Liputan6.com, Uvalde - Polisi Texas mengatakan, pria bersenjata yang menembak mati 21 orang di sebuah sekolah minggu lalu masuk melalui pintu yang seharusnya dikunci, tapi entah bagaimana itu tidak terkunci.
Departemen Keamanan Publik Texas (DPS), yang sedang menyelidiki kasus penembakan itu, mengkonfirmasi bahwa seorang guru pada awalnya membuka pintu.
Namun juru bicara DPS pada hari Selasa mengatakan guru menutup pintu begitu pria bersenjata itu memasuki kampus, demikian dikutip dari lanan BBC, Rabu (1/6/2022).
Baca Juga
Advertisement
Kemarahan publik telah meningkat ketika rincian baru mulai bermunculan usai penembakan itu muncul.
Laporan awal tentang pria bersenjata yang masuk ke sekolah melalui pintu luar yang secara tidak sengaja dibiarkan terbuka oleh seorang guru menunjukkan adanya pelanggaran kebijakan sekolah.
Karyawan di SD Robb wajib menjaga pintu tetap tertutup dan terkunci.
Namun, seorang pengacara untuk karyawan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada San Antonio Express-News pada Selasa (31/5) bahwa dia telah menutupnya dan "berpikir pintu akan terkunci karena pintu itu seharusnya selalu dikunci".
Don Flanary mengatakan, wanita itu telah menyangga pintu dengan batu sehingga dia bisa membawa makanan dari mobil ke ruang kelas, tetapi dia "menendang batu itu ketika dia kembali" setelah menyadari seorang penyerang bersenjatakan senjata ada di sekolah tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terlihat dari Rekaman
Juru bicara DPS Texas Travis Considine mengatakan pada Selasa bahwa rekaman video memverifikasi pintu telah ditutup.
Dia mengatakan, penyelidik sekarang sedang mencari tahu mengapa itu tidak terkunci.
"Dia kembali keluar saat sedang menelepon, dia mendengar seseorang berteriak, 'Dia punya pistol!', dia melihat pria bersenjata melompati pagar dan dia membawa pistol, jadi dia berlari kembali ke dalam," kata Considine.
Ia menambahkan bahwa karyawan tersebut telah memindahkan batu itu saat dia memasuki kembali gedung tersebut.
DPS juga mengkonfirmasi pada Selasa bahwa kepala polisi distrik sekolah Uvalde Pete Arredondo belum menanggapi permintaan Texas Rangers yang dibuat "beberapa hari yang lalu" untuk wawancara lanjutan.
Sekolah dan kepolisian kota telah menghadapi pengawasan ketat sejak serangan minggu lalu.
Advertisement
Pemakaman Korban
Pada konferensi pers Jumat kemarin, kepala DPS Steven McCraw mengkonfirmasi 19 petugas polisi telah berlama-lama di lorong ketika pria bersenjata itu membarikade dirinya sendiri di dalam ruang kelas.
"Tentu saja itu bukan keputusan yang tepat," kata McCraw. "Itu adalah keputusan yang salah."
Pemakaman pertama dilakukan setelah penembakan terjadi pada hari Selasa, saat Amerie Jo Garza dan Maite Rodriguez, keduanya berusia 10 tahun, dimakamkan.
Lebih banyak pemakaman direncanakan pada Rabu, termasuk upacara bersama untuk Irma Garcia, seorang guru berusia 48 tahun, dan suaminya, yang meninggal karena dugaan serangan jantung dua hari setelah penembakan.
Sementara itu, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa dia berencana untuk bertemu dengan anggota Kongres guna mencari kemungkinan jalan ke depan dalam pengendalian senjata.
Tetapi prospek tindakan semacam itu yang melewati Capitol Hill yang terpolarisasi secara luas dipandang sebagai peluang besar.
Kasus Penembakan Sekolah Terburuk di Sejarah Texas
Korban penembakan di Robb Elementary School di San Antonio, negara bagian Texas, terus bertambah. Berdasarkan informasi terkini, korban penembakan sekolah itu tembus 20 orang.
Insiden penembakan terjadi pada Selasa (24/5) waktu setempat. Mayoritas korban adalah anak-anak. Guru juga ada yang tewas.
Berdasarkan laporan AP News, Rabu (25/5/2022), ada 21 orang yang dilaporkan tewas akibat insiden tersebut. Ada 18 anak yang kehilangan nyawa.
Guru yang tewas adalah Eva Mireles yang mengajar kelas 4 SD.
ABC News menyebut pelaku juga menembak neneknya sebelum datang ke sekolah. Korban adalah anak kelas 3 dan 4 SD.
Kasus penembakan ini lebih parah ketimbang tragedi penembakan sekolah SMA Columbine (1999) dan SMA Stoneman Douglas (2018).
Jumlah kematian di penembakan Texas itu diperkirakan masih terus bertambah.
Hingga kini, kasus penembakan sekolah terparah di AS terjadi di SD Sandy Hook di negara bagian Connecticut. Pelaku bernama Adam Lanza yang berusia 20 tahun menewaskan 27 orang.
Adam Lanza disebut mengidap sejumlah masalah psikologis. Setelah melakukan aksi kejinya pada anak-anak, ia bunuh diri dengan tembakan di kepala.
Advertisement