Bersih-Bersih Taman Nasional Alas Purwo Kumpulkan 5 Ton Sampah

Gary Bencheghib menambahkan 5 ton an sampah itu telah diangkut dari Taman Nasional Alas Purwo ke sejumlah tempat pembuangan sampah akhir di wilayah Banyuwangi.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 31 Mei 2022, 18:07 WIB
sampah- sampah di Taman Nasional Alas Purwo yang berhasil dikumpulkan Sungai Watch. (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Sekitar 5 ton lebih sampah beragam jenis berhasil dikumpulkan dari kawasan Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi.

Co-founder Sungai Watch Gary Bencheghib mengatakan, 5 ton sampah itu dikumpulkan 25 petugas yang dibantu relawan selama 6 hari dengan menyisir 25 titik sepanjang 15 kilometer garis pantai yang ada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo.

“Yang paling banyak kita lihat adalah sandal, sampah yang ada di Alas Purwo ini datang dari laut, tidak datang dari sini (Taman Nasional Alas Purwo). Bisa seperti dari daerah Bali atau Pantai Boom yang sampahnya datang dari Banyuwangi kota sana,” ujar Gary Selasa, (31/5/2022).

Yang kedua, kata Gary, sampah styrofoam yang sudah rusak dan hancur di laut. Volume sampahnya paling banyak dibersihkan di sepajang pantai yang ada Taman Nasional Alas Purwo.

“Styrofoam yang rusak dan hancur volumenya paling banyak. Tapi untuk beratnya memang sampah sandal,”papar Gary.

Gary Bencheghib menambahkan 5 ton an sampah itu telah diangkut dari Taman Nasional Alas Purwo ke sejumlah tempat pembuangan sampah akhir di wilayah Banyuwangi.

“Kami menerjunakn 8 unit armada truk ke Taman Nasional Alas Purwo untuk mengangkut sampah- sampah yang telah terkumpul itu, kita kirim ke sejumlah TPA di Banyuwangi,”papar Gary

Selain membersihkan sampah, Sungai Watch juga akan memasang 20 jaring di sungai yang ada di Banyuwangi Selatan.

“Pemasangan jarring itu akan dimulai pada awal bulan Juni ini. Pemasangan jarring di sungai ini bertujuan untuk membersihkan sampah, sebab banyak sampah dari sungai yang terbawa hingga ke laut,”tegas Gary


Kawasan Taman Nasional Alas Purwo Banyak Sungai

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, G-Land berada di area Taman Nasional (TN) Alas Purwo yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia dan sedang dalam pengajuan menjadi Geopark Dunia. Di kawasan tersebut terdapat banyak sungai.

Pemkab Banyuwangi bersama Sungai Watch dan warga setempat bergotong royong membersihkan aliran-aliran sungai yang berada di taman nasional tersebut.

”Ini menjadi wujud konkret bahwa pariwisata sebagai umbrella, sebagai payung dari beragam program pengembangan daerah. Ibaratnya, sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Ketika event pariwisata, dalam hal selancar dunia ini adalah sport tourism berjalan, maka sekaligus kita bergerak untuk meningkatkan kebersihan di sungai, meningkatkan kualitas infrastruktur secara bertahap, meningkatkan kualitas SDM, merawat kearifan lokal, dan tentu saja menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujar Ipuk.

Sungai Watch sendiri adalah NGO yang digawangi Gary Bencheghib dan Sam Bencheghib, dikenal dengan aktivitasnya yang giat membersihkan sungai di Pulau Bali. Berawal dari membersihkan sampah plastik di pantai-pantai Bali, mereka lantas juga membersihkan sampah sungai dan melibatkan banyak relawan sungai.

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya