China Terapkan Bioskop Bebas Hambatan untuk Penonton Tunanetra

Kini di China, penyandang tunanetra juga bisa menikmati nonton film di bioskop.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Jun 2022, 13:00 WIB
Penonton duduk dengan menjaga jarak di dalam bisokop CGV Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (16/9/2021). Pemerintah memberikan kelonggaran dengan memperbolehkan bioskop buka kembali di wilayah berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dan 2. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kini di China, penyandang tunanetra juga bisa menikmati nonton film di bioskop.

Dilansir dari CN News, Proyek Ever Shining Cinema dimulai pada akhir tahun 2017 oleh Communication University of China, Beijing Gehua CATV Network Co., Ltd., dan Oriental Jiaying Media Co., Ltd. Ini merupakan proyek yang memungkinkan penonton bioskop dengan gangguan penglihatan bisa ikut menikmati film sebagaimana penonton yang bisa melihat, dan ini diberlakukan di seluruh wilayah China.

Siswa kelas empat Chen Yuxin, seorang siswa di Sekolah Tunanetra Beijing, memiliki impian seumur hidup untuk menonton film di bioskop. Keinginannya akhirnya menjadi kenyataan pada September 2021, berkat proyek layanan publik yang dijuluki "Ever Shining Cinema" tersebut.

Bersama teman-temannya dan dipandu oleh para sukarelawan, siswa sekolah dasar itu menghadiri film bebas hambatan "My People, My Homeland" di pusat seni budaya Tiantongyuan di Distrik Changping, Beijing.

"Saya dipenuhi dengan kegembiraan. Saya sangat menyukai film itu," kata Chen. "Proyek dan film bebas hambatannya memungkinkan kami untuk menikmati layar perak, seperti halnya penonton bioskop yang bisa melihat."

Proyek Ever Shining Cinema ini bertujuan untuk memproduksi film-film bebas hambatan bagi orang-orang tunanetra melalui dubbing untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan budaya mereka.

Adapun prosesnya mungkin terasa sulit bagi Cai Yu, seorang PhD berusia 26 tahun di Communication University of China dan juga seorang sukarelawan proyek tersebut.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Partisipasi relawan

Selama interval dialog dan suara dalam film, para sukarelawan akan menggambarkan tindakan, ekspresi, dan lingkungan karakter sebanyak mungkin untuk membantu penonton tunanetra lebih memahami film, kata Cai.

"Misalnya, untuk menjelaskan warna 'merah', kita sering menggunakan kata 'matahari' dan 'panas'," kata Cai. "Sebuah film berdurasi dua jam sering kali membutuhkan relawan seminggu untuk menulis narasi dan empat jam untuk merekam di studio."

Namun kerja keras mereka telah membuahkan hasil. Pada akhir tahun lalu, proyek ini telah menghasilkan 416 film dan satu serial TV serta mengadakan 254 pemutaran film kesejahteraan masyarakat di bioskop, asosiasi untuk tunanetra dan sekolah pendidikan khusus di seluruh negeri, yang diuntungkan 2 juta orang tunanetra.

Menurut survei sampel nasional kedua tentang disabilitas, China memiliki sekitar 17,3 juta orang dengan disabilitas penglihatan.

"Saya berharap film bebas hambatan dapat menjadi cahaya yang membimbing mereka di dunia yang indah ini," kata Cai.

Infografis 10 Wilayah di Jabodetabek Kembali ke PPKM Level 2. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya