagai seorang istri dan ibu dari tiga orang anak yang masih kecil, keterbatasan waktu adalah salah satu tantangan terbesar dalam mengelola usahanya.
Momen berbelanja ke pasar untuk membeli barang-barang yang akan dijual di warungnya menjadi sangat merepotkan bagi Muntayah. Selain karena harus membawa serta sang anak, ia juga harus menutup warung saat pergi berbelanja karena tidak ada yang menjaga.
Karena itulah, ketika ia diperkenalkan dengan aplikasi Dagangan di akhir 2019, Muntayah langsung tertarik. Alasan utamanya adalah ia tak perlu lagi pergi ke pasar untuk berbelanja berbagai barang untuk dijual di warungnya. Cukup membelinya lewat aplikasi digital Dagangan, barang belanjaan akan diantar keesokan harinya tanpa tambahan ongkos kirim.
Selain itu, saat dibandingkan, ternyata harga-harga barang yang ditawarkan di aplikasi e-commerce Dagangan banyak yang lebih murah dibandingkan harga di pasar.
“Sekarang berbelanja untuk isi warung jadi lebih mudah dan murah. Saya juga bisa berbelanja tanpa meninggalkan rumah dan menutup warung,” ujarnya, Sabtu (28/5/2022).
Saksikan video pilihan berikut ini:
Lebih Lancar
Senada dengan Muntayah, Yuliati juga merasa usahanya menjadi lebih lancar dan mudah sejak menggunakan aplikasi Dagangan. Tak hanya itu, omset penjualannya pun meningkat karena semakin banyak barang yang bisa dijual di warungnya dengan harga yang lebih murah.
“Warga sekitar sini jadi banyak yang berbelanja di warung saya karena harganya lebih murah,” tutur perempuan asal Desa Tempelsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman ini.
Yuliati pertama kali mengenal aplikasi Dagangan dari media sosial. Ia awalnya tertarik karena aplikasi ini sangat memudahkan karena ia tidak perlu repot berbelanja ke pasar dan harga barang-barang yang ditawarkan pun cenderung lebih murah. Selain itu, ia mendapatkan banyak keuntungan lain seperti reward points karena merupakan pengguna aktif.
Saat ini Yuliati sudah menggunakan aplikasi Dagangan selama 1,5 tahun. Sebelumnya, usaha warungnya sempat tersendat karena beberapa aplikasi marketplace yang ia gunakan tidak memberi hasil yang diharapkan.
Sampai akhirnya ia menggunakan aplikasi Dagangan, usahanya mulai berkembang.
“Dulu saya hanya punya modal Rp 1,5 juta untuk membeli barang-barang isi warung. Sekarang omset saya meningkat hingga Rp 44 juta,” ucap Yuliati.
Hingga saat ini, Dagangan telah melayani lebih dari 100.000 transaksi dan menjangkau lebih dari 10.000 desa di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dagangan akan terus memperluas cakupan operasionalnya, baik di Jawa maupun luar pulau, sehingga lebih banyak lagi penduduk rural di Indonesia yang dapat menikmati layanannya.
Advertisement