Belasan Siswa SMK di Rejang Lebong Tidak Lulus Ujian Sekolah, Kenapa?

Kalangan pelajar yang dinyatakan tidak lulus sekolah ini berasal dari enam sekolah diantaranya satu orang dari SMKN 2 Rejang Lebong, kemudian tiga orang dari SMKN 5 Rejang Lebong

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2022, 09:00 WIB
Sejumlah murid Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK Negeri 1, Jakarta, Senin (2/4). Adapun Ujian Nasional (UN) susulan untuk SMK akan diselenggarakan 17 hingga 18 April. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Rejang Lebong - Sebanyak 13 pelajar tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu dinyatakan tidak lulus ujian sekolah.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Rejang Lebong Asep Suparman di Rejang Lebong, Sabtu mengatakan jumlah siswa SMK daerah itu yang mengikuti ujian kelulusan tahun ini sebanyak 1.477 orang yang berasal dari tujuh SMK negeri dan tujuh SMK swasta.

"Pengumuman kelulusan siswa kelas XII tingkat SMK baik negeri maupun swasta ini dilaksanakan Jumat sore tadi sekitar pukul 17.00 WIB, dari jumlah siswa yang terdaftar tersebut ada 13 orang pelajar yang tidak lulus," kata dia.

Dia menjelaskan, kalangan pelajar yang dinyatakan tidak lulus sekolah ini berasal dari enam sekolah diantaranya satu orang dari SMKN 2 Rejang Lebong, kemudian tiga orang dari SMKN 5 Rejang Lebong.

Selanjutnya lima orang dari SMKS 1 Rejang Lebong, dua orang dari SMKS 2 Rejang Lebong. Kemudian satu orang dari SMKS 5 Rejang Lebong serta satu orang lagi dari SMKS 6 Rejang Lebong.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Karena DO

Mereka yang tidak lulus sekolah ini, kata dia, bukan karena tidak lulus ujian di sekolah masing-masing tetapi karena sudah berhenti sekolah atau drop out (DO), namun nama-nama mereka sudah terdaftar sebagai peserta ujian tingkat SMK tahun ajaran 2021/2022.

Dia mengimbau kalangan pelajar yang sudah dinyatakan lulus sekolah ini agar tidak merayakannya dengan berlebihan seperti dengan melakukan aksi konvoi kendaraan maupun mencoret-coret baju mereka. Karena perbuatan membahayakan mereka sendiri, kemudian baju mereka bisa diberikan kepada adik kelas mereka yang membutuhkan.

Dalam kesempatan itu Asep Suparman yang juga kepala SMKN 1 Rejang Lebong ini patut berbangga karena ada beberapa siswa SMK yang dinyatakan lulus sekolah ini langsung diterima bekerja, maupun meneruskan pendidikan ke jenjang pendidikan lebih tinggi lagi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya