Liputan6.com, Jakarta Sebuah informasi tentang modus kejahatan memanfaatkan anak kecil yang menangis di jalan beredar di media sosial. Informasi tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 31 Mei 2021.
Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi modus kejahatan memanfaatkan anak kecil yang menangis di jalan. Berikut isinya:
Baca Juga
Advertisement
"PESAN DARI POLISI : Sampaikan Pesan Ini Kepada Keluarga Dan Kawan-kawan Anda!!
Pesan Ini Di Tujukan Kepada Setiap Pria & Wanita Yang Berpergian Sendiri Ke Kampus,Tempat Kerja Atau Kemana Saja, Jika Kalian Menemukan Anak Kecil Menangis Di Jalan Dengan Menunjukkan Sebuah Alamat dan Memintamu Untuk Mengantarkan Ke Alamat Tersebut, Bawalah Anak Itu Ke Kantor Polisi dan Jangan Membawah Anak Itu Ke Alamat Tersebut!!
Ini Adalah Modus Baru PENJAHAT untuk MERAMPOK, MEMPERKOSA & MENCULIK. Mohon Informasikan Ke Semua Saudara/i Jangan Ragu Untuk Membagikan Pesan Ini Yang Lain. Pesan ini Bisa Membantu Menyelamatkan Wanita dan Orang Yang Penting Dalam Hidup Anda, Karena Korban Sudah Banyak.
Jadi Biarkan POLISI yang Mengantarkan Anaka-anak itu Ke Alamatnya Tersebut.
AYO Dicopy Pasti dan Sebarkan Jangan Di Abaikan Begitu Saja.
260 Orang Para Pembegal Motor Berilmu Kebal Mereka Menyebarkan Dibeberapa Titik Daerah Yang Sudah Tergambarkan Suasananya Oleh Para Pembegal.
#JANGAN_HANYA_DI_UP_SAJA_SILAHKAN_DI_SEBARKAN_KE_TEMAN_ANDA 🙏," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 13 ribu kali dibagikan dan mendapat 989 komentar warganet.
Benarkah informasi tentang modus kejahatan memanfaatkan anak kecil yang menangis di jalan? Berikut penelusurannya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi tentang modus kejahatan memanfaatkan anak kecil yang menangis di jalan. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "modus kejahatan anak kecil menangis" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah informasi tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "BlackBerry Messenger anak minta tolong hoax" yang dimuat situs merdeka.com pada 7 November 2012 lalu.
Merdeka.com - Belakangan beredar sebuah pesan singkat yang mengatakan bahwa kepada setiap wanita harus hati-hati jika ketika sedang bepergian menemukan anak menangis dan diminta diantar ke suatu tempat. Dikatakan dalam pesan singkat tersebut bahwa hal itu merupakan salah satu modus tindak kejahatan yang baru.
Tidak tanggung-tanggung, agar lebih memperkuat penipuan yang tertulis pada pesan singkat tersebut, dicatutlah Divisi Humas Mabes Polri.
Terkait beredarnya pesan singkat tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menegaskan bahwa pesan singkat tersebut hoax, alias palsu.
"Pesan singkat tersebut tidak resmi dari Mabes ya," ujar Rikwanto saat dihubungi, Rabu (7/11).
Namun, lanjut Rikwanto, meskipun pihak kepolisian belum menerima laporan terkait modus baru yang disampaikan dalam pesan singkat tersebut, tapi saran yang dianjurkan bisa juga diterapkan.
"Itu belum ada laporan kasus tentang itu, tapi sarannya boleh juga diikuti, kalau menemukan demikian daripada berpikir yang tidak-tidak maka dilaporkan ke polisi saja. Jadi tidak menghilangkan niat baik saat akan menolong. Contoh seperti anak menangis, ada orang yang ketinggalan barang, lalu tersesat niat baiknya jangan hilang, untuk keamanan kepada yang menolong salurannya ke polisi," pungkas Rikwanto.
Selain itu, situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga memberikan stampel hoaks terhadap informasi tersebut. Hal itu bisa dilihat di artikel berjudul "[HOAKS] Dari Polisi Modus Anak kecil di Jalanan Adalah Penjahat untuk Merampok, Memperkosa & Menculik" yang dimuat situs kominfo.go.id pada 28 Maret 2019 lalu.
Beredar foto di sosial media facebook yang mengunggah pesan "Dari Polisi: sampaikan pesan ini kepada keluarga dan kawan-kawan anda!!Pesan ini ditujukan kepada setiap pria dan wanita yg bepergian sendirian ke kampus,tempat kerja atau kemana saja. Jika kalian menemukan anak kecil menangis di jalan dengan menunjukkan sebuah alamat dan memintamu untuk mengantarnya ke alamat tersebut, bawalah anak itu ke kantor POLISI dan jangan bawa anak itu ke alamat tersebut!! Ini adalah Modus baru PENJAHAT untuk MERAMPOK, MEMPERKOSA & MENCULIK.Mohon Informasikan ke semua kawan-kawan.Jangan ragu untuk membagikan pesan ini kepada yang lainnya.Pesan ini bisa membantu menyelamatkan wanita dan orang yang penting dalam hidup anda........karena sudah banyak korban.Jadi biarkan POLRI yang mengantarkan anak itu ke alamat tersebut..AYO dicopy Paste dan sebarkan..sbc jangan di abaikan bagitu saja
mereka menyebar dibeberapa titik daerah yang sudah tergambarkan suasananya oleh para pembegal.Bisa saja ada di Daerah kita.
ini foto korban modus baru penjahat!
Hati-hati dan Waspada Saudara-saudaraku!".
Setelah ditelusuri, berita tersebut tidak Benar. Biro Multimedia Divisi Humas Mabes Polri langsung memberikan label hoax pada informasi itu. Melalui akun Twitter @PolriMultimedia, mereka meminta masyarakat untuk lebih cermat dalam menerima dan menyebarkan informasi. ”Kami tidak pernah mengeluarkan imbauan terkait modus baru penjahat untuk melakukan perampokan, pemerkosaan, dan penculikan,” tulis Biro Multimedia.Polri tak pernah merilis informasi seperti itu Namun, lanjut Rikwanto, meskipun pihak ke polisian belum menerima laporan terkait modus baru yang disampaikan dalam pesan singkat tersebut, tapi saran yang dianjurkan bisa juga diterapkan.
Referensi:
https://www.merdeka.com/jakarta/blackberry-messanger-anak-minta-tolong-hoax.html
https://kominfo.go.id/content/detail/17581/hoaks-dari-polisi-modus-anak-kecil-di-jalanan-adalah-penjahat-untuk-merampok-memperkosa-menculik/0/laporan_isu_hoaks
Advertisement
Kesimpulan
Informasi tentang modus kejahatan memanfaatkan anak kecil yang menangis di jalan ternyata tidak benar alias hoaks. Informasi tersebut sempat beredar beberapa tahun lalu dan dibantah pihak Polri.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement