Jepang Kembali Izinkan Turis Asing Masuk Setelah Dua Tahun

Setelah tertutup dari turis selama dua tahun, Jepang akhirnya membuka perbatasannya untuk pengunjung dari 98 negara.

oleh Camelia diperbarui 29 Mei 2022, 12:01 WIB
Seorang wanita memakai masker berjalan di stasiun Shinagawa di Tokyo (18/1/2022). Jepang melaporkan rekor tertinggi infeksi Covid-19 baru yang dipicu oleh varian Omicron. (AFP/Philip Fong)

Liputan6.com, Jakarta Setelah tertutup dari turis selama dua tahun, Jepang akhirnya membuka perbatasannya untuk pengunjung dari 98 negara. Ini menandai momen paling signifikan sejauh ini dalam pelonggaran pembatasan masuk Covid-19 di negara itu.

 

Tetapi beberapa batasan akan tetap ada, termasuk persyaratan untuk mengunjungi negara itu sebagai bagian dari grup wisata. Jepang menerapkan beberapa rezim pengendalian virus terberat di dunia, dan melarang pengunjung asing dari Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda.

Pembatasan perjalanan telah dilonggarkan untuk penduduk asing dan pelancong bisnis, dan pemerintah baru-baru ini menaikkan batas kedatangan asing harian menjadi 20.000 mulai 1 Juni mendatang dilansir dari BBC.

Sejak pertengahan Maret, siswa internasional juga telah diizinkan masuk. Mulai 10 Juni, grup wisata akan diizinkan memasuki negara tersebut. Namun hampir 100 negara dan wilayah, termasuk Inggris, akan dibagi menjadi tiga kategori risiko yaitu merah, kuning dan biru yang akan menentukan apakah pengunjung dapat melewati tindakan karantina atau tidak, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.

Jepang sebagian besar tetap ditutup sejak 2020 karena pandemi Covid-19, sebuah langkah yang telah memukul industri pariwisata dengan keras. Sebagai bagian utama dari ekonomi Jepang, kedatangan turis turun lebih dari 90% pada tahun 2020 hampir menghapus pariwisata yang masuk. Agen perjalanan telah menanggapi dengan hangat berita tersebut.

"Kami terus melihat banyak minat untuk mengunjungi Jepang meskipun itu terlarang selama hampir dua tahun. Saya yakin akan ada lonjakan pemesanan segera setelah perbatasan dibuka sepenuhnya," kata Zina Bencheikh, direktur pelaksana dari Intrepid Travel. Operator tur lainnya mencatat biaya penutupan Jepang.

"Pemerintah Jepang sangat berhati-hati," kata James Greenfield, direktur pelaksana Japan Journeys.

"Mereka ingin turis pertama masuk dalam tur berpemandu dan kami siap melakukan ini dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membuat pelanggan kami senang dan mendapatkan kembali pendapatan setelah lebih dari dua tahun tanpa apa pun," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Turis Asing Harus Menggunakan Masker saat Mengunjungi Jepang

Seorang pria melewati papan penerbangan yang dibatalkan di bandara internasional Haneda Tokyo, Selasa (30/11/2021). Jepang melarang semua warga asing memasuki negaranya mulai Selasa (30/11) hingga sebulan ke depan untuk mengantisipasi penyebaran varian Covid-19 Omicron. (Philip FONG/AFP)

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan meminta turis asing untuk memakai masker wajah ketika mereka mengunjungi negara itu. Mereka juga harus mengikuti tindakan pencegahan lain terhadap Covid-19.

Fumio Kishida menyampaikan pernyataan itu pada Jumat, 27 Mei 2022. Kishida muncul sehari setelah dia mengatakan Jepang akan membuka perbatasannya untuk turis asing.

Dilansir dari Japan Today, Sabtu (28/5/2022), pembukaan itu pertama kalinya dalam sekitar dua tahun. Rencananya baru dimulai dari 10 Juni 2022 bagi mereka yang melakukan paket wisata dengan pemandu dan rencana perjalanan tetap, di tengah meredanya ketakutan akan virus corona.

"Kita harus meminta mereka mengikuti aturan Jepang dalam memakai masker," ujar Kishida dalam sidang Panitia Anggaran DPR.

Ia menambahkan, pemerintah akan meminta operator tur untuk memberi tahu wisatawan dari luar negeri untuk mematuhi instruksi. Mereka juga akan membujuk perusahaan, sekolah, dan entitas lain yang menerima warga negara asing untuk melakukan hal yang sama.

Pemerintah baru-baru ini mengatakan, mengenakan masker tidak selalu diperlukan di luar dan merekomendasikan orang untuk melepas masker mereka ketika mereka berada lebih dari dua meter dari orang lain. Aturan itu mempertimbangkan panas dan kelembaban beberapa bulan mendatang dan peningkatan risiko sengatan panas.

Kementerian pariwisata berencana untuk membuat pedoman tentang langkah-langkah anti-virus untuk hotel dan industri lainnya. Hal itu dilakukan sebelum dimulainya kembali pariwisata masuk, pendorong utama ekonomi Jepang sebelum munculnya pandemi.


Pelonggaran Pembatasan

Seorang wanita yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona COVID-19 keluar dari gerbang stasiun kereta api di Tokyo, Jepang, Jumat (6/8/2021). Tokyo dalam keadaan darurat virus corona COVID-19 sejak pertengahan Juli. (AP Photo/Kantaro Komiya)

Kishida mengatakan, akan mempertimbangkan pelonggaran lebih lanjut pembatasan masuk negara itu. Nantinya dengan menerapkan langkah-langkah tersebut secara menyeluruh.

Jepang akan menggandakan mulai Rabu depan batas kedatangan harian menjadi 20.000. Dampak awal dari relaksasi pada ekonomi mungkin terbatas karena peserta tur yang akan datang akan dimasukkan dalam batas numerik.

Jepang telah dikritik di dalam dan luar negeri karena kontrol perbatasannya yang terlalu ketat. Terlebih adanya kekhawatiran yang masih muncul di antara pejabat pemerintah atas potensi munculnya kembali infeksi. Kemungkinan perlu waktu bagi negara itu untuk membuka kembali perbatasannya untuk wisatawan individu.

Di bawah skema saat ini, kedatangan wisatawan pada awalnya akan dibatasi untuk tur berpemandu dari daftar "biru" dari 98 negara dan wilayah yang memiliki risiko infeksi terendah. Beberapa negara itu termasuk Australia, Inggris, Cina, Thailand, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.


Syarat Masuk ke Jepang

Petugas berdiri di ruang kedatangan yang kosong di bandara internasional Haneda Tokyo, Selasa (30/11/2021). Jepang melarang semua warga asing memasuki negaranya mulai Selasa (30/11) hingga sebulan ke depan untuk mengantisipasi penyebaran varian Covid-19 Omicron. (Philip FONG/AFP)

Grup turis yang masuk ke Jepang masih harus mengikuti aturan lainnya. Pertama, mereka harus sudah dites negatif sebelum melakukan perjalanan ke Jepang.

Selain itu, mereka juga harus melakukan tes kembali setelah tiba. Hal itu berlaku untuk turis dari negara tertentu, meskipun telah vaksin tiga kali dengan karantina tiga hari bagi turis dari negara tertentu.

Kebijakan grup turis itu diyakini aktivitas turis bisa lebih mudah terpantau. Terlebih lagi untuk tetap menerapkan protokol kesehatan termasuk memakai masker.

Media lokal memberitakan batas harian orang yang bisa masuk Jepang akan digandakan menjadi 20.000 orang mulai Juni. Namun, bisa jadi kelompok wisata tidak masuk dalam kuota tersebut. Mengingat Jepang mencetak rekor 31,9 juta pengunjung asing pada 2019 dan telah berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuannya 40 juta pada 2020 sebelum pandemi melanda. 

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya