Hunian Berbasis TOD Banjir Peminat, Ini Alasannya

Indonesia Properti Expo (IPEX) 2022 berhasil mencatatkan kontrak marketing sales hunian Transit Oriented Development (TOD) sebesar Rp 104 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mei 2022, 17:49 WIB
PT Adhi Commuter Properti (ADCP) konsiten dalam mengembangkan kawasan dengan pendekatan berbasis Transit Oriented Development (TOD)

Liputan6.com, Jakarta Kalangan pengembang menyebutkan permintaan masyarakat terhadap hunian terintegrasi dengan transportasi massal atau Transit Oriented Development (TOD) khususnya di kota-kota besar dinilai tinggi.

Direktur Pemasaran PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) Indra Syahruzza menyatakan kondisi tersebut terlihat dari tingkat penjualan pada pameran Indonesia Properti Expo (IPEX) 2022 yang berlangsung pada 15-22 Mei lalu di Jakarta Convention Center.

Dalam pameran tersebut, lanjutnya, pihaknya berhasil mencatatkan kontrak marketing sales hunian Transit Oriented Development (TOD) sebesar Rp 104 miliar.

"Ini mengambarkan bahwa animo masyarakat akan hunian berbasis TOD terbilang tinggi. Ini menjadi angin segar bangkitnya sektor properti pasca pandemi bahkan kedepan sektor properti bisa menjadi penggerak pemulihan ekonomi nasional," ujar Indra dikutip dari Antara, Senin (30/5/2022).

Dikatakannya, hunian berbasis TOD diharapkan menjadi jawaban bagi masyarakat yang memiliki mobilitas dan produktivitas tinggi. Penggunaan fasilitas transportasi massal yang dekat dengan hunian menjadikan penghuni bebas stress akibat macet, bebas biaya bensin, tol dan biaya parkir.

Indra menyatakan, antusiasme masyarakat terhadap manfaat hunian TOD juga terlihat dari terjualnya 163 unit hunian TOD pengembangan tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pertumbuhan Marketing Sales

PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) mengembangkan TOD Bhumi Svarga di Sentul City

Sebelumnya, perusahaan telah berhasil mencatatkan pertumbuhan marketing sales perseroan pada kuartal 1 tahun 2022 sebesar 192 persen YoY.

"Ditambah dengan hasil dari gelaran IPEX 2022 ini menjadikan kami semakin optimistis mencapai target khususnya pertumbuhan marketing sales yang naik dua kali lipat pada akhir periode 2022," katanya.

Tentunya, tambahnya, kebijakan pemerintah seperti relaksasi Rasio Loan to Value (LTV), Rasio Financing to Value (FTV) dan perpanjangan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

Selain itu, rencana beroperasinya Light Rapid Transit (LRT) pada kuartal III 2022 akan menjadi pendorong meningkatnya penjualan hunian berbasis TOD.


Penawaran Obligasi Adhi Karya Rp 3,75 Triliun Oversubscribed

Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) pada Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan (PUB) III Adhi Karya Tahap III Tahun 2022. Dari rencana sebanyak Rp 3,75 triliun, namun pemesanan dari hasil bookbuilding mencapai hampir Rp 4 Triliun.

"Hal ini menunjukan minat investor terhadap aksi korporasi tersebut sangat tinggi, yang menunjukan kepercayaan investor  terhadap kinerja ADHI yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan tetap optimistis untuk terus bertumbuh di masa mendatang," dikutip dari keterangan Adhi Karya, Kamis (28/4/2022).

Dijelaskan, PUB III Adhi Tahap III ini menjadi langkah strategis perseroan untuk memperbaiki debt profiling serta penyediaan modal kerja.

Skema langkah tersebut dilakukan dengan pembagian penggunaan dana untuk refinancing obligasi yang akan jatuh tempo, serta untuk modal kerja Perseroan, yang terdiri dari proyek pembangunan tol, sarana perkeretaapian, gedung, energi, industri dan proyek pembangunan infrastruktur lainnya.

Obligasi tersebut diterbitkan dalam tiga seri. Seri A untuk tenor 3 tahun senilai Rp1,29 triliun, seri B untuk tenor 5 tahun senilai Rp 0,67 triliun, dan seri C untuk tenor 7 tahun senilai Rp1,79 triliun.


Tambahan Pendanaan

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di ruas Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (7/8/2020). Salah satu proyek PT Adhi Karya, LRT Jabodebek, ditargetkan selesai pada Juni 2022 di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dengan tambahan pendanaan ini, selain untuk lebih mudah melakukan debt profiling dan matching fund proyek-proyek jangka panjang, ADHI juga memiliki ruang gerak yang lebih luas untuk menyelesaikan proyek yang telah dipercayakan kepada ADHI sekaligus menangkap peluang proyek-proyek baru.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memiliki kode ticker saham ADHI, merupakan salah satu BUMN yang utamanya bergerak di bidang konstruksi. Adhi merupakan BUMN Konstruksi pertama yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2004, sehingga sejak saat itu 49 persen saham ADHI dimiliki oleh masyarakat luas.

Selain bisnis konstruksi, Adhi memiliki empat bisnis lain antara lain energi, properti, industri dan investasi. Sejalan dengan hal ini, Adhi menciptakan tagline Beyond Construction yang menegaskan, bahwa Adhi tidak hanya memberikan jasa konstruksi, tetapijuga jasa lain yang manfaatnya dapat dirasakan secara terus menerus.

Adhi Karya berpartisipasi dalam progam Proyek Strategis Nasional, salah satunya ialah Light Rail Transit Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi sesuai dengan Peraturan  Presiden No. 98 Tahun 2015 beserta Perubahannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya