Vaksinasi Covid-19 Disebut Bahayakan Pertumbuhan Anak, Begini Kata Dokter Spesialis

Pria yang juga anggota Satgas Imunisasi IDAI Surabaya itu menegaskan bahwa pernyataan Arist Merdeka Sirait tersebut tidak benar dan tidak dapat dipertangung jawabkan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Jun 2022, 00:03 WIB
Anggota Polsek Cinere mendampingi murid kelas II saat vaksinasi covid-19 di SDI Al Hidayah, Depok, Selasa (25/1/2022). Mengantisipasi meningkatnya kasus Omicron, pemerintah mempercepat vaksin untuk lansia dan anak-anak, baik itu vaksin dosis pertama, kedua, maupun booster. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Surabaya - Dokter Spesialis Anak Surabaya Dominicus ikut angkat bicara terkait pernyataan Arist Merdeka Sirait mengenai vaksinasi Covid-19 terhadap anak usia 6-11 tahun, yang dianggap berbahaya bagi tumbuh kembang anak.

Pria yang juga anggota Satgas Imunisasi IDAI Surabaya itu menegaskan bahwa pernyataan Arist Merdeka Sirait tersebut tidak benar dan tidak dapat dipertangung jawabkan.

"Tidak benar, Selama ini peran imunisasi Covid-19 di semua negara sangat bermakna. Imunisasi Covid-19 adalah salah satu faktor yang menentukan. Adalah keliru kalau masih meragukan khasiat imunisasi," ujarnya, Senin (31/5/2022).

Imunisasi di Indonesia termasuk program vaksinasi Covid-19 untuk anak kata dr Dominicus, diputuskan Kemenkes dan didukung oleh keputusan ahli yang tergabung dalam ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization). "Di setiap negara memang selalu ada badan penasehat imunisasi ini," ucapnya.

Dominicus menjelaskan, ITAGI beranggotakan para ahli imunisasi dari seluruh Indonesia. Mereka sudah sangat senior dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mengurusi imunisasi.

"Tidak akan mungkin mereka mengeluarkan keputusan yang membahayakan manusia, termasuk anak," ujarnya.

Menurut Dominicus, semua vaksin yang dinyatakan layak edar telah melewati serangkaian proses yang berfokus pada urusan keamanan dan manfaat.

"Semakin lama, persyaratan bagi setiap vaksin dan obat itu semakin berat. Hal ini berarti para pejabat yang berwenang, di manapun di seluruh dunia, sangat berhati-hati memperoleh data sebelum membuat kebijakan," ucapnya.

Dominicus mengungkapkan, tidak ada laporan efek simpang imunisasi Covid-19 pada anak seperti yang dinyatakan Arist Merdeka Sirait. Efek simpang vaksin tidak mungkin dinihilkan, namun batas toleransi telah diatur sedemikian rupa di tingkat yang tidak membahayakan.

"Beberapa efek simpang saat ini sudah diketahui, dan terus dimonitor. Jika memang bahaya mengancam, tentulah ijin edar akan dihentikan," ujarnya.


Minta Dihentikan

Diketahui sebelumnya, Ketua Komnas PA Arist Merdeka sirait meminta pemerintah untuk menghentikan program vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun. Alasannya, dia mengkhawatirkan efek dari vaksin itu dapat mematikan alat-alat reproduksi anak, seperti matinya sel telur.

Selain itu, Arist juga mengatakan pemerintah telah ceroboh karena tidak memiliki formulasi dan dianggap hanya kejar target vaksin yang sudah terlanjur diimpor.

Atas pernyataannya itu, Arist dilaporkan oleh Ormas Masyarakat Cinta Tanah Air (Macita) ke Polda Jatim.

Ketua Macita Mohammad Hasan berharap Arist mempertanggungjawabkan pernyataannya itu.

“Sirait jangan hanya ngomong doang tapi tunjukkan pada pemerintah bila benar terdampak pada anak anak kita, jka ucapan itu tidak bisa di buktikan secara medis berarti Sirait telah diduga dan patut disangka melakukan hoaks yang membuat masyarakat resah,” ujarnya.

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya