Sri Mulyani: Ekspor RI di 2023 Masih Kuat, tapi Ada Ancaman

Selama pandmei Covid-19 berlangsung kinerja ekspor Indonesia masih mencatatkan tren positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mei 2022, 14:30 WIB
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Selama pandmei Covid-19 berlangsung kinerja ekspor Indonesia masih mencatatkan tren positif. Bahkan hingga kini, dinamika dan prospek ekonomi global tentu saja berdampak pada sektor eksternal (external balance) Indonesia tahun 2023.

"Kinerja ekspor diperkirakan masih kuat," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna ke-24 di Gedung DPR-RI, Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Hanya saja, kata Sri Mulyani, seiring dengan menguatnya perekonomian, permintaan impor juga akan meningkat. Neraca jasa-jasa juga diperkirakan kembali akan mengalami tekanan sejalan dengan meningkatnya perjalanan ke luar negeri, dari terutama kelompok menengah kaya.

"Hal ini berpotensi menekan neraca transaksi berjalan kita," kata dia.

Selain itu, percepatan pengetatan kebijakan moneter the Fed, akan mengakibatkan gejolak pasar keuangan global. Mendorong capital outflow, sehingga akan menekan neraca transaksi modal dan finansial (TMF) Indonesia.

"Oleh karena itu, potensi tekanan pada neraca pembayaran kita meningkat di tahun 2023. Hal ini pada gilirannya akan berdampak pula pada nilai tukar, yield SBN dan inflasi di tahun 2023," tuturnya.

 


Transformasi Ekonomi

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itum akselerasi transformasi ekonomi diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dan inklusif pada kinerja pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal ini ditempuh dengan terus mendorong implementasi agenda reformasi struktural, yaitu peningkatan kualitas SDM, percepatan pembangunan infrastruktur dan perbaikan regulasi dan birokrasi.

Upaya penguatan hilirisasi dan revitalisasi industri akan mendorong peningkatan kinerja sektor manufaktur. Sementara pengembangan ekonomi digital akan memacu kinerja sektor jasa moderen, khususnya sektor perdagangan serta informasi komunikasi.

Maka, di tahun 2023 mendatang, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,9 persen. Hal ini pun perlu didorong dengan langkah-langkah antisipatif dan pengelolaan ancaman ketidakpastian global yang relatif tinggi.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com


Indonesia Ekspor Batu Bara ke BUMN Malaysia Senilai Rp 38,3 Triliun

Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Perdagangan terus menjaga hubungan dagang dengan Malaysia, khususnya di sektor batu bara, sebab Malaysia menjadi salah satu pasar utama batu bara Indonesia.

Hal ini ditegaskan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga saat menghadiri pertukaran kontrak (contract exchange) antara eksportir batu bara Indonesia dengan perusahaan pemasok listrik Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia di Kementerian Perdagangan, Jakarta pada Jumat lalu (27/5).

"Malaysia menjadi salah satu pasar utama bagi batu bara Indonesia, selain RRT, India, Jepang, dan Filipina. Diharapkan kontrak ini mampu menjaga momentum hubungan dagang Indonesia dan Malaysia, khususnya di sektor batubara," jelas Wamendag Jerry.

Kontrak tersebut berisikan pembelian batu bara dari delapan eksportir batu bara Indonesia dengan nilai mencapai USD 2,64 miliar atau sekitar Rp 38,3 triliun (kurs 14.534 per dolar AS) pada 2022.

TNB sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia merupakan salah satu mitra strategis bagi para eksportir batu bara Indonesia.

Pembelian batu bara TNB dari Indonesia pada 2021 mencapai 21,84 juta MT. Adapun Indonesia memasok 69 persen dari batu bara yang digunakan TNB dalam pembangkit-pembangkit listrik di seluruh Malaysia.

Wamendag mengatakan, batu bara merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang menopang kinerja ekspor selama ini. Pada 2021, ekspor batu bara Indonesia ke seluruh dunia mencapai USD 31,51 miliar.


Ekspor Naik

PLN memastikan terus pemenuhan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sesuai rencana. Foto: PLN

Sementara itu, ekspor batu bara Indonesia ke Malaysia meningkat 9,83 persen dalam lima tahun terakhir. Pada 2021, ekspor batu bara Indonesia mencapai USD 2,36 miliar atau sekitar 7,5 persen dari total ekspor batubara Indonesia.

Pertukaran kontrak tersebut turut dihadiri Menteri Tenaga dan Sumber Asli Malaysia Takiyuddin bin Hassan, TNB Chairman Hassan bin Arifin, dan TNB President Ir Baharin bin Din.

Adapun Wamendag didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi, Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Merry Maryati serta Atase Perdagangan Kuala Kumpur Deden Muhammad Fajar Shiddiq.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya