Liputan6.com, Probolinggo Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto menyatakan, pihaknya memperketat pemantauan lalu lintas perdagangan sapi di sejumlah pasar hewan, seiring meluasnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Salah satunya pasar hewan Banyuanyar Kecamatan Banyuanyar.
Sebelum memasuki area Pasar Hewan Banyuanyar, seluruh sapi yang baru datang langsung dilakukan penyemprotan cairan disinfektan sebagai upaya pencegahan masuknya virus PMK ke dalam pasar.
Advertisement
Anung Widiarto mengatakan, kedatangannya ke Pasar Hewan Banyuanyar untuk memantau bagaimana hubungannya siklus perdagangan baik dari penjual maupun pembeli serta perjalanan penjualan dan pembelian sapi.
“Sebab dampak yang diakibatkan jika di sebuah populasi sapi itu ada satu hingga dua sapi saja yang tidak sehat, maka itu akan segera menular kepada sapi yang lainnya. Oleh sebab, DKUPP Kabupaten Probolinggo merasa bertanggungjawab atas sisi perdagangannya,” katanya, Kamis (2/6/2022).
Anung mengharapkan kerja sama antara Puskeswan, kepala pasar serta petugas TNI/Polri.
"Alhamdulillah, tadi sudah terlihat semua sudah siap siaga. Saya sampaikan bahwa semua mempunyai SOP tersendiri. Jadi yang menyatakan adanya sapi sudah terindikasi PMK itu adalah dokter hewan. Kita hanya melaksanakan dan petugas semua tentunya mempunyai SOP sendiri-sendiri,” jelasnya.
Secara fisik Anung mengaku bahwa sapi yang masuk ke Pasar Hewan Banyuanyar ini sehat dan tidak sakit. Terlebih tidak ada sapi yang air liurnya berlebihan dan kaki atau kukunya tidak ada yang mengalami pendarahan.
“Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, secara fisik semua sapinya sehat. Terlebih di pintu masuk sudah ada penyemprotan disinfektan supaya kalau ada yang terindikasi tidak sampai menular kepada yang lain. Ini bagian dari SOP bagi sapi sebelum masuk ke dalam pasar hewan,” terangnya.
Transaksi Jual Beli Sapi Menurun
Dari hasil pemantauannya tersebut Anung mengaku dari sisi perdagangan transaksi jual beli sapi menurun sekali jika dibandingkan dengan sebelumnya.
“Sesuai dari laporan kepala pasar, biasanya antara jam 1 hingga jam 2 ini sudah ada 300 ekor sapi yang masuk. Tetapi kali ini baru ada sekitar 50 ekor. Ini berarti pasar hewan ini tidak perlu ditutup, namun demikian jual beli sapi sudah menurun sekali,” ujarnya.
Anung mengharapkan jika dari sisi ekonomi masyarakat tidak ada penutupan pasar hewan. Hanya saja, untuk pengawasan dan pengamanannya lebih ditingkatkan. Artinya petugas yang ada di pasar hewan tidak menerima hewan-hewan yang sudah terindikasi terpapar wabah PMK.
“Jika hasil pemeriksaan dari dokter hewan sapi itu sakit maka tidak boleh masuk ke pasar hewan. Intinya bagaimana gerakan ekonomi masyarakat ini bisa berjalan seperti semula namun pengawasannya yang harus lebih ditingkatkan agar virus PMK tidak masuk ke dalam pasar hewan,” pungkasnya.
Advertisement