Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau disebut BSI akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 757,05 miliar. Dividen tersebut 25 persen dari laba bersih 2021 sebesar Rp 3,02 triliun.
BSI telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk membagikan dividen 2021 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2022.
Advertisement
Selain pembagian dividen, BSI menetapkan pemakaian laba bersih sebesar 20 persen untuk cadangan wajib perseroan. Sisanya 55 persen dari laba bersih 2021 atau sebesar Rp 1,66 triliun sebagai laba ditahan.
Dividen yang dibagikan tersebut setara Rp 18,406613 per saham yang akan dibagikan kepada pemegang saham perseroan.
Berikut jadwal pembagian dividen tunai:
-Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen:
Di pasar regular dan negosiasi pada 7 Juni 2022
Di pasar tunai pada 9 Juni 2022
-Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen)
Di pasar regular dan negosiasi pada 8 Juni 2022
Di pasar tunai pada 10 Juni 2022
-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 9 Juni 2022
-Tanggal pembayaran dividen tunai pada 30 Juni 2022
Pada penutupan perdagangan Kamis, 2 Juni 2022, saham BRIS naik tipis 0,69 persen ke posisi Rp 1.450 per saham. Saham BRIS berada di level tertinggi Rp 1.465 dan terendah Rp 1.440 per saham. Total volume perdagangan 8.428.000 saham. Nilai transaksi Rp 12,2 miliar. Total frekuensi perdagangan 3.847 kali.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sebar Dividen 2021
Sebelumnya, pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyetujui pembagian dividen tunai Rp 757 miliar. Besaran dividen tunai itu setara 25 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2021.
Selain itu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BSI yang digelar Jumat (27/5/2022), juga menetapkan 20 persen laba bersih perseroan tahun buku 2021 sebagai cadangan wajib perseroan. Sisanya sebanyak 55 persen dari laba bersih tahun lalu dialokasikan sebagai laba ditahan.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, sepanjang tahun lalu pada tahun pertama sejak merger pada 1 Februari 2021, BSI mampu menunjukkan kinerja yang solid dengan membukukan laba bersih sebesar Rp3,02 triliun, naik 38,45 persen secara year on year (yoy).
"Atas dasar pencapaian kinerja yang solid di tahun lalu, BSI memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 25 persen atau senilai Rp757 miliar. Adapun sebesar 20 persen disisihkan sebagai cadangan wajib dan sisanya sebesar 55 persen dialokasikan sebagai laba ditahan," ujar Hery, Jumat (27/5/2022) dikutip dari keterangan tertulis.
Adapun dividen yang akan dibagikan ini sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp 18,41 per lembar saham.
Hery menambahkan, pemberian dividen payout ratio sebesar 25 persen tersebut mempertimbangkan komitmen Bank Syariah Indonesia untuk terus memberi nilai kepada shareholder dan menghadirkan value kepada stakeholder melalui rencana ekspansi bisnis ke depan.
"Keputusan tersebut juga mengindikasikan dukungan yang kuat dari pemegang saham kepada manajemen untuk mengakselerasi rencana ekspansi bisnis perusahaan,” imbuh Hery.
Advertisement
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat kinerja positif pada tahun pertama sejak merger pada Februari 2021. Bank Syariah Indonesia meraih laba bersih Rp 3,03 triliun atau naik 38,42 persen secara year on year (YoY).
Perolehan kinerja positif tersebut seiring konsistensi BSI membangun pondasi, transformasi digital dan pengembangan ekosistem halal di Indonesia
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menuturkan, pihaknya akan terus berkomitmen menjaga kinerja yang terus bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
“Kami akan terus fokus menumbuhkan bisnis syariah yang berkelanjutan dan sehat, mengedepankan fee based dan akselerasi digital, serta membangun pondasi yang kokoh untuk pengembangan ekosistem halal di Indonesia dan kancah global,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 2 Februari 2022.
Ia menambahkan, pembukaan kantor representatif BSI Di Dubai pada awal 2022 akan menjadi kado istimewa dan hub bagi perbankan syariah nasional.
Hery menuturkan, kinerja BSI yang gemilang pada tahun pertamanya disokong oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen yaitu konsumer, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), gadai emas hingga kartu pembiayaan.
Perseroan pun mampu mengoptimalkan penghimpunan dana murah. Kinerja apik itu tak lepas pula dari akselerasi digitalisasi yang dilakukan perseroan.
Total Pembiayaan
Hery menuturkan, total penyaluran pembiayaan mencapai Rp171,29 triliun atau naik sekitar 9,32 persen secara YoY dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp156,70 triliun.
Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp82,33 triliun, naik sekitar 19,99 persen secara YoY dari sebelumnya yang sebesar Rp 68,61 triliun.
Disusul pembiayaan gadai emas yang bertumbuh 12,92 persen secara YoY. Sementara itu pembiayaan mikro tumbuh 12,77 persen dan pembiayaan komersial tumbuh 6,86 persen. Dari sisi kualitas pembiayaan, BSI mencatatkan NPF Nett yang membaik menjadi 0,87 persen pada Desember 2021.
"Akselerasi digital menjadi kunci kami untuk terus bergerak mengikuti perubahan perilaku nasabah yang serba dinamis, cepat dan aman,” ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya ingin mempertahankan dan terus menumbuhkan kinerja positif ini ke depan. Sehingga perseroan bisa menjadi tokoh utama dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air.
"Dengan hadirnya BSI, ekonomi syariah bukan sekadar alternatif, namun menjadi salah satu pondasi utama perekonomian Indonesia,” tutur dia.
Advertisement