[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama : Empat Hal Kesehatan Haji dari New York

Ada empat hal terkait kesehatan haji yang mesti diketahui

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 29 Mei 2022, 20:00 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. Dok. pribadi

Liputan6.com, New York - Saya dari Forrest Hill New York pada Sabtu, 28 Mei 2022, menyampaikan presentasi pada pertemuan Asosiasi Kesehatan Haji Indonesia (AKHI) yang diselenggarakan di Jakarta.

Peserta pertemuan adalah para petugas kesehatan Haji yang akan mengawal jamaah Haji kita tahun ini, dan juga pemerhati lainnya.

Pada dasarnya ada lima hal yang saya sampaikan dari New York, kota dengan sedikitnya ada sekitar satu juta umat Islam dan juga memiliki beberapa masjid di berbagai sudut kota.

Pertama, COVID-19 memang masih merupakan pandemi dunia, sebagaimana juga disampaikan Direktur Jenderal WHO pada acara pembukaan World Health Assembly 22 Mei 2022 di Jenewa.

Oleh sebab itu dan karena akan ada sekitar satu juta jamaah Haji tahun ini, termasuk dari negara-negara yang angka vaksinasi COVID-19 masih amat rendah seperti dari Afrika, maka para petugas kesehatan harus mewaspadai COVID-19 pada jamaah kita.

Tiga hal yang harus dilakukan yaitu pencegahan, deteksi, dan penanganan yang positif COVID-19. Masalahnya tentu menjadi lebih kompleks karena harus berkoordinasi ketat dengan otoritas kesehatan di Saudi Arabia.

Di pihak lain, telah terselenggaranya Umrah Ramadhan di Saudi Arabia dengan jamaah yang amat tinggi pula dan tidak menimbulkan dampak kesehatan berarti merupakan 'great pre event test' untuk pelaksanaan kesehatan Haji yang puncaknya pada 7-12 Juli 2022 ini.

 


Terkait Pelaksanaan Haji 2022

Umat Muslim berdoa selama bulan puasa Ramadhan di sekitar Ka'bah, tempat suci umat Islam, di kompleks Masjidil Haram di kota Saudi Mekah (9/4/2022). Arab Saudi mengatakan pada Sabtu (9/4) mengizinkan satu juta jemaah untuk melaksanakan ibadah haji 1443 H. (AFP/Abdel Ghani Bashir)

Kedua, harus diingat bahwa selain COVID-19 maka potensi berbagai penyakit menular juga tetap ada. Secara umum kalau ada 'mass gathering' maka penularan infeksi saluran napas selalu jadi tantangan utama.

Harus diingat juga bahwa 'Middle East Respiratory Syndrom alias MERS CoV' juga masih ada kasusnya, walaupun memang tidak banyak.

Hal ketiga yang saya sampaikan adalah soalnya panasnya suhu udara pada musim haji tahun ini. Dampak kesehatan yang perlu diantisipasi dapat sampai mencegah dan menangani 'heat stroke' dan berbagai masalah kesehatan lain.

Juga, peristiwa tragis di masa lalu seperti tragedi Terowongan Mina dan lain-lain biasanya terjadi pada cuaca amat panas seperti tahun ini, dan secara ilmiah disebutkan bahwa cuaca yang amat panas cenderung meningkatkan perilaku agresif, sesuatu yang jelas perlu ditangani petugas kesehatan Haji kita.

 


Hal Lainnya

Umat Muslim berdoa selama bulan puasa Ramadhan di sekitar Ka'bah, tempat suci umat Islam, di kompleks Masjidil Haram di kota Saudi Mekah (9/4/2022). Pengumuman tersebut diterbitkan melalui surat Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi. (AFP/Abdel Ghani Bashir)

Keempat, saya sampaikan tujuh tahapan yang harus diawasi petugas kesehatan.

Pertama, persiapan di tanah air sebelum jamaah berangkat, kedua adalah waktu penerbangan dan mendarat di Saudi, ketiga pengaturan tempat tinggal di Mekkah dan Madinah serta keempat adalah kegiatan-kegiatan sebelum puncak ibadah Haji di mana para Jamaah harus terus menjaga kesehatannya.

Kelima adalah penanganan kesehatan di Arafah, Musdalifah dan Mina, keenam keadaan sesudah Armina di mana jamaah sudah cukup lelah, dan ketujuh proses pemulangan ke tanah air.

Penulis : Prof Tjandra Yoga Aditama

Sedang di New York menghadiri Wisuda Columbia University, dan 29 Mei kembali ke Jakarta

Infografis Perbandingan Biaya Ibadah Haji 2019 hingga 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya