Liputan6.com, Jakarta - Samsung dikabarkan berencana untuk memangkas produksi HP Android miliknya dari di tahun 2022 ini.
Sebelumnya, perusahaan berbasis di Korea Selatan itu mengungkap akan memproduksi sekitar 310 juta unit smartphone di 2022.
Advertisement
Mengutip laporan berita ternama di Korea Selatan, Minggu (29/5/2022), Samsung bakal mengurangi angka produksi ponsel mereka sebesar 30 juta unit dari 310 juta ke 280 juta.
Adapun tiga faktor utama penurunan angka produksi ini adalah meningkatnya inflasi dan perubahan kebiasaan belanja konsumen.
Hal kedua adalah jumlah komponen yang masih terbatas, dan situasi panas antara Ukraina dan Rusia yang ternyata memberi dampak yang cukup signifikan.
Karena itu, perusahaan pun berencana untuk menyesuaikan produksi untuk seluruh lini ponsel buatan mereka mulai dari entry level hingga flagship.
Meskipun Samsung sempat memecahkan rekor pendapatan Q1, dan diperkirakan 73,7 juta pengiriman smartphone secara global, perusahaan harus menyesuaikan tujuannya.
Tak hanya Samsung, beberapa pemain besar lainnya seperti Apple juga dilaporkan mengurangi produksi dengan hanya memproduksi iPhone SE 20 persen lebih sedikit dari target pertamanya.
Sementara itu, perusahaan baru-baru ini membagikan pandangannya terhadap perkembangan teknologi jaringan, khususnya 6G.
Disampaikan dalam Samsung 6G Forum yang digelar secara daring, Samsung optimistis 6G akan memberikan pengalaman tertinggi bagi manusia, seperti dikutip dari siaran persnya, Kamis (19/5/2022).
"Kami membayangkan 6G akan memberikan pengalaman tertinggi bagi manusia dan segalanya melalui tingkat hyper-konektivitas berikutnya," kata Sebastian Seung, President and Head of Samsung Research.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemampuan Jarigan 6G
Seung menambahkan, ide tersebut berfungsi sebagai fondasi visi 6G dari Samsung. "Kami percaya bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mulai mempersiapkan 6G," imbuhnya.
Menurut Seung, membentuk 6G akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, seperti yang diperlihatkan dari generasi sebelumnya. Hal ini akan membutuhkan banyak diskusi dan kolaborasi di antara para pemain di industri dan akademisi.
Samsung 6G Forum (S6GF) online sendiri digelar dengan tema "The Next Hyper-Connected Experience for All" dan terbagi ke dalam dua sesi yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Samsung.
Jeffrey Andrews, profesor di University of Texas, Austin menyoroti, deep learning (DL) akan menjadi teknologi utama yang mendasari 6G, yang bisa memberikan kemajuan penting di banyak lapisan antarmuka udara (air interface).
Sementara, menurut SVP Charlie Zhang dari Samsung Research America mengatakan, sementara 6G masih di masa-masa awal, beberapa arah yang muncul mulai terbentuk dan mendapatkan momentum dalam akademisi dan industri yang sama.
Ini termasuk dukungan spektrum baru seperti mid-band atas dalam kisaran pita 7-24 GHz dan terahertz, teknologi antena baru, evolusi teknologi dupleks dan topologi jaringan, spectrum sharing, kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian asli dari desain protokol, dan lain-lain.
Advertisement
Dipercepatnya Penelitian Evolusi 5G dan 6G
SVP Takehiro Nakamura dari NTT Docomo juga menyoroti dipercepatnya penelitian yang berfokus pada teknologi dan layanan untuk evolusi 5G dan 6G di seluruh dunia.
SVP John Smee dari Qualcomm Technologies, Inc., menekankan, penelitian dan pengembangan nirkabel canggih di sepanjang berbagai vektor yang akan membawa inovasi disruptif dan mendorong batas teknologi, memungkinkan pengalaman pengguna baru dan yang ditingkatkan dengan 6G.
Tarik Taleb, profesor di Universitas Oulu, Finlandia, menyoroti bahwa Artificial Intelligence, Network Function Virtualization, Software-Defined Networking, dan Edge/Cloud computing membawa manfaat yang signifikan dalam hal mengurangi pengeluaran dan biaya operasional.
Mereka juga bermanfaat untuk fleksibilitas dalam pemasangan, dan waktu yang lebih cepat untuk memasarkan, dan menyebutkan bahwa 6G dapat memungkinkan jaringan seluler cloud-native.
Lebih lanjut, Master Seungjoo Maeng dari Samsung Electronics berbicara tentang tantangan dalam menerapkan teknologi AI/ML untuk meningkatkan kinerja sistem komunikasi seluler.
Ia menyoroti tantangan dalam menerapkan AI dan ML (machine learning) untuk meningkatkan kinerja sistem komunikasi seluler nirkabel dan cara memecahkan tantangan tersebut.
6G di Korea Selatan
Korea Selatan sebelumnya telah mengkomersialkan layanan internet 5G sejak 2019. Tiga tahun setelah 5G mulai dikembangkan dan digelar di seluruh dunia, cakupan 5G di banyak kota tidaklah buruk, namun masih belum masif.
Namun, hal ini tidak menghentikan rencana Korea Selatan untuk kembali memimpin dengan teknologi 6G-nya.
Menurut beberapa laporan, seperti dikutip dari Gizchina, Kamis (28/4/2022), Korea Selatan akan mengambil langkah lebih cepat untuk meluncurkan prototip komunikasi 6G pada 2026.
Lebih lanjut, pemerintah Korea Selatan juga berencana mengkomersialisasikan jaringan 6G antara 2028-2030.
(Dam/Ysl)
Advertisement