Liputan6.com, Jakarta - Nilai mata uang yen Jepang pada April 2022 jatuh ke level terendah dalam hampir 20 tahun terhadap dolar AS. Penurunan ini terjadi seiring harga energi dan komoditas yang melonjak, dan diperparah dengan perang Rusia-Ukraina.
Tantangan ini pun menghantam harapan pemulihan ekonomi Jepang.
Advertisement
Dilansir dari Forbes, Kamis (2/6/2022) penurunan tajam yen ini meluas ke pasar saham, dengan indeks saham acuan Nikkei 225 turun 12 persen pada periode yang sama. Akibatnya, nilai kekayaan bersih kolektif dari 50 miliarder terkaya Jepang menyusut hampir sepertiga menjadi USD 170 miliar atau Rp 2,46 kuadriliun.
Secara keseluruhan, nilai kekayaan 38 miliarder dalam daftar tersebut turun dari tahun lalu, dengan hanya tiga yang naik sedikit.
Miliarder industri pakaian Jepang Fast Retailing, Tadashi Yanai, yang merupakan orang terkaya kedua di negara itu tahun lalu, merebut kembali gelar orang terkaya meskipun nilai kekayaannya turun 44 persen menjadi USD 23,6 miliar (Rp. 341,6 triliun).
Perlambatan penjualan di pasar domestik Jepang, serta di China, berdampak pada saham Fast Retailing miliknya, yang merupakan perusahaan induk dari Uniqlo.
Kemudian Takemitsu Takizaki, pendiri pembuat sensor Keyence naik ke posisi nomor 2 pertama kalinya di daftar miliarder Jepang terkaya, dengan kekayaan bersih USD 21,6 miliar (Rp. 312,6 triliun), meskipun nilai kekayaannya juga turun USD 4,2 miliar dari tahun lalu.
Pendiri dan CEO SoftBank Group Masayoshi Son, juga mendapat pukulan terbesar baik dalam dolar maupun persentase. Kekayaan bersihnya turun lebih dari setengah menjadi USD 21,1 miliar (Rp. 305,4 triliun) dan dia turun ke posisi ketiga dalam daftar miliarder terkaya di Negeri Sakura.
Di tengah melesunya teknologi global, dua Vision Funds SoftBank melaporkan rekor kerugian hingga USD 27 miliar untuk tahun yang berakhir Maret 2022.
Selain Masayoshi Son, belasan miliarder Jepang lainnya juga mengalami penurunan nilai kekayaan mereka hingga lebih dari USD 1 miliar atau Rp. 14,4 triliun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Di sisi Lain, Jepang Juga Mencetak Miliarder Baru
Meski terjadi turbulensi tahun ini, Jepang juga berhasil mencetak enam miliarder baru.
Mereka di antaranya adalah pendiri Amvis Holdings, perusahaan yang menyediakan perawatan rumah sakit yang didirikan oleh seorang
Kemudian ada keluarga Sekiya, yang perusahaannya Disco membuat peralatan pemrosesan semikonduktor; Pendiri merek kecantikan Jepang DHC, yakni Yoshiaki Yoshida, yang memulai usaha kosmetiknya pada tahun 1980 menggunakan buah zaitun organik.
Adapun Hachiro Honjo, ketua Ito En, yang merupakan perusahaan pembuat teh kaleng dan botol.
Advertisement
Pil Pahit Ditelan Para Orang Terkaya Dunia, Hilang Harta Rp 1,6 Kuadriliun dalam 5 Bulan Terakhir
Orang terkaya di dunia Elon Musk, Jeff Bezos hingga Bill Gates harus gigit jari. Mereka mengalami penyusutan nilai kekayaan kolektif sebesar USD 115 miliar atau setara Rp 1,6 kuadriliun dalam lima bulan terakhir.
Penurunan drastis pada nilai kekayaan miliarder ini terjadi karena pasar saham jatuh.
Dilansir dari Business Insider, Senin (30/5/2022) Bloomberg Billionaires Index menunjukkan kekayaan Elon Musk turun USD 46,4 miliar (Rp 674,2 triliun), Bezos turun USD 53,2 miliar (Rp 773 triliun), sementara kekayaan Bill Gates turun USD 15,1 miliar (Rp 219,4 triliun).
Pada Jumat kemarin (27/5), kekayaan Musk bernilai hanya USD 224 miliar (Rp 3,2 kuadriliun), Bezos USD 139 miliar (Rp 2 kuadriliun) dan Gates USD 123 miliar (Rp 1,7 kuadriliun).
Adapun Bernard Arnault, ketua konglomerat mode Prancis LVMH dan orang terkaya ketiga di dunia setelah Gates, yang juga mengalami penurunan kekayaan senilai USD 44,7 miliar sejak Januari menjadi USD 133 miliar (Rp 1,9 kuadriliun).
Sebagai informasi, sebagian besar kekayaan Musk dan Bezos terkait dengan saham Tesla dan Amazon – perusahaan tempat mereka menjabat saat ini dan mantan CEO – tetapi kepemilikan Gates di Microsoft, yang ia dirikan bersama, sekarang relatif sederhana.
Di Tesla, Musk memiliki 15,6 persen saham atau sekitar USD 122 miliar (Rp 1,7 kuadriliun) setelah saham di perusahaan mobil listrik itu turun hampir 37 persen tahun ini.
Dia juga mengakuisisi 9,2 persen saham Twitter pada bulan April 2022, yang membuat investor mempertanyakan komitmennya terhadap Tesla dan mendorong pemangkasan nilainya.
Musk menjual saham Tesla senilai USD 8,4 miliar untuk mendanai tawaran pengambilalihan USD 44 miliar berikutnya.