TPST Songgon Siap Dibangun, Bupati Ipuk: Semoga Bisa Ekspor Seperti di Muncar

Ipuk mengaku telah bertemu pihak Systemiq selaku pengelola TPST beberapa waktu lalu saat mereka berkunjung ke Banyuwangi.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 03 Jun 2022, 14:10 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (baju hitam) berdiskusi dengan CEO sekaligus Managing Partner Systemiq Taraneh Azzad di Pendopo Banyuwangi (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan, pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Kecamatan Songgon Banyuwangi, akan dimulai tahun ini. TPST ini akan menjangkau desa-desa di lima kecamatan sekitar Songgon.

Ipuk mengaku telah bertemu pihak Systemiq selaku pengelola TPST beberapa waktu lalu saat mereka berkunjung ke Banyuwangi. Yakni CEO sekaligus Managing Partner Systemiq Taraneh Azzad, Director Waste Operation, Jason Hale, Director Project STOP (Stop Tapping Ocean Plastic) Mike Webster, serta mitra Systemiq Ben Dixon dan Joi Danielson.

“Systemiq telah berpengalaman di Muncar mendampingi pengelolaan sampah warga sejak 2018. Berbekal pengalaman itulah, kami percaya dengan perluasan program ini ke lima wilayah kecamatan maka pengendalian sampah bisa berjalan dengan baik. Layaknya di Muncar yang mendapat respons baik dari warga," kata Ipuk, Jumat (3/6/2022).

Project STOP diawali dari Muncar pada 2018. Pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar ini telah menjangkau 7.500 KK dari empat desa di Muncar. Salah satu dampaknya, di desa tersebut tidak lagi terjadi banjir. Bahkan sampah plastiknya telah diekspor ke Austria untuk didaur ulang.

Saat ini, program tersebut dikembangkan dengan skala yang lebih luas. Melalui program bertajuk Banyuwangi Hijau, skalanya akan menjangkau lima kecamatan.

"Dengan program yang kita kelola bersama Systemiq ini, kita berharap dapat berkontribusi sebesar 19,5 persen dari penanganan sampah di Banyuwangi pada 2024," kata Ipuk.

Ipuk berharap gedung TPST di Songgon bisa mengadopsi arsitektur Banyuwangi dan pengelolaannya melibatkan warga Banyuwangi.

"Selain itu, saya berharap TPST nanti tidak hanya menjadi tempat pengolahan sampah saja, namun manajemen penanganannya juga lebih advance mengingat kapasitasnya yang juga lebih besar. Kita harap, di TPST ini sampah yang diolah juga bisa diekspor seperti yang di Muncar," jelas Ipuk.

 


Pendampingan Pengelolaan Sampah Warga

CEO sekaligus Managing Partner Systemiq Taraneh Azzad mengaku sangat mengapresiasi kerja sama dengan Banyuwangi selama ini. Menurutnya, antusiasme pemkab dan warga mendorong program ini berjalan dengan baik.

“Untuk itu, kami terus melanjutkan program ini, bahkan memperluas skala kerjanya. Kami saat ini akan membangun TPST di Desa Balak, Songgon yang diharapkan menjangkau desa-desa yang ada di 5 kecamatan sekitar,” kata Taraneh.

Taraneh menjelaskan bahwa program yang dijalankannya tidak hanya sekedar membangun TPST saja, namun lebih dari itu juga pendampingan ke warga bagaimana melakukan manajemen pengelolaan sampah yang tujuan besarnya adalah merubah perilaku masyarakat terkait sampah.

“Tak hanya sekedar membangun fasilitas, tapi warga juga kami dampingi dan edukasi. Sebab pengembangan fasilitas akan berhasil, apabila kita bisa merubah perilaku orang sehari-hari. Bahkan, kalau ini semua berjalan dengan baik, rencana juga akan kami perluas lagi cakupan areanya,” tuturnya.

 

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya