Liputan6.com, Kharkiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu (29/5) mengunjungi posisi garis depan militer Ukraina selama perjalanan kerja ke kota timur Kharkiv, kata layanan pers kepresidenan negara tersebut.
Selama kunjungannya, presiden Volodymyr Zelensky memeriksa bangunan tempat tinggal yang hancur di kota.
Dikutip dari laman Xinhua, Senin (30/5/2022) ia juga mendengar laporan dari militer dan lembaga penegak hukum tentang situasi di wilayah tersebut, menurut sebuah pernyataan di situs web kepresidenan Ukraina.
Baca Juga
Advertisement
Zelensky mengatakan, pihak berwenang Ukraina akan bekerja untuk memodernisasi infrastruktur negara.
Ia juga menambahkan bahwa bangunan tempat tinggal baru di Ukraina akan dilengkapi dengan tempat perlindungan bom.
"Kita harus cari dana, credit line. Negara harus memastikan ini dalam hal jaminan, dan para pemimpin kota dan daerah harus menemukan proyek dan uang besar," katanya.
Zelensky Tak Mau Tinggalkan Negaranya
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan konfirmasi bahwa dirinya tak bisa datang ke Bali untuk acara G20. Ia sudah diundang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk hadir ke Bali.
Dalam perbincangan bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Jumat (27/5/2022), Presiden Zelensky mengaku tidak bisa meninggalkan rakyatnya untuk ke Bali, sebab Rusia sedang melancarkan invasi.
"Saya tidak bisa meninggalkan Ukraina. Saya tak bisa kemana-mana secara langsung, karena saya menetap bersama rakyat saya. Rakyat saya butuh dukungan saya. Saya butuh dukungan mereka," ujar Presiden Zelensky.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Zelensky: Indonesia Tak Dukung Invasi Rusia
Zelensky berbincang dengan mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal. Dino menegaskan bahwa tidak mungkin Indonesia mendukung Rusia yang melakukan invasi dan melanggar kedaulatan negara orang.
Sejak invasi dimulai, Presiden Volodymyr Zelensky memang tetap berada di ibu kota Ukraina. Ia bahkan sering bergerak ke berbagai lokasi untuk mengecek titik serangan, termasuk lokasi pembantaian di Bucha.
Zelensky berkata baru bisa berangkat apabila perang sudah selesai. Alternatif lain adalah wacana untuk hadir secara online.
"Saya akan bergabung dengan anda bila tidak ada perang, apabila ada perang, saya hanya bisa melakukannya secara online," jelas Presiden Ukraina.
Kondisi ekonomi di Ukraina memang sedang berantakan akibat invasi Rusia. Presiden Zelensky berkata pelabuhan-pelabuhan Ukraina terdampak karena serangan. Anggaran bulanan pun selalu defisit.
Selain itu, jutaan rakyat Ukraina harus mengungsi, baik di dalam negeri atau ke luar negeri. G20 lantas menjadi harapan bagi Ukraina.
"Saya harap G20 akan menemukan sebuah solusi pada perang ini," ujar Presiden Zelensky. "Kita harus bertindak hingga mereka (Rusia) menghentikan kebijakan agresi."
Advertisement
Presiden Ukraina Kecam Rekomendasi Henry Kissinger
Sebelumnya, konflik Ukraina ikut terbawa ke World Economic Forum (WEF) 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam retorika Henry Kissinger di WEF karena menyarankan supaya Ukraina menyerahkan tanahnya ke Rusia agar situasi bisa kembali ke "status quo ante" atau status quo sebelumnya.
Pada status quo sebelumnya, Rusia sudah daerah Ukraina, seperti Krimea. Selain itu, Kissinger juga berharap agar Rusia tidak diisolasi karena bisa mengembalikan perang dingin.
"Ukraina seharusnya menjadi jembatan antara Eropa dan Rusia, tetapi sekarang sebagaima hubungannya dibentuk ulang, kita mungkin masuk ke area di mana garis pemisah digambar ulang dan Rusia benar-benar terisolasi. Kita menghadapi situasi sekarang di mana Rusia bisa benar-benar terasingkan dari Eropa dan mencari aliansi permanen di tempat lain," ujar Henry Kissinger, dikutip situs WEF, Jumat (27/5/2022).
Ketinggalan Zaman
Kissinger adalah menteri luar negeri AS di zaman perang dingin. Ia juga dianggap kontroversial pada masa Perang Vietnam. Kini, pandangan Kissinger dianggap ketinggalan zaman.
"Mr. Kissinger muncul dari masa lalu yang terkubur dan berkata bahwa bagian dari Ukraina harus diberikan ke Rusia, sehingga tidak ada alienasi terhadap Rusia dari Eropa," ujar Presiden Zelensky, dilansir situs Kepresidenan Ukraina.
"Sepertinya kalender Mr. Kissinger bukan dari 2022, tetapi 1938, dan ia berpikir sedang bicara kepada audiens bukan di Davos, tetapi di Munich di zaman itu," kata Presiden Zelensky.
Ucapan Presiden Zelensky menyindir Perjanjian Munich yang mengizinkan Nazi Jerman untuk mencaplok tanah milik Cekoslowakia.
Presiden Zelensky juga mengingatkan bahwa dulu keluarga Kissinger adalah pelarian dari rezim Nazi.
"Pada tahun 1938 sesungguhnya, ketika keluarga Mr. Kissinger kabur dari Nazi Jerman, ia masih 15 tahun, dan ia paham segalanya dengan sempurna. Dan tak ada yang pernah dengar darinya bahwa saat itu perlu beradaptasi kepada para Nazi ketimbang lari atau melawan mereka," ujar Presiden Ukraina.
Ia pun meminta agar para "ahli geopolitik" supaya melihat keadaan rakyat Ukraina yang kompak menolak untuk memberikan rakyat mereka untuk perdamaian.
Advertisement