Saat 'Gamaik' Bergema di Gelora Bung Karno

Rasa sendu dan kerinduan akan kampung halaman tanah minang bercampur dengan canda tawa dan suka ria

oleh Novia Harlina diperbarui 28 Mei 2022, 12:00 WIB
Pagelaran Gamaik menjawab rasa rindu warga minang di Perantauan. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Suara akordion, biola, serta pukulan talempong, terdengar membahana, melantunkan irama yang kadang riang kadang sendu. 

Selepas Isya pada kamis malam (26/6/2022) pelataran parkir selatan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, tampak meriah. Penonton yang kebanyakan adalah perantau Minang tampak antusias. 

Sesekali mereka melamun terbawa irama dan lirik yang pilu, di lain kesempatan dengan wajah penuh rasa bahagia mereka asik bergoyang mengikuti riangnya alunan musik Gamaik

Rasa sendu dan kerinduan akan kampung halaman bercampur dengan canda tawa dan suka ria di GBK saat itu. 

Suasana seperti itu dibawa oleh SPD Sampai Hati, grup musik yang didatangkan dari ranah Minang untuk ‘bagamaik’ di GBK dalam rangkain iven Minangkabau di Tanah Rantau yang digelar oleh Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta Pusat. Iven itu sendiri berlangsung dari tanggal 23 sampai 29 Mei mendatang.  

Dalam penampilannya SPD Sampai Hati berkolaborasi dengan beberapa penyanyi Minang, seperti Saiful Kelana, Eva Kemala, Said Kumar, Susi, serta Kardi Tanjung. Mereka membawakan lagu-lagu gamaik yang pernah sangat populer. Mulai dari Kaparinyo sampai Perak-perak. 

Ketua DPRD Sumbar, Supardi, yang juga hadir pada acara tersebut turut menyumbangkan suara. Ia membawakan satu tembang gamaik berjudul Mangana Untuang. 

Selain menghibur penononton, SPD Sampai Hati juga memanfaatkan momentum tersebut untuk mengampanyekan pelestarian dan pengembangan gamaik. Di sela-sela penampilannya, pemandu acara berulangkali menyampaikan nilai penting gamaik sebagai warisan budaya yang telah diakui UNESCO. 

SPD Sampai Hati menyampaikan pesan agar para perantau agar ikut terlibat mengangkat kembali serta mengembangkan gamaik yang kondisinya saat ini sangat memprihatinkan. 

Saksikan video pilihan berikut ini


Pelestarian Budaya

Tak hanya pada orang rantau, mereka juga menghimbau orang di kampung serta pemerintah Sumbar untuk bekerja bersama memopulerkan kembali gamaik.

Grup musik yang kini ‘diasuh’ oleh Supardi ini memang tengah gencar mengampanyekan penyelamatan gamaik. Mereka merasa miris melihat salah satu kekayaan budaya itu kini nyaris terbenam.  

"Gamaik pernah sangat populer di Minang ini namun sempat juga mati suri. Baru belakangan ini gamaik kembali bergeliat. Cukup banyak grup gamaik yang bermunculan saat ini," kata Tati, salah satu musisi minang di SPD Sampai Hati, saat diwawancarai sebelum berangkat ke Jakarta.

Ferry YJ, salah satu musisi minang yang tergabung dalam SPD Sampai Hati, menekankan betapa kayanya nilai-nilai yang terkandung dalam gamaik. Tidak hanya unik secara musik, gamaik menurut Ferry juga membawa nilai-nilai multikulturalisme. Karena itulah menurutnya gamaik mesti dibawa kembali ke tengah gelanggang. 

Di samping itu, diperlukan juga dukungan di tataran kebijakan dan penganggaran. Supardi yang ikut berperan dalam memfasilitasi tampilnya SPD Sampai hati di GBK menggarisbawahi hal tersebut. Menurutnya “mengangkat kembali gamaik bukan hal yang mudah. Kita perlu dukungan dari banyak pihak, termasuk dukungan di level kebijakan dan penganggaran.”

Supardi juga menghimbau agar segenap pemangku kepentingan, mulai dari Dinas Budaya sampai Dinas Pariwisata untuk terus memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya seni tradisi seperti gamaik.

Malam ini, (27/6/2022) SPD Sampai Hati bakal kembali tampil di GBK. Selain menampilkan musi tradisi, iven Minang di Tanah Rantau juga di isi oleh kegiatan lainnya, seperti pasar kuliner Minangkabau. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya