Liputan6.com, Jakarta - Usai mundur dari jabatan CEO, salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, pada Rabu pekan ini waktu setempat, juga mengundurkan diri dari dewan direksi di raksasa media sosial tersebut.
Rencana Dorsey untuk meninggalkan dewan direksi sudah ada semenjak dirinya cabut dari jabatan CEO beberapa waktu lalu.
Advertisement
Mengutip Tech Crunch, Sabtu (28/5/2022), perusahaan mencatat, Dorsey akan tetap berada di dewan direksi Twitter "sampai masa jabatannya berakhir pada rapat pemegang saham 2022."
Keluarnya Dorsey dari dewan direksi menandai penghujung dari sebuah era di Twitter, mengingat dia telah terlibat dalam perusahaan sejak mereka resmi didirikan.
Dorsey sendiri diketahui sudah menjauhkan diri dari platform media sosial yang ia dirikan bersama beberapa rekannya. Dia memilih untuk fokus ke Block, yang sebelumnya dikenal sebagai Square.
Terkait hal ini, Elon Musk, calon pemilik sah dari Twitter, ikut berkomentar soal mundurnya Jack Dorsey dari dewan direksi.
"Saya penggemar Jack btw. Berharap dia akan tetap di dewan, tetapi saya mengerti bahwa dia perlu pindah," kata Musk dalam sebuah cuitan di akun Twitter resminya.
Saat Musk membeli Twitter beberapa waktu lalu, Dorsey diketahui mengungkapkan dukungannya pada bos Tesla itu.
Tak cuma melalui sebuah cuitan, mantan CEO Twitter tersebut saat itu juga mengunggah Tweet yang merupakan tautan ke lagu Radiohead yang berjudul Everything In Its Right Place, di situs streaming musik Tidal.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Beri Dukungan ke Elon Musk
Menurut Dorsey, ide dan layanan adalah yang terpenting untuknya, dan dia mengklaim bakal melakukan apa pun untuk melindungi keduanya.
"Twitter sebagai perusahaan selalu menjadi satu-satunya masalah saya dan penyesalan terbesar saya. Itu sudah dimiliki oleh Wall Stret dan model periklanannya," kata Dorsey.
Dia lalu mengatakan, mengambilnya kembali dari Wall Street, adalah langkah pertama yang benar.
"Pada prinsipnya, saya tidak percaya siapa pun harus memiliki atau menjalankan Twitter. Dia ingin menjadi barang publik di tingkat protokol, bukan perusahaan," kata Dorsey.
"Memecahkan masalah dalam menjadi sebuah perusahaan, bagaimanapun, Elon adalah solusi tunggal yang saya percaya. Saya percaya misinya untuk memperluas cahaya kesadaran," imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Dorsey, keinginan Musk untuk menciptakan platform yang "terpercaya secara maksimal dan inklusif secara luas" adalah tujuan yang tepat.
Dorsey menambahkan, ini juga yang membuatnya memilih CEO Parag Agrawal. "Terima kasih untuk kalian berdua karena telah membawa perusahaan keluar dari situasi yang tidak mungkin. Ini adalah jalan yang benar... Saya percaya dengan sepenuh hati," pungkasnya.
Advertisement
Jack Dorsey Ogah Jadi CEO Twitter Lagi
Meski begitu, beberapa waktu lalu, Dorsey menegaskan bahwa dirinya ogah untuk kembali menjabat sebagai CEO, usai perusahaan dibeli oleh Elon Musk. "Tidak, saya tidak akan menjadi CEO lagi," tegasnya dalam sebuah Tweet.
Bantahan ini merupakan respons atas cuitan seseorang yang memprediksi Elon Musk akan kembali memimpin perusahaan yang didirikannya.
Mengutip The Verge, Kamis (12/5/2022), dalam respons lainnya, Jack Dorsey mengatakan: "Tidak ada yang seharusnya menjadi CEO Twitter."
Jack Dorsey mungkin mengacu pada Bluesky, sebuah proyek Twitter yang dimaksudkan untuk mengubah protokol terdesentralisasi, bukanlah jaringan sosial tradisional.
Jack Dorsey sang pendiri Twitter memiliki sejarah panjang sekaligus kontroversial dengan kepemimpinannya di Twitter.
Sebelumnya, dewan perusahaan pernah memecat Jack Dorsey dari perannya sebagai CEO pada 2008, dua tahun setelah dia membantu memulai Twitter.
Jack Dorsey kembali ke posisinya sebagai CEO Twitter pada 2015, setelah Twitter memiliki dua CEO lainnya. Selanjutnya, pada 2020, sekelompok investor di dewan Twitter mencoba mengganti Jack Dorsey dengan orang lain.
Digantikan Parag Agrawal
Sebelumnya, Jack Dorsey mau ditendang dari posisi CEO Twitter karena perhatiannya dianggap terbagi dua. Selain itu,di bawah kepemimpinannya, Twitter dianggap kurang inovasi.
Meski begitu, Dorsey tetap berhasil mempertahankan pekerjaannya. Namun pada November 2021, Jack Dorsey mengundurkan diri karena alasan yang tidak sepenuhnya jelas.
Setelah kepergian Jack Dorsey, pucuk kepemimpinan Twitter sebagai CEO diambil oleh Parag Agrawal. Namun pada titik ini, tampaknya kepemimpinan Agrawal di Twitter tidak akan lama.
Pasalnya, setelah Elon Musk membeli Twitter dan menjadikannya sebagai perusahaan pribadi, dikabarkan Elon Musk akan menjadi CEO Twitter sementara.
Meski begitu, Elon Musk adalah pria yang super sibuk. Saat ini ia harus menjalankan perannya di SpaceX dan Tesla, makanya kemungkinan Elon Musk akan mencari orang lain untuk mengambil alih Twitter.
Akan sangat masuk akal ketika orang mengira Jack Dorsey menjadi pilihan terbaik Elon Musk untuk memimpin Twitter.
(Dio/Ysl)
Advertisement