Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir turut melaksanakan salat ghaib untuk melepas kepergian Buya Syafii Maarif, ulama sekaligus mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berpulang pada Jumat (27/5/2022) kemarin.
Pelaksanaan salat ghaib tersebut dilakukannya di Masjid At-Thohir, Los Angeles, Amerika Serikat. Cerita itu lantas dibagikan Erick Thohir melalui akun Instagram centang biru @erickthohir, Sabtu (28/5/2022).
Advertisement
Tak lupa, Erick Thohir pun melayangkan doa yang terbaik kepada Buya Syafii Maarif yang dianggapnya sebagai salah satu guru bangsa Indonesia.
"Allaahummaghfir la-hu warham-hu wa'afi-hi wa'fu ‘an-hu. Ya Allah, ampunilah almarhum, berilah Ia rahmat-mu, kesejahteraan, serta maafkanlah kesalahannya," tulis Erick Thohir.
Pada postingan terpisah, ia sempat mengenang masa-masa saat almarhum Buya Syafii Maarif giat menulis di kolom Resonansi milik koran Republika. Kala itu, Erick masih menjadi direktur utama di sana.
"Bukan sekali dua kali beliau menyumbangkan buah pemikirannya, melainkan 18 tahun lamanya sejak 2004 silam," kata Erick Thohir.
Atas dedikasi tersebut, Erick lantas tak ragu untuk memanggilnya sebagai Guru Bangsa, lantaran kegigihannya dalam menulis dianggap mampu membuka cakrawala berpikir yang lebih luas lagi bagi para pembacanya.
Erick kemudian mengenang sosok almarhum lewat tulisan terakhirnya pada 1 Maret 2022 lalu berjudul Serangan Umum 1 Maret 1949. Tulisan itu dinilai sebagai bukti cinta Buya Syafii Maarif kepada bangsa Indonesia.
"Ya Allah, beri kami kemampuan untuk dapat terus menjaga dan memajukan Indonesia, sebagaimana pesan Buya. Aamiin. Selamat jalan Buya...," ujar Erick Thohir seraya melantunkan doa.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buya Syafii Maarif di Mata Menko Airlangga: Sosok Berintegritas dan Menginspirasi
Buya Syafii Maarif atau Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif, ketua PP Muhammadiyah 1998-2005 meninggal dunia pada Jumat 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah, Gamping Yogyakarta. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Buya Syafii Maarif.
Dalam unggahannya di instagram @airlanggahartarto_official, Airlangga mengenang pribadi almarhum Buya Syafii sebagai sosok berintegritas yang selalu memberikan inspirasi. Dia pun mengaku menjadikan almarhum Buya Syafii sebagai panutan hidup.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, turut berduka atas berpulangnya sosok guru bangsa, panutan kita, dan sosok berintegritas yang selalu menginspirasi, Bapak Prof. Dr. K.H. Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii. Beliau adalah Ketua Umum Pusat Pengurus Muhammadiyah periode 1998-2005," tulis Airlangga, dikutip Sabtu (28/5).
Airlangga melanjutkan, foto yang diunggah tersebut merupakan pertemuan terakhirnya dengan Buya Syafii saat berkunjung ke kediamannya di Yogyakarta. Menurutnya, Buya saat itu, banyak memberikan pesan mengenai kesejahteraan sosial, integritas bangsa, dan kemajuan Indonesia.
Dia pun berharap, segala amal ibadah almarhum dapat diterima di sisi Allah SWT. Selain itu, Airlangga Hartarto juga berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Advertisement
Kenang Buya Syafii Maarif, Nadiem Makarim: Pesannya Membumikan Pancasila
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Ahmad Syafii Maarif pada Jumat, 27 Mei 2022. Ahmad Syafii yang akrab disapa Buya Syafii Maarif wafat dalam usia 86 di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman DI Yogyakarta.
Buya Syafii Maarif merupakan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Ia juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan tokoh toleransi di Indonesia.
Ada satu pesan Buya Syafii Maarif yang dikenang Nadiem, yakni membumikan Pancasila. Pesan tersebut terus menerus didorong oleh Kemendikbudristek yang diimplementasikan dalam Kurikulum Merdeka Belajar.
"Buya Syafii mengingatkan kita upaya untuk membumikan Pancasila. Ini sangat memerlukan gotong royong semua pihak, utamanya generasi muda," tutur Nadiem di Jakarta pada Jumat, 27 Mei 2022.
"Untuk itulah, Kemendikbudristek menghadirkan Kurikulum Merdeka sehingga mata pelajaran Pendidikan Pancasila bisa dipelajari melalui praktik dan pembelajaran berbasis projek. Hal ini akan memberikan hasil anak-anak kita dapat langsung mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila."