Covid-19 Terkendali, KSP: Masyarakat Tak Perlu Dipaksa Pakai Masker

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo, menekankan pentingnya masyarakat tetap menjaga kebiasaan hidup sehat, meski situasi pandemi Covid-19 semakin terkendali.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Jun 2022, 14:11 WIB
Sejumlah warga menyeberang jalan di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (17/5/2022). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kebijakan pelonggaran penggunaan masker karena situasi pandemi COVID-19 di Indonesia sudah menunjukkan perbaikan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo, menekankan pentingnya masyarakat tetap menjaga kebiasaan hidup sehat, meski situasi pandemi Covid-19 semakin terkendali. Menurut dia, saat ini kebiasaan hidup sehat menjadi tanggung jawab masyarakat.

Dengan begitu, Abraham menyampaikan masyarakat kini tak perlu lagi diawasi atau dipaksa, salah satunya memakai masker. Namun, dia mengingatkan kesadaran masyarakat menjaga protokol kesehatan menjadi salah satu alat ukur menentukan pandemi terkendali dan siap menuju fase endemi.

"Pandemi semakin terkendali artinya kebiasaan hidup sehat kembali menjadi tanggung jawab setiap individu. Tidak perlu lagi masyarakat diawasi apalagi dipaksa-paksa. Seperti pemakaian masker atau lainnya," kata Abraham dikutip dari siaran persnya, Jumat (3/6/2022).

Dia mengatakan bahwa untuk menuju endemi, pemerintah akan terus mengingatkan masyarakat memikul tanggung jawab menjaga kesehatan pribadi dan lingkungannya.

Targetnya, kata Abraham, masyarakat benar-benar teredukasi, memahami, dan bisa mengambil keputusan jika terjadi gangguan kesehatan.

"Jika itu sudah tercapai, berarti Covid-19 sudah menjadi endemi," ujarnya.


Terkendali

Dalam kesempatan itu, Abraham juga menyebut situasi pandemi selama 12 minggu atau 3 bulan terakhir semakin terkendali. Sehingga, dia meyakini pandemi Covid-19 bisa berakhir pada tahun ini.

"Kita semakin optimis pandemi bisa berakhir di tahun ini," tegas Abraham.


Transisi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan setidaknya butuh waktu enam bulan untuk masa transisi dari pandemi Covid-19 menuju endemi. Nantinya, pemerintah akan melihat perkembangan kasus untuk menentukan kebijakan kedepanya.

"Ini masih ada transisi, kira-kira 6 bulan. Kita lihat seperti apa, baru nanti silakan kalau di luar ruangan buka masker, kalau di dalam tetap masih pakai masker," jelas Jokowi saat meninjau Sirkuit Formula E di Ancol Jakarta Utara, Senin (25/4/2022).

Jokowi menekankan pemerintah tak ingin terburu-buru menetapkan status endemi seperti negara-negara lain. Sehingga, pemerintah menyiapkan waktu enam bulan untuk menentukan apakah Indonesia bisa beralih ke endemi.

"Tapi apapun, ada masa transisi yang kita harus hati-hati. Saya tidak ingin kayak negara-negara lain, buka masker, ndak," ujarnya.


Tahapan

Jokowi menuturkan ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui, sebelum menuju ke endemi Covid-19. Dia menyebut pemerintah akan menggunakan prinsip kehati-hatian dalam menentukan kebijakan terkait Covid-19.

"Ada tahapan-tahapan yang kita tidak perlu tergesa-gesa, karena apapun kita punya pengalaman. Saat Delta seperti apa, saat Omicron seperto apa, sehingga kehati-hatiaan, kewaspadaan tetap harus," jelas Jokowi.

Infografis Boleh Lepas Masker Kode Keras Pandemi ke Endemi Covid-19 (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya