Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki tiga kriteria yang bakal dipilih sebagai kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024 mendatang.
Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid menyebut kriteria pertama yakni setiap kandidat harus memiliki kapasitas dan potensi untuk memenangkan pemilu. Artinya, calon tersebut harus memiliki elektabilitas yang baik berdasarkan hasil-hasil survei yang dihadirkan secara objektif.
Advertisement
"Sehingga apa yang dihadirkan lembaga survei itu menjadi salah satu pertimbangan bagi kami partai politik," katanya dalam talkshow di Polemik Trijaya FM yang disiarkan Sabtu (4/6/2022).
Selanjutnya, Kholid mengatakan bahwa kandidat pasangan capres dan cawapres yang akan diusung nantinya harus memiliki kapasitas mengelola negara.
"Nah buat apa punya kapasitas win tinggi elektabilitas tinggi, popularitas tinggi. Tapi tidak memiliki kemampuan kapasitas mengelola negara ini," ujarnya.
Kemampuan itu, kata dia, sangat diperlukan untuk mengelola Negara Indonesia yang begitu besar, dengan tantangan kedepan yang semakin berat dan beragam.
"Sehingga kita harus memilih calon yang bukan hanya bagus dari sisi pencitraan saja, tapi harus memiliki record yang bagus," ujarnya.
Kemudian, Kholid mengatakan untuk kriteria terakhir PKS menginginkan sosok kandidat capres dan cawapres yang dapat mempersatukan. Guna menghapus polarisasi politik.
"Kita sudahi lah, sudah tidak ada lagi Cebong, Kampret, Kadrun dan sebagainya itu. Kita menginginkan capres cawapres itu konsentrasi gagasan," ujarnya.
Siapa yang Bakal Diusung?
Meski telah membeberkan tiga kriteria yang akan diusung PKS, Kholid masih enggan untuk membeberkan siapa calon yang mengarah dan sesuai dengan tiga syarat tersebut.
"Ya belum ada fix, kita masih membuat pembobotan mana dari kriteria ini yang cocok," ujarnya.
Pasalnya, lanjut Kholid, PKS tidak memiliki keleluasaan dalam mengusung capres-cawapres pada Pilpres 2024 nanti. Mengingat partai berlogo bulan sabit dengan padi itu membutuhkan koalisi guna melampaui batasan presidential threshold.
"Nah ini kan harus satu nih, kita ini tidak memiliki keleluasaan mencalonkan sendiri ada barier presidential threshold. Nah ini yang penting juga, di milad kemarin kita ajukan tuh mengajak seluruh parpol menggugat PT 20%," katanya.
"Paling tidak itu diturunkan lah, karena lebih baik kehadiran beragam yang akan muncul," tambahnya.
Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka
Advertisement