Fakta-Fakta Formula E Jakarta 2022, Telan Biaya Besar tapi Tak Ada Sponsor BUMN

Balap mobil listrik atau Formula E resmi digelar di Indonesia. Bertempat di Ancol, sirkuit menyerupai kuda lumping jadi lokasi pembalap Jakarta E-Prix 2022 beraksi.

oleh Arief Rahman H diperbarui 04 Jun 2022, 18:00 WIB
Pebalap Avalanche Andretti, Jake Dennis saat prepractice satu pada ajang Formula E di Jakarta International e-Prix Circuit (Jakarta E-Prix), Ancol pada Sabtu (4/6/2022). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Balap mobil listrik atau Formula E resmi digelar di Indonesia. Bertempat di Ancol, sirkuit menyerupai kuda lumping jadi lokasi pembalap Jakarta E-Prix 2022 beraksi.

Persiapan soal gelaran ini telah mencuat sejak 2019 lalu. Kemudian, berbagai kabar pun bertebaran terkait anggaran yang disiapkan dan harus dibayarkan untuk menjadi tuan rumah Formula E.

Bergeser dari anggaran keseluruhan, publik disuguhkan kabar kalau biaya pembangunan sirkuit di Jakarta Utara itu memerlukan tambahan biaya. Totalnya memakan biaya sekitar Rp 60 Miliar untuk membangun sirkuit.

Sumber dana kembali jadi perhatian, deretan sponsor swasta bertengger untuk jadi bagian dalam Jakarta E-Prix 2022. Bisa dibilang, ini hajat Provinsi DKI Jakarta dengan skala event internasional. Jakpro, perusahaan BUMD mengambil peranan penting dalam penyelenggaraan.

Lantas, berapa anggaran dan jumlah sponsor yang berkontribusi dalam gelaran ini? Simak di bawah ini.

Telan Biaya Rp 130 Miliar

Guna bisa menggelar balapan mobil listrik Formula E, panitia penyelenggara Formula E Jakarta mengungkapkan biaya pelaksanaan yang mencapai Rp120 miliar sampai Rp130 miliar.

Biaya ini dibagi menjadi beberapa bagian. Yakni, untuk fasilitas penunjang hingga biaya pembangunan lintasan mobil balap listrik.

"Untuk aspalnya, kan sudah tahu hampir Rp60 miliar, selebihnya pembangunan 'grandstand' dan segala macamnya," kata Ketua Komite Penyelenggara Formula E Jakarta, Ahmad Sahroni di Jakarta, Kamis (27/5/2022).

Dalam catatan sebelumnya, Berdasarkan keterangan tertulis dari Pemprov DKI Jakarta, nantinya dalam penyelenggaraan selama lima tahun commitment fee yang dibayarkan hanya Rp 560 milliar.

"Katanya commitment fee Rp 2,3 triliun, faktanya commitment fee adalah Rp 560 miliar bukan hanya untuk tahun pertama, tapi untuk semua tahun penyelenggaraan," bunyi dokumen yang di unggah dalam website PPID Pemprov DKI.

Lalu, DKI Jakarta menyatakan bahwa pelaksanaan penyelenggaraan mobil balap listrik tersebut tidak mencapai Rp 4,4 triliun. Nantinya, biaya pelaksanaan kegiatan setiap tahunnya sebesar Rp 150 miliar.

Besaran tersebut tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun akan bersumber dari sponsorship yang akan dikeluarkan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Selanjutnya dalam perjanjian kerjasama yang baru selama jangka waktu tiga tahun tidak diperlukan pembayaran bank garansi. Hal itu merupakan kesepakatan dari PT Jakpro bersama Formula E Operations (FEO).

Sirkuit untuk Formula E Jakarta memang sengaja dibangun baru di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Adalah kontraktor PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama yang membangun sirkuit sepanjang 2,4 kilometer itu.

Anggaran pembangunan sirkuit Formula E tersebut memakan anggaran mencapai Rp60 miliar. Sirkuit Formula E Jakarta mempunyai 18 tikungan dengan bentuk menyerupai kuda lumping.

Panitia penyelenggara juga bukan hanya membangun sirkuit, tapi juga fasilitas penopang lainnya seperti panggung penonton, garasi pebalap (paddock), dan fasilitas lainnya.

 


60 Ribu Tiket

Suasana sirkuit jelang balapan di Jakarta International e-Prix Circuit (Jakarta E-Prix), Ancol pada Jumat (4/6/2022). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Usai pengerjaan sirkuit selesai, panitia kemudian menjual 60 ribu tiket untuk penonton, yang terdiri dari lima kategori kelas, yakni Festival Ancol, Festival Circuit, grandstand, VIP, dan VVIP.

Harga tiket termurah untuk menyaksikan langsung Formula E 2022 Jakarta alias Jakarta E-Prix pada 4 Juni nanti, yakni kategori Festival Ancol seharga Rp250 ribu. Sementara tiket termahal di kelas VVIP untuk kategori "Jakarta Royal Suite" mencapai Rp10 juta.

DKI membayar sebesar 122,102 juta poundsterling atau setara dengan Rp2,3 triliun menggelar ajang balap bergensi tersebut. Sedangkan negara lain hanya menggelontorkan dana sebesar Rp1,7 hingga 17 miliar.Pemprov DKI Jakarta membantah akan melakukan pembayaran commitment fee atau uang komitmen sebesar Rp 2,3 triliun untuk penyelenggaraan Formula E selama 5 tahun.

Seluruh Sponsor Perusahaan Swasta

Panitia penyelenggara Formula E Jakarta 2022 mengumumkan sederet perusahaan swasta yang turut menjadi sponsor acara balap mobil listrik itu. Semula diumumkan ada 31 perusahaan untuk jadi sponsor Formula E Jakarta.

Namun, setelah keputusan Pertamina Renewable Diesel tidak lagi jadi sponsor, maka jumlahnya pun menjadi 30 perusahaan.

"Pada hari ini kami mengumumkan bahwa Jakarta E-Prix 2022 akan didukung oleh 30 perusahaan swasta dalam negeri dan beberapa sponsor global lainnya. Kami tentunya berterimakasih kepada para sponsor, karena dukungan mereka tentu akan sangat berkontribusi atas suksesnya ajang Jakarta E-Prix ini," kata Vice Managing Director Jakarta E-Prix Gunung Kartiko, dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (2/6/2022).

Adapun sejumlah sponsor global yang dibawa pihak Formula E Operation (FEO) untuk mendukung acara Jakarta E-Prix 2022 di berbagai seri balapan.

"Sponsor yang ada itu selain dari perusahaan swasta dalam negeri, yang memang khusus mendukung perhelatan balap mobil listrik di Indonesia, terdapat juga sponsor global yang sudah ditetapkan dari pihak FEO," ungkap Gunung.

 


Daftar Sponsor

Pebalap DS Techeetah, Jean-Eric Vergne memacu mobilnya saat sesi shakedown Jakarta International e-Prix Circuit (Jakarta E-Prix), Ancol pada Jumat (4/6/2022). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Berikut daftar 30 perusahaan swasta dalam negeri dan beberapa sponsor global lainnya yang menjadi sponsor Jakarta E-Prix 2022:

1. Indosat Ooredoo Hutchison Powered By Ericsson

2. MS Glow for Men

3. Bank Artha Graha International

4. PT BMW Indonesia

5. Erafone

6. Electronic City

7. Bank DKI

8. Discovery Hotel

9. J Water

10. Paprika

11. Grab

12. Realme

13. PT Anugerah Utama Multifinance

14. Teh Botol Sosro

15. PT Central Omega Resource TBK

16. Walking Drum

17. Coca Cola

18. Gulavit

19. Medika Plaza

20. Enesis

21. Nescafe

22. Krisbow

23. PT Proline Finance Indonesia

24. Waste for Changes

25. PT Bank China Construction Bank Tbk

26. Hyundai

27. Sony

28. Samsung

29. Sharp

30. LGFOTO: Re

 


Tak Ada BUMN

Oliver Rowland dari Mahindra Racing berhasil jadi yang tercepat di FP1 Formula E Jakarta (AFP)

Kementerian BUMN buka suara terkait tak adanya perusahaan pelat merah yang jadi sponsor Formula E-Prix Jakarta. Minimnya waktu pengajuan jadi alasan tak ada BUMN yang menjadi sponsor ajang balapan bergengsi mobil listrik tersebut.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkap, memang ada proposal sponsorship telah masuk ke sejumlah BUMN. Namun waktu masuknya proposal tersebut terlalu mepet. Untuk diketahui, Jakarta E-Prix 2022 menurut rencana akan diselenggarakan pada 4 Juni 2022 di Jakarta.

"Kementerian BUMN menerima informasi bahwa sebagian dari korporasi di bawah BUMN menerima proposal sponsorship dari Panitia Penyelenggara Jakarta E-Prix 2022 rata-rata sebulan sebelum even itu diselenggarakan," kata dia dalam keterangannya, Jumat (4/6/2022).

Ia mengaku dengan waktu sekitar satu bulan itu, belum cukup untuk melakukan pengkajian proposal. Apalagi, acara yang digelar merupakan skala internasional.

"Dalam mendukung even besar dan berskala internasional, BUMN memerlukan waktu untuk melakukan proses pengkajian sponsorhip," tegasnya.

"Termasuk juga melakukan pengkajian secara kelayakan bisnis dan model kerjasama agar memenuhi prinsip Good Corporate Governance (GCG)," tambah Arya.

Perlu Waktu

Dalam melakukan pengkajian proposal itu, kata dia, perusahaan memerlukan waktu lebih. Ditambah, setiap perusahaan memiliki waktu berbeda dan bervariasi dalam melakukan pengkajian.

"Proses pengkajian ini bervariasi di antara BUMN sesuai dengan peraturan di tiap perusahaan. Pada umumnya BUMN menerima proposal even besar berskala nasional dan internasional paling cepat tiga bulan sebelumnya atau bahkan setahun sebelumnya," terang Arya.

Dengan waktu panjang tersebut, disebut baru cukup untuk memutuskan keikutsertaan perusahaan dalam memberikan sponsor.

"Dengan demikian, ada waktu yang cukup untuk melakukan kajian sebelum mengambil keputusan yang didasari oleh aspek bisnis dan kontribusi nilai sosial BUMN kepada masyarakat," ujarnya.

Infografis Serba-Serbi Persiapan Formula E Jakarta 2022. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya