Startup Dagangan Kantongi Pendanaan Pra-Seri B USD 6,6 Juta Dipimpin BTPN Syariah Ventura

Dagangan telah bermitra dengan BTPN Syariah (perusahaan induk BTPN Syariah Ventura) sejak 2020 dan melihat semangat yang sama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia di pelosok.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 03 Jun 2022, 18:17 WIB
Startup rural e-commerce, Dagangan meraih pendanaan Pra-Seri B USD 6,6 Juta

Liputan6.com, Jakarta Startup Dagangan meraih pendanaan Pra-Seri B USD 6,6 Juta yang dipimpin BTPN Syariah Ventura. Turut ambil partisipasi investor lainnya, termasuk Monk’s Hill Ventures dan Hendra Kwik, CEO Payfazz, perusahaan fintech.

Investasi strategis ini akan digunakan Dagangan untuk meneruskan ekspansi bisnis serta meningkatkan kapabilitas tim pengembangan produk dan teknologi. Dagangan juga akan bekerjasama dengan institusi keuangan lainnya untuk mengembangkan layanan finansial.

“Kami memiliki aspirasi agar dapat melayani masyarakat hingga ke daerah pelosok sehingga perekonomian di desa dapat tumbuh secara signifikan. Pendanaan yang dipimpin oleh BTPN Syariah Ventura ini bukan sekedar investasi semata, namun ini adalah permulaan dari ikhtiar bersama untuk memperkuat ekosistem digital yang inklusif bagi masyarakat Indonesia kedepannya,” jelas CEO dan Co-founder Dagangan, Ryan Manafe. 

Ryan menuturkan jika telah bermitra dengan BTPN Syariah (perusahaan induk BTPN Syariah Ventura) sejak 2020 dan melihat semangat yang sama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia di pelosok.

Melalui pendanaan ini, BTPN Syariah Ventura memberikan akses terhadap ekosistem yang dimiliki, sehingga memberi kesempatan memperluas bisnis, termasuk memberikan kesempatan bagi para pengguna untukmendapatkan akses dan layanan keuangan terbaik.

Dikatakan jika dagangan merupakan platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari sembako, bahan makanan segar dan beku, hingga produk fashion, dan memberikan layanan pengantaran barang belanjaan di hari yang sama dan keesokan harinya.

Dagangan membangun model bisnis yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk dapat berbelanja melalui berbagai channel, baik secara langsung melalui platform Dagangan, maupun melalui jaringan reseller dan pihak ketiga yang bekerja sama dengan Dagangan.

Berbasis di Yogyakarta, Dagangan menggunakan model hub-and-spoke dalam operasional bisnisnya. Startup ini membangun pusat pengadaan kebutuhan pokok atau micro fulfilment center (hub) di kota-kota tier 3-4 dan wilayah pedesaan sehingga biaya logistik menjadi lebih efisien.

 


Model Operasional

Startup rural e-commerce, Dagangan meraih pendanaan Pra-Seri B USD 6,6 Juta

Model operasional ini memberikan kemudahan bagi para pengguna aplikasi Dagangan dalam mendapatkan barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan lebih mudah dan murah, sekaligus membantu produsen besar untuk menjangkau area-area yang sebelumnya sulit dilakukan akibat keterbatasan logistik.

“Tujuan utama kami adalah membangun perusahaan ritel dan e-commerce terintegrasi terbesar di Indonesia yang mampu menjangkau 90.000 desa dan kota-kota tier 3-4, dimana 80 persen dari total penduduk Indonesia tinggal,” ungkap President dan Co-founder Dagangan, Wilson Yanaprasetya.

Dia mengaku sangat fokus pada pemetaan bisnis yang tepat dengan membuat organisasi yang efisien, menciptakan pertumbuhan yang konsisten, dan tentunya disertai denganpengembangan teknologi yang inovatif untuk produk kami. Saat ini, setiap transaksi pada aplikasi.

Dagangan dikatakan mampu memberikan profit yang bertumbuh, yang mana hal ini jarang terjadi pada startup yang baru berdiri.

Sejak menerima pendanaan Seri A sebesar USD 11,5 juta pada September 2021 lalu, Dagangan telah berhasil mencetak pertumbuhan bisnis hingga lima kali lipat.

Saat ini Dagangan telah memiliki lebih dari 40 hub yang tersebar di berbagai area di Daerah Istimewa Yogyakarta, JawaTengah, dan Jawa Barat. Produk dan layanan Dagangan telah menjangkau hampir 15.000 desa di 40 kota/kabupaten.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya