GOTO Genjot Layanan Fintech di Tengah Penetrasi Masih Rendah

Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo menuturkan, penetrasi tekfin di dalam negeri masih rendah, sehingga GoTo bermaksud hadir melalui ekosistem yang saat ini sudah dimiliki.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Mei 2022, 21:41 WIB
Gojek, platform layanan on-demand dan perusahaan teknologi Tokopedia di Indonesia mengumumkan pembentukan grup GoTo.

Liputan6.com, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melihat ada peluang besar pada lini bisnis teknologi finansial (tekfin) atau financial technology (fintech).

Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo menuturkan, penetrasi tekfin di dalam negeri masih rendah, sehingga GoTo bermaksud hadir melalui ekosistem yang saat ini sudah dimiliki.

"Dengan rendahnya tingkat penetrasi digital payment apalagi untuk produk-produk layanan finansial, seperti lending, insurance dan yang lainnya, kesempatan untuk bisa menggunakan ekosistem kami melakukan konversi dari transaksi tersebut menjadi layanan finansial sevices," kata Andre dalam konferensi pers, Senin (30/5/2022).

Di sisi lain, Andre mencermati ada engagement konsumen terhadap platform yang lebih tinggi ketika konsumen juga menggunakan layanan financial GoTo.

Pada kuartal I 2022, jumlah pengguna dan volume GTV dari Gopay mencapai rekor tertingginya. Penggunaan on platform atau di dalam ekosistem GOTO tumbuh sebesar 207 persen sementara untuk off platform tumbuh 73 persen yoy.

Pada kuartal I-2022, GTV dari layanan tekfin naik hingga 91 persen yoy menjadi Rp 77,31 triliun dari sebelumnya Rp 40,54 triliun, disusul on-demand naik 39,48 persen menjadi Rp 14,45 triliun dari Rp 10,36 triliun dan e-commerce naik 27,66 persen menjadi Rp 65,13 triliun dari sebelumnya Rp 51,02 triliun.

"Investasi kami terhadap layanan fintech akan terus berlanjut. Mudah-mudahan kontribusi terhadap seluruh ekosistem kami bukan hanya dari GTV, tetapi juga dalam bentuk profitabilitas,” ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pendapatan Bruto Melonjak pada Kuartal I 2022

Sinergitas Gojek dan Tokopedia disebut-sebut mampu mendukung digitalisasi UMKM di Indonesia sehingga mampu memperluas jaringan pasarnya. (Dok: GoTo)

Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja sepanjang tiga bulan pertama 2022.

Pada periode tersebut, Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo mengatakan perseroan mencatatkan pertumbuhan yang solid. Pendapatan kotor tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan  gross transaction value (GTV) GOTO.

"Keseluruhan nilai transaksi bruto atau GTV GOTO tumbuh 46 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 140 triliun. Fokus kami pada monetisasi menghasilkan pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 53 persen menjadi Rp 5,2 triliun yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan GTV kami," ujar Andre dalam konferensi pers, Senin (30/5/2022).

Ia merinci, GTV layanan mobilitas tumbuh 73 persen yoy dana telah 70 persen pulih jika dibandingkan dengan kondisi-kondisi pra pandemi. Hal itu dicapai seiring dilonggarkannya PPKM di penghujung kuartal ini. Sementara GTV on demand services secara keseluruhan tumbuh 44 persen.

Di Indonesia, Andre menyebutkan margin kontribusi untuk on demand services meningkat pada Februari dan Maret 2022, dan diharapkan dapat terus berjalan pada kuartal kedua 2022.

"Untuk margin kontribusi kami melihat peningkatan sebesar 24 bps secara kuartalan yang berarti penghematan Rp 1,3 triliun pada kuartal I 2022,” ujar Andre.

Adapun GTV untuk e-commerce tumbuh 28 persen yoy dan telah melampaui hasil pada kuartal IV tahun lalu.

"Hasil ini kami capai meskipun secara umum kuartal pertama adalah kuartal dengan transaksi yang rendah untuk e-commerce dan Kuartal keempat merupakan yang tertinggi,” kata dia.

Berikutnya untuk bisnis fintek GOTO terus mengalami pertumbuhan. Andre mengatakan, jumlah pengguna dan volume GTV dari Gopay mencapai rekor tertingginya. Di mana penggunaan on platform atau di dalam ekosistem GOTO tumbuh sebesar 207 persen sementara untuk off platform tumbuh 73 persen yoy pada kuartal pertama 2022.


Kinerja Kuartal I 2022

Gojek, platform layanan on-demand dan perusahaan teknologi Tokopedia di Indonesia mengumumkan pembentukan grup GoTo.

Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk membukukan kinerja keuangan beragam selama tiga bulan pertama 2022. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencatat pendapatan naik tetapi rugi melambung pada kuartal I 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/5/2022), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencatat rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 6,47 triliun pada kuartal I 2022. Rugi tersebut naik 257 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,81 triliun. Rugi perseroan mencapai Rp 6,61 triliun selama tiga bulan pertama 2022 atau naik 237,87 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,95 triliun.

Meski demikian, perseroan meraup pendapatan bersih Rp 1,49 triliun pada kuartal I 2022. Pendapatan tersebut naik 65,48 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 904,83 miliar.

Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo menuturkan, pengungkapan perbandingan dalam laporan keuangan tersebut kurang tepat jika dijadikan tolok ukur pertumbuhan GoTo. Ia menjelaskan, rugi periode berjalan yang tercatat pada kuartal I 2021 disajikan tanpa melibatkan Tokopedia.

"Laporan keuangan GOTO dan anak perusahaanya pada kuartal I 2021 disajikan tanpa data Tokopedia dikarenakan penggabungan dari Gojek dan Tokopedia kepada GOTO baru selesai dilakukan pada Mei 2021. Sehingga untuk menggambarkan bisnis kami secara aple to aple akan lebih tepat jika menggunakan laporan keuangan proforma,” kata Andre dalam konferensi pers, Senin (30/5/2022).

Ia mengatakan, secara proforma margin adjusted EBITDA atau EBITDA yang disesuaikan pada kuartal pertama 2022 dibandingkan kuartal pertama 2021 memang mengalami penurunan, yakni 48 persen atau setara penurunan Rp 3,5 triliun. “Hal ini dilatarbelakangi terjadinya perubahan beberapa hal. Yang pertama adalah kondisi makro, di mana kuartal pertama 2021 adalah kondisi puncak pandemi covid varian Delta di Asia Tenggara,” ujar dia

 


Selanjutnya

Gojek, platform layanan on-demand dan perusahaan teknologi Tokopedia di Indonesia mengumumkan pembentukan grup GoTo.

Sementara itu, beban pokok pendapatan melonjak menjadi Rp 1,21 triliun pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 693,14 miliar.

Beban penjualan dan pemasaran melambung menjadi Rp 3,30 triliun pada kuartal I 2022 dari kuartal I 2021 sebesar Rp 431,49 miliar. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 2,58 triliun selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 697,33 miliar.

Meski demikian, perseroan mencatat rugi per saham secara dilusi turun menjadi Rp 6 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 117.

Total ekuitas perseroan turun menjadi Rp 134,52 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 139,02 triliun. Perseroan membukukan total liabilitas Rp 16,61 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 16,11 triliun. Perseroan mencatat aset Rp 151,13 triliun pada Maret 2022, atau turun dari Desember 2021 sebesar Rp 155,13 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 27,07 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 31,15 triliun.

Pada penutupan perdagangan Senin, 30 Mei 2022, saham GOTO naik tipis 0,64 persen menjadi Rp 314 per saham. Saham GOTO dibuka naik enam poin ke posisi Rp 318 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 318 dan terendah Rp 308 per saham. Total frekuensi perdagangan 30.402 kali dengan volume perdagangan 34.480.446. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun.


Penjelasan Bos GoTo

Paparan publik penawaran umum perdana saham (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Foto: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)

Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menyampaikan laporan keuangan untuk periode kuartal pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 6,6 triliun. Naik signifikan dibandingkan rugi periode berjalan di kuartal I 2021 sebesar Rp 1,96 triliun. Meski begitu,

Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo menjelaskan pengungkapan perbandingan dalam laporan keuangan tersebut kurang tepat jika dijadikan tolok ukur pertumbuhan GoTo. Ia mengatakan, rugi periode berjalan yang tercatat pada kuartal I 2021 disajikan tanpa melibatkan Tokopedia.

"Laporan keuangan GOTO dan anak perusahaanya pada kuartal I 2021 disajikan tanpa data Tokopedia dikarenakan penggabungan dari Gojek dan Tokopedia kepada GOTO baru selesai dilakukan pada Mei 2021. Sehingga untuk menggambarkan bisnis kami secara apple to apple akan lebih tepat jika menggunakan laporan keuangan proforma,” kata Andre dalam konferensi pers, Senin (30/5/2022).

Ia memaparkan, secara proforma margin adjusted EBITDA atau EBITDA yang disesuaikan pada kuartal pertama 2022 dibandingkan kuartal pertama 2021 memang mengalami penurunan, yakni 48 persen atau setara penurunan Rp 3,5 triliun.

"Hal ini dilatarbelakangi terjadinya perubahan beberapa hal. Yang pertama adalah kondisi makro, di mana kuartal pertama 2021 adalah kondisi puncak pandemi covid varian Delta di Asia Tenggara,” kata dia.

Setelah melihat situasi pandemi yang membaik di kuartal II-III 2021, perseroan memutuskan untuk melakukan investasi terhadap user acquisition siring dengan pulihnya ekonomi di Indonesia. DI saat bersamaan, perseroan juga berinvestasi terhadap pengembangan supply acquisition kami untuk mempersiapkan lonjakan order dari konsumen.

"Selanjutnya kombinasi bisnis Gojek-Tokopedia juga terjadi di kuartal II 2021. Banyak sekali investasi yang kami lakukan untuk mendorong pertumbuhan cross platform dan hasilnya nilai GTV kami tumbuh 46 persen pada kuartal pertama 2022 dibanding tahun sebelumnya,” imbuh Andre.

Perseroan mencatatkan pertumbuhan yang solid. Pendapatan kotor tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan GTV GOTO. Keseluruhan nilai transaksi bruto atau GTV GOTO tumbuh 46 persen secara year on year (yoy) pada kuartal I 2022 menjadi Rp 140 triliun.

Fokus perseroan pada monetisasi menghasilkan pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 53 persen menjadi Rp 5,2 triliun yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan GTV.

"Kami rasa perbaikan dalam margin dan juga jalur menuju profitabilitas lebih baik dilihat dari perbandingan kuartal pertama 2022 dibandingkan dengan kuartal keempat tahun lalu,” ujar Andre.

Secara kuartalan, margin kontribusi tercatat meningkat sebesar 24 bps secara kuartalan yang berarti penghematan Rp 1,3 triliun pada kuartal I 2022. Sementara adjusted EBITDA meningkat lebih baik sebesar 14  atau peningkatan setara Rp 800 miliar secara kuartalan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya