Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) menaikkan status kasus dugaan tindak pidana korupsi PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) pada 2016-2021 dari penyelidikan ke tahap penyidikan.
Total kerugian yang ditimbulkan berkisar Rp 1,2 triliun. Perseroan saat ini tengah memasuki tahap PKPU. Baru-baru ini, Rapat Musyawarah Majelis Hakim pada 24 Mei 2022, Hakim Pengawas telah mengabulkan Permohonan perpanjangan waktu PKPU yang diajukan oleh Perseroan selama 30 hari dan menetapkan Perseroan memasuki tahap perpanjangan PKPU Tetap pada tanggal 24 Mei 2022 sampai dengan tanggal 22 Juni 2022.
Advertisement
Kondisi keuangan perseroan pada awal tahun juga tertekan. Perseroan mencatatkan peningkatan rugi tahun berjalan sepanjang kuartal I 2022 menjadi Rp 276,82 miliar.
Pada kuartal I 2022, perseroan mampu mencatatkan kenaikan pendapatan usaha menjadi Rp 290,42 miliar atau naik 44,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 200,96 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan, Rabu (1/6/2022), pendapatan tersebut berasal dari penjualan precast senilai Rp 126,47 miliar, ready mix Rp 78,38 miliar, dan dari konstruksi senilai Rp 85,58 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan ikut naik menjadi Rp 245,54 miliar dari Rp 154,99 miliar. Sehingga perseroan memperoleh laba bruto Rp 44,89 miliar di kuartal I 2022, turun dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 45,96 miliar.
Pada kuartal I 2022, perseroan mencatatkan beban penjualan Rp 14,12 miliar, beban umum dan administrasi Rp 91,22 miliar, beban non contributing plant Rp 67,91 miliar, dan beban pajak penghasilan final Rp 2,43 miliar.
Perseroan mencatatkan keuntungan selisih kurs bersih senilai Rp 23,1 juta, pendapatan bunga Rp 237,4 juta, beban lainnya Rp 33,02 juta, serta beban keuangan tercatat sebesar Rp 146,26 miliar.
Dari rincian tersebut, perseroan mencatatkan rugi bersih tahun berjalan yang membengkak menjadi Rp 276,82 miliar dibandingkan kuartal I 2021 dengan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 17,55 miliar.
Aset perseroan sampai dengan akhir Maret 2022 tercatat sebesar Rp 6,8 triliun, turun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 6,88 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 4,19 triliun dan aset tidak lancar Rp 2,61 triliun.
Liabilitas hingga akhir Maret 2022 sebesar Rp 9,85 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 9,66 triliun. Terdiri liabilitas jangka pendek Rp 9,81 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 36,74 miliar. Sementara ekuitas hingga Maret 2022 minus makin dalam. Yakni menjadi minus Rp 3,06 triliun dibanding posisikahir Desember 2021 yang minus Rp 2,78 triliun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 1,38 triliun pada 2021.Pendapatan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk ini disumbang oleh tiga lini bisnisnya.
Lini bisnis itu antara lain pendapatan dari penjualan produk beton pra-cetak sebesar Rp772 miliar, pendapatan dari segmen readymix sebesar Rp309 miliar, dan pendapatan usaha jasa konstruksi sebesar Rp298 miliar.
Dari hasil operasional, Waskita Beton Precast membukukan laba bruto sebesar Rp307 miliar, atau meningkat signifikan dibandingkan 2020.
Pada saat itu, perseroan membukukan rugi bruto sebesar Rp 53 miliar. Perseroan juga mampu menekan angka rugi bersih menjadi Rp1,94 triliun, dari sebelumnya mengalami rugi bersih sebesar Rp4,29 triliun pada 2020.
"Per 31 Desember 2021, WSBP juga mencatatkan total aset sebesar Rp6,88 triliun, yang terdiri dari Aset Current sebesar Rp4,21 triliun dan Aset Non Current sebesar Rp2,67 Triliun," kata Presiden Direktur Waskita Beton Precast, FX Poerbayu Ratsunu dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (8/5/2022).
Advertisement
Fokus Perseroan
Selain itu, perseroan juga melakukan restatement atas laporan keuangan Perusahaan periode sebelumnya. Hal ini dilakukan lantaran pada proses penyusunan laporan keuangan 2021, bersamaan dengan proses PKPU dan penyusunan Proposal perdamaian, baik Perusahaan maupun kreditur memerlukan Laporan Keuangan yang akurat.
"Manajemen memandang perlu bagi WSBP memiliki laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan sebagai dasar penyusunan proposal restrukturisasi keuangan,” tambahnya.
Poerbayu menyatakan, fokus dari manajemen yang dipimpinnya yakni meningkatkan capaian kinerja operasional WSBP.
"Tahun 2021 dan awal 2022 adalah periode krusial bagi WSBP untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan," ujar Poerbayu.
Nantinya setelah restrukturisasi diselesaikan, manajemen Waskita Beton Precast optimistis dapat membangkitkan kinerja perseroan dengan fundamental bisnis dan keuangan yang lebih sehat.
Optimisme tersebut didorong oleh potensi pasar industri beton pra-cetak di Indonesia maupun global yang masih sangat besar.
Sejak 25 Januari 2022, Waskita Beton Precast dalam proses menyelesaikan restrukturisasi keuangan lewat jalur Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atau PKPU. Manajemen dan para kreditur tengah mencari kesepakatan solusi restrukturisasi terbaik dengan penekanan pada going concern bisnis WSBP.
Target 2022
Pada 2022, Waskita Beton Precast menargetkan nilai kontrak baru dapat tumbuh sekitar 30 persen dibandingkan capaian 2021. Dalam jangka pendek, Waskita Beton Precast memiliki captive market menyuplai produk precast dan readymix ke proyek jalan tol Waskita Karya yang didanai oleh PMN dari Pemerintah.
"Sementara untuk 3 – 5 tahun ke depan ada potensi pasar dari pembangunan ibu kota negara baru (IKN),” ia menambahkan.
Per Maret 2022, perseroan berhasil membukukan beberapa proyek jalan tol besar diantaranya Proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung, proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 2, dan Proyek Jalan Tol Ciawi-Sukabumi seksi 2.
Untuk proyek di luar jalan tol, WSBP juga tengah berkontribusi dalam proyek Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas, Infrastruktur G20 hingga Proyek Manyar Smelter.
Selain itu, WSBP juga terus menggencarkan ekspansi ke pasar luar negeri terutama di Kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Bersama dengan Waskita Karya selaku induk usaha, kami tengah menjajaki peluang proyek di beberapa negara di Afrika. "Kami optimis produk beton pra-cetak Indonesia akan mampu bersaing di pasar global,” tambahnya.
Menurut Poerbayu, upaya ekspansi pasar WSBP dilaksanakan beriringan dengan penyempurnaan proses bisnis yang berkelanjutan.
"Kami akan terus melanjutkan program digitalisasi dan efisiensi biaya operasional di setiap level. Kami yakin dua aspek tersebut akan dapat meningkatkan daya saing WSBP,” ujar Poerbayu.
Advertisement