Pemuda Ini Sulap Ban Bekas Jadi Sofa yang Nyaman

Ban bekas tak selamanya menjadi barang rongsokan tak terpakai namun di tangan alumni Undika menjadi bagus

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2022, 14:00 WIB
Ban bekas disulap menjadi sofa cantik di tangan Alumnii Undika Surabaya. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Abdullah Zakarsyi, salah satu Alumnus Prodi S1 Desain Produk Universitas Dinamika (Undika) Surabaya Jawa Timur menciptakan sebuah inovasi berupa sofa dari ban mobil bekas. 

Ide ini muncul setelah ia melihat banyak sekali ban mobil bekas yang sudah tidak layak pakai menumpuk di bengkel langganannya.

“Limbah ban bekas ini kan juga tidak bisa diurai, harus dibakar dulu tapi nanti malah menimbulkan polusi, oleh sebab itu saya ingin modif menjadi barang bernilai guna,” ujar Abdullah pada memamerkan karyanya di Pameran Unlimited Ideas Undika Stikom Surabaya, Senin (30/5/2022).

Ia membeli ban bekas seharga Rp 20.000 di bengkel langganannya, Abdullah kemudian membeli beberapa peralatan lain seperti balok kayu, karet ban, paku, sekrup, lem, spons serta kain. 

“Jadi setelah saya beli bannya, saya cuci bersih dulu lalu mulai memotong balok kayu untuk dijadikan dudukan,” ujar mahasiswa angkatan 2016 ini.

Abdullah melanjutkan, fungsi balok kayu tersebut agar nantinya sofa tidak mengempis saat diduduki. Setelah balok kayu dipasang dan dipaku di beberapa sisi dalam ban bekas, ia memasukkan karet ban dibagian tengah lubang ban bekas tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Biaya Produksi

“Jika semua komponen didalam tersebut terisi, tingga diberi spons dibagian atas dan juga melingkar keseluruhan agar empuk,” lanjut Abdullah. Tidak lupa, ia juga menutup bagian bawah sofa inovasinya ini dengan kayu dan juga tiang penyangga. “Finishingnya saya tutup keseluruhan dengan kain,” ungkapnya.

Dalam membuat karya inovasi yang ia jadikan topik bahasan di Tugas Akhirnya ini, Abdullah membutuhkan waktu selama empat hari dan menghabiskan biaya kurang lebih sebanyak Rp 250.000. 

“Kesulitannya hanya saat proses menjahit kain penutup sofa itu karena harus kan full melingkar dan harus menyesuaikan dengan motif kain yang saya pilih,” terangnya.

Namun ia sangat senang dengan karya inovasinya ini karena menjadi langkah kecil yang dapat membantu mengurangi limbah-limbah di lingkungan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya