Liputan6.com, Jakarta Terobosan baru terus dihadirkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh: Praktisi Mengajar.
Dalam paparannya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, mengajak para profesional dan ahli di berbagai bidang untuk turut memajukan pendidikan Indonesia dengan turut bergabung dan bergerak bersama menjadi Praktisi Mengajar.
Advertisement
“Kami mengajak seluruh praktisi dan tenaga ahli di seluruh lini industri untuk berkolaborasi dalam Praktisi Mengajar. Lewat partisipasi aktif, mari kita ciptakan bersama sumber daya manusia unggul dan kompetitif di kancah global,” ucap Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh, Jumat (3/6).
Menteri Nadiem berharap, bimbingan dan didikan dari para praktisi dapat berkontribusi pada munculnya para lulusan yang memiliki kompetensi tinggi, punya kepemimpinan, mampu memecahkan masalah, komunikatif, dan adaptif terhadap dinamika dunia kerja
Berdasarkan data International Labour Organisation, saat ini terdapat 13,4 juta praktisi ahli di Indonesia, dan sekitar 50 persennya tertarik mengajar di kampus, jika ada undangan dari dosen, ada waktu yang cocok, dan diberikan insentif yang adil. Oleh karenanya, Praktisi Mengajar diluncurkan untuk mempercepat kesiapan mahasiswa masuk ke dunia kerja, dengan kolaborasi antara perguruan tinggi, dosen, dan praktisi di ruang kelas.
“Sebenarnya selama ini sudah banyak praktisi yang mengajar di kampus, dan bahkan tidak sedikit yang sifatnya sukarela. Program Praktisi Mengajar kami rancang untuk meneruskan praktik baik tersebut dengan meningkatkan kolaborasi antara praktisi dan pihak perguruan tinggi,” ucap Menteri Nadiem.
Lebih lanjut, Menteri Nadiem menghimbau perguruan tinggi agar mengundang praktisi ahli terbaik di bidang masing-masing.
Misalnya mengundang CEO atau pemimpin perusahaan skala internasional, nasional, maupun regional; pendiri usaha rintisan yang sudah memperoleh pendanaan besar; atau profesional, praktisi senior, atau manajer senior yang telah memiliki sertifikat teknis internasional,” ucapnya.
Dukungan Mengalir dari Akademisi dan DUDI
Dosen Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh November, Hendro Nurhadi, menyambut baik terobosan Praktisi Mengajar yang dihadirkan oleh Kemendikbudristek. Menurutnya, program tersebut membuka kesempatan untuk berjejaring dengan praktisi.
"Saya tentunya akan memilih praktisi yang terbaik untuk berkolaborasi dengan saya di kelas demi mahasiswa saya. Saya juga akan menggali sebanyak mungkin wawasan dari praktisi untuk pengembangan mata kuliah saya,” terang Hendro.
Terdapat dua skema kolaborasi yang ditawarkan program Praktisi Mengajar. Pertama, kolaborasi pendek berlangsung selama 4 sampai 10 jam per semester. Dalam kolaborasi pendek, praktisi hanya terlibat dalam pengajaran. Kolaborasi Intensif adalah dimana dosen dan praktisi berkolaborasi secara end-to-end. Artinya, praktisi mengajar 15 sampai 41 jam per semester dan terlibat dalam perencanaan dan evaluasi.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi turut mengapresiasi kebijakan ini.
“Kini, sekat-sekat antara industri dan pendidikan tinggi telah dirombak. Saatnya kita berkolaborasi untuk menyiapkan generasi muda yang siap kerja, siap berbakti. Saya, atas nama Kementerian Perhubungan, mendukung kebijakan ini dan mengajak para insan perhubungan, termasuk para praktisi untuk berperan aktif, mendaftar sebagai Praktisi Mengajar,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti, mengajak rekan-rekan pelaku industri mendukung inisiatif ini.
“Khususnya rekan-rekan-rekan pelaku industri, khususnya yang sudah berpengalaman, untuk mendukung inisiatif Kemendikbudristek ini dalam melahirkan generasi muda unggul yang siap kerja. Mari kita berperan aktif dalam melahirkan generasi muda berkualitas yang akan mengakselerasi kemajuan perusahaan dan pastinya mengakselerasi kemajuan negara kita tercinta, Indonesia,” imbau Ira.
Dari kalangan tokoh muda, Billy Mambrasar, Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, turut menyampaikan dukungannya.
“Atas nama Presiden RI dan sebagai anak bangsa, saya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya. Semoga program Praktisi Mengajar ini sukses,” ungkap Billy.
Advertisement
Bagian Transformasi Pendidikan Tinggi
Menanggapi hal tersebut, Mendikbudristek optimis Praktisi Mengajar akan melengkapi berbagai terobosan Merdeka Belajar terkait transformasi pendidikan tinggi dengan memberikan akses pengalaman dan pengetahuan yang beragam dan relevan bagi mahasiswa Indonesia guna menjadi lulusan berdaya saing tinggi.
“Lewat Praktisi Mengajar, para profesional tidak hanya mengajar bersama dosen, tetapi juga membantu perencanaan bahan ajar dan melakukan evaluasi di mata kuliah yang telah ada. Kemendikbudristek telah mengalokasikan Rp140 miliar untuk lebih dari 2.500 mata kuliah di bawah naungan Kemendikbudristek,” tambah Mendikbudristek.
Terdapat beberapa tanggal-tanggal penting yang perlu dicatat perguruan tinggi maupun praktisi yang terpanggil bergabung dalam Praktisi Mengajar.
Pendaftaran praktisi ke dalam pangkalan data di laman Praktisi Mengajar masih dibuka hingga 17 Juni mendatang. Sementara itu, pendaftaran mata kuliah oleh perguruan tinggi masih bisa dilakukan sampai 24 Juni nanti.
“Saya mengajak semua perguruan tinggi dan rekan-rekan praktisi terlibat dalam Praktisi Mengajar, dimulai dari mengakses laman https://praktisimengajar.id dan mengikuti akun-akun media sosial resmi kami untuk informasi lebih lanjut,” pungkas Mendikbudristek.
(*)