Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi yang dilakukan oleh platform kredit digital, Kredivo, menunjukkan adanya tren transaksi digital di Indonesia. Selain itu, metode pembayaran paylater juga semakin diminati.
Riset Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia ini digelar Kredivo dan Katadata Insight Center, di mana ini merupakan tahun ketiga pelaksanaannya.
Advertisement
Data primer diambil dari 16 juta sampel transaksi pembayaran, dari 1,5 juta sampel pengguna Kredivo di lima e-commerce besar di Indonesia selama 2021, serta berdasarkan survei terhadap lebih dari tiga ribu responden dari berbagai wilayah.
Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/6/2022), tren belanja online semakin menjadi preferensi masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari jangkauannya yang semakin inklusif, terutama di daerah dengan populasi lebih rendah.
Dibandingkan tahun 2020, jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier 2, mengalami peningkatan, dengan jumlah transaksi meningkat dari 31 persen menjadi 34 persen.
Sementara, untuk nilai transaksinya meningkat dari 28 persen di 2020, menjadi 30 persen di 2021. Ditemukan juga adanya peningkatan transaksi belanja online pada konsumen yang berusia lebih tua pada umur 36 sampai 55 tahun.
Konsumen umur 36-45 tahun meningkat dari 19 persen pada 2020 menjadi 23 persen pada 2021. Sedangkan konsumen umur 46-55 tahun meningkat dari 3 persen pada 2020 menjadi 5 persen pada 2021.
Aktivitas digital selama pandemi juga berdampak pada meningkatnya jumlah transaksi pulsa dan paket data dari 14 persen di 2020, menjadi 23 persen di tahun 2021.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laki-Laki Banyak Belanja Produk Elektronik dan Otomotif
Sementara, perangkat gadget (gawai) dan aksesoris, menjadi kategori produk dengan nilai transaksi tertinggi dan meningkat hingga 66 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi jenis kelamin, di 2021, 62 persen jumlah transaksi dan 64 persen nilai transaksi, berasal dari konsumen laki-laki.
Selain itu, saat berbelanja online, konsumen laki-laki lebih banyak melakukan transaksi dan lebih banyak mengeluarkan uang dibandingkan konsumen perempuan.
Konsumen laki-laki ditemukan melakukan transaksi hampir dua kali lebih banyak untuk kategori otomotif dan elektronik sementara perempuan lebih banyak untuk kebutuhan makanan, kesehatan dan kecantikan, serta fashion.
Berdasarkan nilai transaksi, konsumen perempuan cenderung mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan konsumen laki-laki untuk produk-produk dengan harga lebih tinggi seperti komputer, gadget, dan elektronik.
Advertisement
Inklusivitas Layanan Digital
Lebih lanjut, ditemukan bahwa festival belanja online (Harbolnas) masih menjadi strategi efektif untuk menambah pengguna baru serta meningkatkan jumlah transaksi hingga 2 kali rata-rata transaksi harian.
"Beberapa temuan riset tahun ini semakin mengindikasikan inklusivitas layanan digital di Tanah Air," kata Adek M. Roza, Head of Katadata Insight Center.
Adek menambahkan, beberapa pola perilaku konsumen versi pandemi juga tetap terlihat dan mengalami peningkatan, seperti kebutuhan pulsa serta gawai.
Data lainnya, penggunaan sistem pembayaran paylater juga ditemukan semakin meningkat.
Studi Kredivo mencatat, 38 persen konsumen yang menggunakan paylater saatbelanja di e-commerce dalam setahun terakhir, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 28 persen.
Pembayaran Paylater Makin Familiar
Masyarakat juga semakin familiar dengan metode pembayaran Paylater untuk berbelanja secara daring.
90 persen responden mengetahui adanya metode pembayaran Paylater, dan 65 persen responden menyatakan tidak menemukan kendala tertentu dalam penggunaan Paylater.
VP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari mengatakan, riset ini diharapkan bisa jadi referensi pelaku e-commerce dan pendukung ekosistem terkait agar dapat mengatur strategi terbaik demi pertumbuhan industri e-commerce dan ekonomi digital.
"Kami optimis bahwa kedepannya, layanan kredit digital yang fleksibel, terjangkau, dan aman dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri e-commerce tanah air sekaligus mendorong ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia," kata Indina.
Advertisement