Pertamina Telah Bangun 463 Pertashop dan 36.661 Pangkalan LPG 3 Kg di Jawa Bagian Barat

Salurkan BBM dan LPG Sampai ke Pelosok Desa, Program One Village One Outlet jadi Primadona

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Jun 2022, 14:30 WIB
Pertamina telah membangun dan mengoperasikan Lembaga Penyalur BBM Pertashop dan Pangkalan LPG 3Kg melalui Program One Village One Outlet (OVOO). (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) telah membangun dan mengoperasikan Lembaga Penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertashop dan Pangkalan LPG 3Kg melalui Program One Village One Outlet (OVOO).

Program ini untuk menjalankan penugasan dari negara yaitu memastikan ketersediaan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liqufied Petroleum Gas (LPG) Subsidi menyentuh ke seluruh pelosok desa.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengatakan, saat ini di Jawa Bagian Barat melalui program OVOO telah terdapat 463 outlet Pertashop dan 36.661 pangkalan LPG 3 Kg. Jumlah ini tersebar di 826 kecamatan dan 7.784 desa atau kelurahan.

“Dengan jumlah penyebaran ini maka seluruh kecamatan dan desa/kelurahan di Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat yang menjadi target program telah tersedia Outlet Pertashop dan Pangkalan LPG 3 Kg.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (3/6/2022).

Pendistribusian BBM dan LPG ke seluruh JBB wilayah Jabodetabek disalurkan dari Integrated Terminal Jakarta. Untuk di wilayah Banten berada di Fuel Terminal Tanjung Gerem dan LPG Terminal Tanjung Sekong. Sedangkan untuk di wilayah Jawa Barat berada di Fuel Terminal Ujung Berung, Fuel Terminal Cikampek, Fuel Terminal Padalarang, Fuel Terminal Tasikmalaya, Integrated Terminal Balongan, dan Fasilitas LPG Cirebon.

“2.031 Lembaga Penyalur BBM dan 36.661 Pangkalan LPG 3 Kg beroperasi hingga ke pelosok desa agar masyarakat lebih mudah mendapatkan BBM dan LPG sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Sehingga harga kebutuhan pokok menjadi semakin terjangkau,” tambah Eko. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Lokasi Potensial

Pertamina telah membangun dan mengoperasikan Lembaga Penyalur BBM Pertashop dan Pangkalan LPG 3Kg melalui Program One Village One Outlet (OVOO). (Dok Pertamina)

Saat ini Pertamina terus melakukan sosialisasi serta pendataan lokasi-lokasi strategis yang potensial untuk dibangun Pertashop.

Secara Nasional melalui infrastruktur distribusi energi yang telah dibangun, Pertamina sepanjang Januari - April 2022 telah mengalirkan Solar bersubsidi dengan volume sekitar 5,2 juta KL, Pertalite sekitar 9 juta KL dan LPG Subsidi dengan volume sekitar 2,5 juta Metrik Ton.

Masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi bisa menikmati harga BBM dan LPG bersubsidi yang terjangkau karena didukung subsidi BBM dan LPG dari Pemerintah. Dalam APBN 2022, Pemerintah telah menambah besaran subsidi sebesar Rp 71,8 triliun, sebagai bentuk kehadiran negara untuk melindungi masyarakat di tengah melonjaknya harga minyak mentah dunia.

“Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bargian Barat dengan dukungan seluruh stakeholder akan terus memastikan penyediaan dan penyaluran BBM dan LPG bersubsidi di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat yang sedemikian besar dari Pemerintah pada tahun ini dapat dimanfaatkan dengan baik, tepat sasaran dan tidak melebihi kuota yang ditetapkan” tandas Eko.


Upaya Pertamina Jaga Stok BBM Tuai Apresiasi

Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten, Senin (21/9/2020). Pertamina memberi diskon harga BBM jenis pertalite di Tangerang Selatan dan Bali, dari Rp 7.650 menjadi Rp 6.450 per liter. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memastikan kondisi stok dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) Subsidi dan Penugasan di tengah melonjaknya harga minyak dunia. Salah satunya saat momen mudik Lebaran.

Di mana, pemerintah menetapkan jika harga BBM nonsubsidi, yaitu Solar dan Pertalite belum mengalami kenaikan.

Upaya ini menuai apresiasi dari Anggota Komisi (VII) Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Dyah Roro Esti Widya Putri. Pertamina masih bisa mengantisipasi kondisi BBM di saat peningkatan permintaan Solar dan Pertalite pada masa mudik Lebaran.

“Alhamdulillah, kami melihat Pertamina sudah mengantisipasi stok BBM di SPBU. Setiap kategori BBM termonitor per hari. Mereka (Pertamina) ada sistem online yang memonitor,” ujar dia saat diskusi bersama media secara virtua, Jumat (20/5/2022).

Dia mengapresiasi upaya yang dilakukan Pertamina menjaga stok BBM nasional ini. Meski dia mengakui jika ada satu yang harus menjadi perhatian.

Yakni, kondisi keuangan dari BUMN energi ini secara keseluruhan. Di saat bersamaan dengan upaya pemenuhan stok BBM nasional.

Menurut Dyah Roro, menjaga cadangan migas agar sesuai permintaan masyarakat sangat penting. Saat ini cadangan migas Indonesia adalah 23 hari, masih di bawah sejumlah negara seperti China atau Amerika Serikat yang sudah di atas 50 hari.

Dalam bauran energi nasional, kontribusi minyak juga masih tinggi, yakni 31,2 persen dan gas 19,3 persen.

“Ingat juga ketergantungan kita tinggi maka ketersediaan migas perlu diamati jangan sampai ada kelangkaan yang menimbulkan multiplier effect yang dampaknya dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Dia mengaku jika sempat mengadakan rapat dengan manajemen Pertamina untuk membahas stok BBM jelang arus mudik dan arus balik Lebaran 2022.

Apalagi pada saat kondisi Lebaran saat mobilitas masyarakat meningkat, jangan sampai berdampak pada ketersediaan dan stok BBM khususnya Solar dan Pertalite.


Pertamina Kepanjangtanganan Pemerintah

Menurut Dyah Roro, sudah sewajarnya Pertamina sebagai kepanjangan tangan pemerintah berperan dalam menyediakan dan mendistribusikan BBM subsidi dan penugasan dengan harga terjangkau sebagai kepanjangan tangan pemerintah.

Setelah itu, pemerintah berperan mengganti semua biaya yang telah dikeluarkan Pertamina sehingga tidak ada beban ekstra yang ditanggung badan usaha.

Pemerintah sebenarnya juga mengakui Pertamina sudah terjerembab dalam jurang kerugian dengan menjual BBM dengan harga seperti sekarang. Untuk itu pembayaran kompensasi bisa jadi angin segar bagi keuangan Pertamina.

Seperti diketahui, Solar masuk dalam kategori BBM tertentu yang disubsidi pemerintah, sedangkan Pertalite per 10 Maret 2022 ditetapkan sebagai Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) sehingga Pertamina berhak mendapatkan kompensasi untuk pengadaan dan distribusinya.  

Infografis Kebakaran Kilang Pertamina Balongan Indramayu

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya