Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan yang bergejolak, Rabu, 1 Juni 2022. Wall street lesu di tengah kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi dan pergantian bulan ke Juni.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 176,89 poin atau 0,5 persen menjadi 32.813,23. Indeks saham unggulan itu naik lebih dari 280 poin ke posisi tertingginya dan turun 400 poin dari titik terendahnya. Indeks S&P 500 melemah 0,8 persen menjadi 4.101,23. Indeks Nasdaq tergelincir 0,7 persen menjadi 11.994,46.
Advertisement
“Kami mungkin melihat volatilitas untuk paruh pertama Juni 2022, dan mungkin sebagian layak pada Juni, karena kami tidak akan memiliki informasi baru yang menenangkan kami sebelum itu,” ujar Head of Investment Strategy, SoFi Liz Young, mengutip dari CNBC, Kamis (2/6/2022).
Saham sektor keuangan di indeks S&P 500 merosot pada Rabu pekan ini. Saham Goldman Sachs dan JPMorgan susut lebih dari 1 persen. Saham material yang biasanya terkait dengan siklus ekonomi termasuk di antara penghambat terbesar indeks S&P 500. Saham Albemarle turun 7,8 persen dan Mosaic melemah 6,1 persen.
Selain sektor keuangan, saham travel juga merosot. Saham Norwegian Cruise Line dan United Airlines masing-masing turun sekitar 4,5 persen. Sementara itu, saham Salesforce melonjak 9,9 persen setelah kinerja kuartal I 2022 melampaui harapan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sentimen yang Bebani Investor
CEO JPMorgan Jamie Dimon menuturkan, ekonomi menuju “badai”. Pernyataan tersebut membebani sentimen investor.
“Sebaiknya Anda menguatkan diri Anda sendiri. JPMorgan menguatkan diri dan kami akan sangat konservatif dengan neraca kami,” ujar dia.
Salah satu faktor yang mengkhawatirkan Dimon yaitu the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga dan membalikkan langkah-langkah stimulatif yang diterapkan pada awal pandemi COVID-19.
Pada perdagangan Rabu pekan ini menandai dimulainya rencana the Fed untuk mengurangi neraca keuangannya yang membengkak menjadi hampir USD 9 triliun selama pandemi COVID-19.
The Fed telah menaikkan suku bunga dua kali pada 2022, dengan salah satu kenaikan mencapai 50 basis poin.
Bank sentral juga telah isyaratkan akan terus menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi. Pada perdagangan Rabu pekan ini, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan pihaknya mendukung menaikkan suku bunga secara agresif hingga inflasi mereda.
Advertisement
Kekhawatiran terhadap Kebijakan Moneter
Kekhawatiran atas kebijakan moneter yang lebih ketat, semakin menguat pada perdagangan Rabu pekan ini setelah Institute for Supply Management mengatakan PMI manufakturnya berada di posisi 56,1 pada Mei 2022, naik dari 55,4 bulan sebelumnya. Sementara itu, lowongan pekerjaan turun tajam pada April tetapi tetap relatif tinggi.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS atau treasury naik pada Rabu pekan ini. Kenaikan suku bunga mendiskontokan valuasi laba dan dapat membuat saham terlihat kurang menarik.
“Secara keseluruhan, dan ketika digabungkan PCE inti yang lebih tinggi dari yang diharapkan pekan lalu dan kenaikan pengeluaran pribadi, data ekonomi makro melukiskan gambaran AS yang masih bersenandung,” ujar Chris Hussey dari Goldman.
Ia menambahkan, biasanya tanda-tanda ekonomi yang kuat akan disambut oleh pasar. “Tapi, hari ini investor melakukan yang sebaliknya,mungkin karena khawatir kenaikan the Fed sejauh ini belum cukup untuk menekan inflasi,” kata dia.
Pergerakan Saham pada Mei 2022
Ia menuturkan, the Fed mungkin harus melakukan lebih dari yang diharapkan sebelumnya. Kemudian berisiko melewatkan “soft landing” yang dituju, dan mengirim ekonomi ke dalam resesi.
Pergerakan Saham pada Mei
Saham turun pada perdagangan Selasa, 31 Mei 2022 seiring investor melewati perdagangan yang bergejolak untuk menutup Mei 2022. Pada Mei 2022, indeks Dow Jones dan S&P 500 sedikit berubah setelah reli kuat pekan lalu memangkas penurunan panjang indeks.
Indeks Nasdaq turun lebih dari 2 persen. Namun, perjalanan investor saham jauh lebih bergejolak daripada yang ditunjukkan pada akhir bulan.
Indeks S&P 500 secara singkat merosot ke wilayah pasar bearish bulan lalu diperdagangkan lebih dari 20 persen di bawah rekor. Indeks Nasdaq turun dari posisi tertinggi sepanjang masa pada Rabu pekan ini.
Advertisement