RUPST Indofarma Rombak Susunan Pengurus, Ini Daftar Terbarunya

PT Indofarma Tbk (INAF) merombak susunan pengurus dalam RUPST Perseroan, 31 Mei 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jun 2022, 15:22 WIB
RUPST PT Indofarma Tbk, Selasa (31/5/2022) (Foto: PT Indofarma Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indofarma Tbk (INAF) mengubah susunan pengurus komisaris dan direksi. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 31 Mei 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (3/6/2022), RUPST PT Indofarma Tbk memutuskan memberhentikan dengan hormat Sahat Sihombing sebagai Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan Sumber Daya Manusia PT Indofarma Tbk. Perseroan menyampaikan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatan tersebut.

RUPST juga memutuskan menambah nomenklatur direktur sales and marketing PT Indofarma Tbk. RUPST mengangkat Ariesta Krisnawan sebagai Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan Sumber Daya Manusia PT Indofarma Tbk dengan masa jabatan sesuai ketentuan Anggaran Dasar PT Indofarma Tbk dan peraturan perundang-undangan serta tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu.

Selain itu, RUPST juga mengangkat Kamelia Faisal sebagai Direktur Sales & Marketing PT Indofarma Tbk dengan masa jabatan sesuai ketentuan anggaran dasar PT Indofarma Tbk dan peraturan perundang-undangan serta tanpa mengurangi hask RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu.

Keputusan RUPST juga mengangkat Achmad Ghufron Sirodj sebagai Komisaris Independen PT Indofarma Tbk dengan masa jabatan sesuai ketentuan anggaran dasar PT Indofarma Tbk.

Hal ini juga sesuai dengan peraturan perundang-undangan tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu.

Dengan demikian susunan direksi dan komisaris PT Indofarma Tbk:

Direksi

Direktur Utama: Arief Pramuhanto

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM: Ariesta Kurniawan

Direktur Produksi & Supply Chain: Jejen Nugraha

Direktur Sales & Marketing: Kamelia Faisal

 

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama: Laksono Trisnantoro

Komisaris: Didi Agus Mintadi

Komisaris Independen: Teddy Wibisana

Komisaris Independen: Achmad Ghufron Sirodi

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ekspansi Bisnis

Paparan publik PT Indofarma Tbk (INAF), Selasa (31/5/2022) (Dok: PT Indofarma Tbk)

Sebelumnya, PT Indofarma Tbk (INAF) akan fokus mengembangkan alat kesehatan dan herbal. Hal ini seiring pandemi COVID-19 yang terkendali.

Selain fokus mengembangkan farmasi, PT Indofarma Tbk juga melengkapi portfolio bisnis di alat kesehatan dan herbal. Untuk alat kesehatan, ada beragam skema bisnis yang dilakukan antara lain trading, original equipment manufacturer (OEM), assembling.

"Kerja sama dengan rumah sakit pemerintah dan swasta, klinik untuk melakukan KSO (kerja sama operasi-red) dalam hal pengadaan alat kesehatan yang memang padat modal. Rumah sakit lebih suka KSO ketimbang beli,” ujar Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Arief Pramuhanto, saat paparan publik, Selasa (31/5/2022).

Ia menambahkan, ada sejumlah rumah sakit yang akan eksekusi KSO. Adapun KSO tersebut akan dilakukan anak usaha Indofarma.

"Dilakukan anak perusahaan kami, saat ini melakukan KSO ada 7 RSUD, sudah masuk pipeline 20 dalam waktu hingga akhir tahun, eksekusi 15-17 dari rumah sakit dalam pipeline kami,” ujar dia.

Adapun alat kesehatan untuk mesin hemodialisasi, medical operating theatre (MOT) di ruang operasi RSUD.

"Barangnya padat modal dan teknologi. Kemudian ada pecah ginjal SUL,ada sekitar tiga rumah sakit ajukan KSO, dan saya yakin bertambah terus. Tak hanya sediakan KSO memberikan fasilitas finansial sebagai back up,” ujar dia.

Selain genjot alat kesehatan, Indofarma juga mengembangkan produk herbal. Arief mengatakan, bisnis herbal ini dengan memasarkan natural ekstrak. Untuk skemanya antara lain business to business, industri food and beverage (F&B), dan industri farma. Perseroan pun akan meluncurkan sejumlah produk herbal pada kuartal III 2022.

"Nanti kalau mereka butuhkan ekstrak, herbal kembangkan produk eksisting, relevansi penyakit dominan. Launching produk diabetes herbal, hipertensi, triwulan tiga tahun ini,” tutur Arief.

 

 


Restrukturisasi Utang

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Indofarma Tbk (INAF) merestrukturisasi utang dengan pinjaman dari induk usaha perseroan PT Bio Farma senilai Rp 355 miliar.

"Utang bank refinancing status restruktur, kita akan replace dengan shareholder loan dari induk kami Biofarma sebesar Rp 355 miliar. Ini akan refinancing dengan shareholder,” ujar Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Arief Pramuhanto, saat paparan publik ditulis Rabu (1/6/2022).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pinjaman Indofarma kepada Bio Farma yang merupakan pemegang saham pengendlai perseroan dengan kepemilikan 80,66 persen senilai Rp 355 miliar. Pinjaman tersebut untuk penutupan pinjaman restrukturisasi kepada Bank Mandiri senilai Rp 249,58 miliar dan kebutuhan modal kerja Rp 105,41 miliar.

 

 


Selanjutnya

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Rencana pelunasan utang restrukturisasi pada Bank Mandiri akan dilakukan pada awal Juni 2022 setelah mendapatkan persetujuan dari RUPS perseroan.

Rencananya dilakukan sebelum jadwal pembayaran angsuran berikutnya yang jatuh pada 23 Juni 2022. Beban bunga akan dibayarkan dengan memakai cashflow perusahaan dan tidak menggunakan shareholder loan yang diajukan.

“Sumber dana yang akan digunakan perseroan untuk membayar pinjaman dari PT Bio Farma adalah dari cashflow perusahaan yang diharapkan membaik dengan peningkatan upaya collection dan peningkatan penjualan baik tender dan regular,” demikian mengutip keterbukaan informasi BEI.

Adapun shareholder loan itu berjangka waktu enam tahun dan dikenakan bunga pinjaman 6,15 persen p.a. Untuk restrukturisasi pinjaman tersebut minta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 31 Mei 2022.

Terkait utang dagang. Arief menuturkan,pihaknya melihat satu per satu dan diupayakan skema supply chain financing. Ini dibiayai dari sisi vendor dan customer.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya