Harga Emas Pegadaian Hari Ini 29 Mei 2022 Lebih Murah, Cek Daftarnya

Harga emas yang dijual oleh PT Pegadaian (Persero) kompak turun pada Minggu 29 Mei 2022.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Mei 2022, 08:30 WIB
Pekerja menunjukkan emas di galeri 24 Pegadaian, Tangerang, Selasa (7/7/2020). Harga emas Pegadaian khusus batangan 1 gram cetakan Antam hari ini naik Rp 4.000 atau 0,42% ke level Rp 950.000/gram dari harga hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas Pegadaian hari ini lebih murah. Harga emas yang dijual oleh PT Pegadaian (Persero) kompak turun pada Minggu 29 Mei 2022.

Harga emas hari ini di Pegadaian pada turun jika dibandingkan perdagangan sebelumnya. Pegadaian menjual berbagai jenis emas yaitu emas Antam, Antam Batik, UBS hingga Retro.

Melansir laman resmi Pegadaian, Minggu (29/5/2022), harga emas Pegadaian jenis Antam ukuran 1 gram hari ini dibanderol di Rp 1.025.000. Sementara harga emas retro dipatok Rp 972.000 per gram.

Harga emas yang dijual oleh Pegadaian ini setiap harinya menyesuaikan dengan harga pasar emas dunia dan lokal.

Berikut rangkuman harga emas Pegadaian hari ini:

Harga Emas Antam 

- 0,5 gram = Rp 565.000

- 1 gram = Rp 1.025.000

- 2 gram = Rp 1.987.000

- 3 gram = Rp 2.955.000

- 5 gram = Rp 4.889.000

- 10 gram = Rp 9.720.000

- 25 gram = Rp 24.167.000

- 50 gram = Rp 48.251.000

- 100 gram = Rp 96.421.000

- 250 gram = Rp 240.777.000

- 500 gram = Rp 481.334.000

- 1000 gram = Rp 962.626.000

 

Harga Emas Antam Batik 

- 0,5 gram = Rp 638.000

- 1 gram = Rp 1.181.000

- 8 gram = Rp 8.944.000

 

Harga Emas Retro 

- 0,5 gram = Rp 519.000

- 1 gram = Rp 972.000

- 2 gram = Rp 1.925.000

- 3 gram = Rp 2.860.000

- 5 gram = Rp 4.752.000

- 10 gram = Rp 9.445.000

- 25 gram = Rp 23.477.000

- 50 gram = Rp 46.869.000

- 100 gram = Rp 93.654.000

- 250 gram = Rp 233.851.000

- 500 gram = Rp 467.477.000

- 1000 gram = Rp 934.910.000

 

Harga Emas UBS

- 0,5 gram = Rp 521.000

- 1 gram = Rp 977.000

- 2 gram = Rp 1.939.000

- 5 gram = Rp 4.789.000

- 10 gram = Rp 9.527.000

- 25 gram = Rp 23.770.000

- 50 gram = Rp 47.442.000

- 100 gram = Rp 94.846.000

- 250 gram = Rp 237.042.000

- 500 gram = Rp 473.526.000

- 1000 gram = -

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harga Emas Naik 2 Pekan Beruntun karena Pelemahan Dolar AS

Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemarin, harga emas naik pada perdagangan Jumat karena pelemahan dolar AS. Ini adalah kenaikan harga emas mingguan kedua setelah mengalami tekanan yang cukup dalam dampak kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang agresif.

Mengutip CNBC, Sabtu (28/5/2022), harga emas dunia di pasar spot naik 0,2 persen ke level USD 1.853,39 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,2 persen ke level USD1.851. Untuk minggu ini, harga emas ditutup naik 0,5 persen.

Analis mata uang DailyFX Ilya Spivak mengatakan, harga emas pada pekan ini menguat karena didukung oleh sedikit moderasi dalam ekspektasi pasar dari kebijakan moneter the Fed untuk tahun depan. Selain itu, penguatan harga emas juga disebabkan karena pelemahan dolar AS.

Ia melanjutkan, harga emas mampu melewati level psikologis di USD 1.830 per ounce. Kunci level berikutnya adalah sekitar USD 1.885 per ounce.

Risalah pertemuan the Fed yang berlangsung pada 3 - 4 Mei yang dirilis pada hari Rabu kemarin menyoroti, seperti yang diperkirakan pasar, bahwa sebagian besar anggota the Fed mendukung kenaikan suku bunga tambahan 50 basis poin pada pertemuan Juni dan Juli.

Sedangkan Indeks dolar AS jatuh dan mencetak penurunan mingguan kedua berturut-turut. Hal ini membuat emas batangan lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

"Kami membutuhkan sinyal yang lebih jelas bahwa data ekonomi yang sulit berubah menjadi masam bagi The Fed bahkan untuk berpikir tentang jeda (dalam pengetatan). Maka investor emas masih enggan untuk mendorong secara signifikan," kata Managing Partner di Manajemen Aset SPI Stephen Innes.

"Jika The Fed memberi sinyal jeda, maka emas akan bergerak jauh lebih tinggi, tetapi sampai mereka melakukannya, kita bisa melakukan trading range sebentar." tambah dia.


Prediksi Harga Emas Pekan Ini

Petugas menunjukkan sampel logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis, (23/7/2020). Usai cetak rekor ke posisi termahalnya di Rp 982 ribu, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Emas Antam) kembali turun Rp 5.000 menjadi Rp 977 ribu per gram pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga emas ditutup dengan melonjak pada pekan lalu. Kenaikan harga emas ditopang permintaan akan safe-haven di tengah kekhawatiran atas inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Harga emas berjangka Comex Juni terakhir diperdagangkan pada USD 1.841,40, naik 1,8 persen pada minggu lalu.

Memasuki minggu ini, aksi jual tajam di ruang ekuitas mungkin belum berakhir karena S&P 500 sekarang 20 persen dibawah tertinggi sepanjang masa pada Januari.

"Selama beberapa minggu terakhir, kami melihat pasar saham menjual dan emas mengikutinya. Tapi kemudian kami mendapatkan puncak jangka pendek dalam imbal hasil Treasury, yang membuka pintu bagi emas untuk berperilaku sebagai tempat yang aman," kata senior OANDA analis pasar Edward Moya, dikutip dari Kitco.com, Minggu (21/5/2022).

Menurut Moya, pasar saham A.S. masih dalam risiko. Kita bisa melihat satu penurunan besar terakhir, dan mungkin safe-haven emas diuji sekali lagi. Pasar khawatir apakah inflasi dan pertumbuhan dapat bereaksi cukup cepat terhadap kenaikan suku bunga Fed, kata kepala ekonom CIBC World Markets Avery Shenfeld.

Jika bukan itu masalahnya, The Fed akan dipaksa untuk meningkatkan jadwal pengetatan yang sudah agresif, catat Shenfeld. Itulah pukulan satu-dua yang sekarang dicemaskan oleh pasar ekuitas: tingkat yang lebih tinggi yang menurunkan kelipatan ekuitas, ditambah dengan resesi yang menghancurkan pendapatan.

“Jika, sebaliknya, dosis obat The Fed yang lebih kecil, dan penolakan konsumen terhadap harga yang lebih tinggi, membawa pendinginan sebelumnya, risiko resesi akan berkurang secara signifikan," katanya. 

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya