Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi bahwa tak ada WNI yang menjadi korban penembakan beberapa waktu belakangan di Amerika Serikat.
"Segera setelah mendapatkan informasi penembakan, KJRI yang ada di Los Angeles dan Houston berkoordinasi dengan otoritas setempat dan juga WNI yang berada di lokasi kejadian," ujar Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dalam press briefing, Kamis (2/6/2022).
"Dari informasi yang diterima dari perwakilan kita di AS, tidak ada WNI yang menjadi korban dalam insiden penembakan tersebut," jelasnya.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan atas insiden berturut-turut yang terjadi di Amerika Serikat.
"Tentu jadi keprihatinan kita semua terjadi penembakan yang terjadi di AS. Langkah-langkah yang dilakukan oleh perwakilan RI kita, meningkatkan koordinasi dengan otoritas keamanan setempat di wilayah kerja masing-masing," jelas Judha.
"Terus menjalin komunikasi dengan komunitas masyarakat kita dan pemuka masyarakat Indonesia di sana."
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan imbauan kepada WNI untuk tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian.
"Jangan jalan sendirian, gunakan body system, kemudian laporkan segera ke otoritas setempat dan perwakilan RI setempat jika terjadi tindakan kekerasan, aksi kriminal dan kegawatdaruratan yang lain."
"Kami tidak lelah mengingatkan agar, setiap WNI lapor diri, lewat portal peduli WNI, kita data sudah ada, ini akan meningkatkan kecepatan dan keakuratan respons pihak KJRI. Download Safe Travel dan dapatkan informasi update dan hotline kita di AS dan seluruh dunia."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelaku Penembakan di Rumah Sakit Oklahoma Tewas Bunuh Diri
Polisi Tulsa mengkonfirmasi bahwa seorang penembak yang membunuh empat orang di Rumah Sakit Saint Francis tewas bunuh diri dengan senjatanya sendiri.
"Empat orang tak bersalah dan satu penembak" tewas, kata Jonathan Brooks dari departemen kepolisian Tulsa, Oklahoma mengatakan pada konferensi pers Rabu (1/6).
Polisi belum mengidentifikasi penembak dan mengatakan bahwa dia meninggal setelah luka tembak yang dilakukan sendiri. Penembak itu membawa senapan dan pistol, kata Brooks.
Polisi Tulsa mengatakan dalam sebuah posting Facebook sebelum pukul 6 sore waktu setempat bahwa pelaku penembakan sudah tewas.
"Petugas saat ini sedang memeriksa setiap ruangan di gedung untuk memeriksa ancaman susulan," kata polisi saat itu.
"Kami tahu ada banyak cedera, dan berpotensi banyak korban."
Kapten polisi Tulsa Richard Meulenberg mengatakan, beberapa orang terluka; dia menyebutnya sebagai "insiden bencana".
Advertisement
Polisi Terjun ke Lokasi Kejadian
Sistem Kesehatan St. Francis mengunci areanya pada Rabu sore karena situasi di Gedung Medis Natalie. Gedung Natalie memiliki pusat operasi rawat jalan dan pusat kesehatan payudara.
Rekaman udara dari helikopter TV tampak menunjukkan responden pertama mendorong seseorang dengan tandu menjauh dari gedung rumah sakit.
Puluhan mobil polisi terlihat di luar kompleks rumah sakit, dan pihak berwenang menutup lalu lintas saat penyelidikan berlangsung.
Sebuah pusat reunifikasi bagi keluarga untuk menemukan orang yang mereka cintai didirikan di sekolah menengah terdekat rumah sakit.
Agen dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak juga berada di tempat kejadian, kata seorang juru bicara.
Pelaku itu menandai penembakan massal ke-233 untuk tahun ini di AS, menurut data yang dikumpulkan oleh Arsip Kekerasan Senjata.
Jenis Senjata
Pelaku memiliki satu rifle dan satu handgun. Polisi menyebut pelaku tewas karena luka terhadap diri sendiri.
Evakuasi dilakukan kepada ratusan orang. Identitas penembak masih belum diungkap ke publik.
Salah satu pengunjung rumah sakit bernama Debra Proctor mengaku shock atas kejadian ini. Proctor datang karena ada janji dengan dokter.
"Polisi ada di mana-mana di tempat parkier, di blok-blok sekitar," ujar Proctor. "Mereka masih berdatangan ketika saya pulang."
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mendapatkan briefing terkait kasus ini. Sebelumnya, Presiden Biden sempat mengecam pelobi senjata api setelah kejadian penembakan di sebuah SD di Texas.
Advertisement