BI Ungkap Segudang Potensi Ekonomi Indonesia di Masa Depan, Apa Itu?

Indonesia punya potensi ekonomi domestik yang sangat tinggi, dilihat dari struktur penduduk usia mudanya hingga pendapatan menengah yang terus tinggi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Mei 2022, 11:20 WIB
Anak-anak dengan latar gedung bertingkat bermain di Jakarta, Sabtu (19/3/2022). Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat lebih tinggi, pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, dari pertumbuhan 3,69 persen pada 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti melihat, Indonesia punya segudang potensi ekonomi untuk terus dikembangkan ke depan. Proyeksi itu didapatnya pasca Indonesia sukses meraih pertumbuhan ekonomi positif 5,01 persen secara tahunan (year on year) pada kuartal I 2022.

"Kalau kita lihat, kelompok ekonomi masyarakat menengah atas telah mulai pulih daya belinya. Utamanya kalau kita lihat untuk jenis-jenis fashion, fast moving consumer goods, ataupun untuk gadget, elektronik, dan kebutuhan lainnya," ungkapnya dalam acara Karya Kreatif Indonesia atau KKI 2022, Sabtu (28/5/2022).

"Saya rasa ini jadi salah satu potensi yang bisa kita kembangkan ke depan dalam rangka meningkatkan perekonomian domestik kita," kata Destry.

Masih merujuk pada pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama tahun ini, Destry menilai itu sangat didorong oleh ekonomi domestik. Utamanya oleh konsumsi masyarakat, dan investasi non bangunan.

Menurut dia, Indonesia punya potensi ekonomi domestik yang sangat tinggi, dilihat dari struktur penduduk usia mudanya, pendapatan menengah yang terus tinggi, Indonesia menjadi salah satu pasar yang sangat potensial.

"Juga dilihat dari sumber daya yang kita miliki, apakah itu sumber daya manusia ataupun sumber daya alam, maka kita juga menjadi salah satu produser yang akan terbaik," imbuh Destry.

Tak kalah pentingnya, ia juga melihat peran vital pelaku UMKM bagi ekonomi Indonesia ke depannya. Dengan catatan, pelaku industri kecil menengah tersebut juga harus punya daya saing dan mau menjemput bola ke pasar luar.

"Kita tidak ingin hanya jago kandang, tapi harus masuk ke pasar global. Oleh karena itu, UMKM kita harus punya daya saing yang kuat untuk bisa menembus pasar global," desak Destry.

Dalam hal ini, Bank Indonesia tentunya bakal turut mengoptimalkan peran beberapa kantor perwakilannya di luar negeri, agar bisa jadi penghubung antara UMKM yang berpotensi di Indonesia untuk bisa menembus pasar global.

"Tentunya ini akan baik, karena kita berharap UMKM nantinya akan menjadi salah satu sumber pendapatan devisa negara," pungkas Destry.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Merata di Seluruh Wilayah Indonesia

Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2022 merata di seluruh daerah. Hal tersebut diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi Pers APBN KiTa Mei, Senin (23/5/2022).

"Pertumbuhan (ekonomi) kuartal satu ini adalah cukup merata di seluruh sektor dan di seluruh daerah. Kalau kita lihat dari daerah tidak hanya pulau Jawa saja yang tumbuh di atas 5 persen itu yang bagus," katanya, Jakarta, Senin (23/5/2022).

Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi berada di atas 5 persen. Sementara Maluku dan Papua melesat di atas 10 persen. Sementara itu, Bali dan Nusa Tenggara masih di level 3,42 persen.

"Ini kita harapkan akan terus tinggi tapi ini sudah merupakan perbaikan yang luar biasa atau membaik dibandingkan kondisi dua tahun terakhir. Bali yang selama ini sangat terpukul, sementara Kalimantan juga di 3,2 persen ini sudah selalu zonanya positif terus namun mestinya Bisa lebih tinggi lagi," katanya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, perbaikan harga komoditas turut memberikan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut pun mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi secara nasional.

"Komoditas yang membaik dan juga dari sisi pertumbuhan antar daerah menggambarkan adanya pemulihan yang cukup merata, dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik dan kondisi aktivitas masyarakat yang terus pulih," tandasnya.

 


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,01 Persen di Kuartal I 2022

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen. Angka ini mengalami kontraksi 0,96 persen dibandingkan pada kuartal IV-2021 yang pertumbuhannya 5,02 persen

"Dengan demikian pertumbuhan ekonomi kuartal I secara kuartal mengalami kontraksi 0,96 persen dibandingkan dengan kuartal IV-2021 dan ekonomi indonesia tumbuh 5,01 persen secara tahunan," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (9/5).

Margo menjelaskan kontraksi tersebut disebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 berada di posisi low base effect. Sebab pada tahun tersebut pertumbuhannya terkoneksi 0,70 persen.

"Tingginya angka pertumbuhan ini selain karena aktivitas ekonomi, karena low base effect kuartal I yang terkontraksi 0,70 persen," kata dia.

Sementara itu, ekonomi Indonesia bila dihitung berdasarkan PDB pada kuartal I-2022 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 4513 triliun. Sedangkan bila berdasarkan harga konstan Rp 2819,6 triliun.

Adapun faktor pendukung pertumbuhan ekonomi tersebut antara lain kapasitas produksi industri pengolahan sebesar 72,54 persen. Indeks penjualan ritel dini tumbuh meyakinkan 12,17 persen.

Dari PMI manufaktur mencapai level 51,77 persen, lebih tinggi dari Q1-2021 sebesar 50,01 persen. PLN juga melaporkan konsumsi listrik industri ini tumbuh meyakinkan sebesar 15,44 perse.

"Artinya aktivitas sektor industri mengalami pertumbuhan," kata dia.

Impor barang modal dan produksi ini tumbuh pada kuartal I-2022. Barang modal tumbuh 30,68 persen, bahan baku tumbuh 33,4 persen dan barang konsumsi tumbuh 11,77 persen.

 

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya