Menkes Sebut Vaksin Covid-19 yang Kedaluwarsa Penuhi Gudang Penyimpanan

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin Covid-19 yang berasal dari hibah memiliki tanggal kedaluwarsa yang cepat, yakni 1 sampai 3 bulan saja.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 31 Mei 2022, 13:59 WIB
Tenaga kesehatan mengisi jarum suntik dengan vaksin dosis ketiga (Booster) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2022). Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengakui, capaian vaksinasi booster COVID-19 masih sangat rendah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akan memusnahkan vaksin-vaksin yang sudah expired atau kedaluwarsa. Dia mengatakan, vaksin Covid-19 yang sudah kedaluwarsa memenuhi gudang penyimpanan di daerah.

Pasalnya, kata dia, sebagian vaksin yang kedaluwarsa ini merupakan hibah dari negara-negara lain. Total ada 130 juta vaksin hibah atau donasi yang diterima pemerintah hingga April 2022.

"Sebagian vaksinasi hibah dan sebagian kecil juga vaksinasi kita beli itu mengalami expired, dan itu masih disimpan di lemari es-lemari es di seluruh provinsi daerah," jelas Menkes Budi Gunadi dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (31/5/2022).

"Sehingga akibatnya memenuhi gudang-gudang yang ada di sana. Sehingga kalau kita mau kirim vaksin yang baru nanti akan terhambat," ujar dia.

Dia menjelaskan, banyak negara maju yang menghibahkan vaksin Covid-19 ke Indonesia karena melihat cepatnya laju vaksinasi di Tanah Air. Hanya saja, kata Budi, vaksin hibah tersebut memiliki tanggal kedaluwarsa yang cepat, yakni 1 sampai 3 bulan saja.

"Tapi karena di awal tahun kita merasa butuh (vaksin), ini gratis, kenapa tidak, itu yang sekarang disuntikkan. Itu penyebabnya kemudian memang kenapa expired, karena jangka waktu expired dated-nya 1 sampai 3 bulan," jelas Budi.

Budi menekankan pentingnya vaksin Covid-19 kedaluwarsa dimusnahkan agar tak menghambat program vaksinasi lainnya karena penuhnya gudang penyimpanan. Terlebih, pemerintah juga akan mulai menggencarkan program vaksinasi anak.


Pemusnahan Vaksin Diminta Didampingi Penegak Hukum

Petugas medis menunjukkan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Vaksinasi Sinovac yang dilakukan secara paralel untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun dilakukan karena mereka rentan tertular virus Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

"Itu mulai terasa kan, karena sekarang begitu pandemi sudah mulai turun kita mulai melaksanakan vaksinasi rutin dengan bulan imunisasi anak nasional yang kemarin baru kita luncurkan," kata Budi Gunadi.

Oleh sebab itu, dia mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar dilakukan pemusnahan terhadap vaksin-vaksin yang sudah kedaluwarsa.

Jokowi pun meminta agar pemusnahan dilakukan dengan terbuka dan didampingi aparat penegak hukum.

"Arahan bapak presiden agar pengusahaan itu dilakukan dengan sesuai aturan yang berlaku dan didampingi dengan BPKP, Jaksa Agung, dan aparat-aparat penegak hukum lainnya. Sehingga dibuat menjadi lebih transparan dan terbuka, dan prosedurnya juga sesuai dengan aturan yang berlaku," tutur Budi.


Jokowi Minta Warga Tetap Vaksinasi Booster

Petugas medis menyiapkan vaksin COVID-19 Sinopharm untuk disuntikkan kepada pencari suaka di GOR Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (7/10/2021). Vaksinasi tahap pertama untuk pencari suaka di Jakarya yang dimulai hari ini tersedia untuk 600 orang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Presiden Jokowi meminta masyarakat segera melakukan vaksinasi Covid-19 dosis kedua dan booster (penguat), meski saat ini kondisi pandemi sudah melandai. Menurut dia, kondisi pandemi Covid-19 yang melandai tak boleh membuat masyarakat lengah.

Jokowi mengatakan saat ini aktivitas serta ekonomi masyarakat susah kembali normal dan bergerak kembali. Hal ini, kata dia, berkat keberhasilan semua masyarakat dalam mengendalikan pandemi Covid-19 dengan baik.

"Ingat kita semua tidak boleh lengah. Momentum pemulihan ini harus kita jaga," kata Jokowi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (30/5/2022).

"Untuk itu, saya meminta masyarakat agar tetap melakukan vaksinasi Covid-19 secara lengkap 2 dosis ditambah vaksinasi booster untuk cegah penularan," sambungnya.

Dia menekankan pentingnya vaksinasi booster agar masyarakat tak terpapar Covid-19. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, vaksinasi booster dapat meningkatkan kekebalan imunitas hingga dua kali lipat daripada dosis kedua.

"Vaksinasi booster ini juga diperlukan untul melindungi orang tua dan kelompok masy rentan atau memiliki komorbid dari penularan Covid-19," jelasnya.

Jokowi memastikan saat ini stok vaksin Covid-19 pemerintah untuk booster lebih dari cukup. Dia juga mengingatkan masyarakat tak memilih-milih jenis vaksin sebab semua manfaatnya sama.

"Saya minta masyarakat memanfaatkan fasilitas vaksin booster gratis ini dan jangan pilih-pilih jenis vaksin, karena semua jenis vaksin manfaatnya sama, untuk melindungi kita semua menghadapi pandemi Covid-19," tutur dia.

"Mari kita jaga momentum baik ini bersama-sama agar Indonesia kembali pulih dan ekonomi semakin membaik," imbuh Jokowi.


Pujian PBB

Petugas memeriksa kesehatan warga lansia sebelum mengikuti vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2021). Vaksinasi untuk Lansia akan dimulai di ibu kota provinsi untuk seluruh provinsi di Indonesia, di prioritaskan di Jawa-Bali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Abdulla Shahib terkesan dengan capaian vaksinasi COVID-19 lengkap di Indonesia. Persentase masyarakat Indonesia yang sudah divaksinasi lengkap terbilang tinggi.

"Saya terkesan dengan upaya Indonesia dalam menghadapi pandemi dan pentingnya pemerataan vaksin sebagai solusi akhir untuk mengakhiri pandemi," ucap Abdulla dalam rangkaian acara The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Rabu, 25 Mei 2022.

"Ini terbukti dengan tingginya persentase dari total populasi Indonesia yang sekarang sudah disuntik vaksinasi COVID-19 lengkap."

Perkembangan vaksinasi Covid-19 di Tanah Air pada 25 Mei 2022 pukul 18.00 WIB, capaian vaksinasi dosis pertama di angka 96,05 persen atau lebih dari 200 juta yang disuntik. Vaksinasi dosis kedua di angka 80.24 persen atau 167,11 juta orang yang disuntik.

Data Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia juga mencatat, vaksinasi dosis ketiga atau booster di angka 21,50 persen atau 44,7 juta orang yang baru disuntik booster. Sasaran vaksinasi COVID-19 di Indonesia berjumlah 208,2 juta orang dari 270 juta penduduk.

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya