Cuaca Hari Ini Minggu 5 Juni 2022: Sebagian Jabodetabek Hujan Siang Nanti

Cuaca hari ini Minggu (5/6/2022), langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) diprediksi cerah berawan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 05 Jun 2022, 07:33 WIB
Kenderaan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/11/2021). BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang untuk berbagai wilayah di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca hari ini Minggu (5/6/2022), langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) diprediksi cerah berawan.

Informasi cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, pada siang hari nanti, sebagian wilayah Jabodetabek bakal hujan.

Di Ibu Kota, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur siang hari nanti diperkirakan turun hujan dengan intensitas ringan. Malam hari nanti seluruh wilayah Jakarta diprediksi berawan dan cerah berawan.

"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di Jaktim dan Jaksel pada siang dan sore hari," papar peringatan dini BMKG.

Tak jauh berbeda, wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat pada siang sampai malam hari nanti diperkirakan diguyur hujan berintensitas ringan hingga sedang.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang antara siang hingga sore menjelang malam hari di Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang. Dan potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada malam hingga dini hari terdapat di sebagian wilayah Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang," jelas peringatan dini BMKG.

Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan    Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Timur  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Bekasi   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 Depok   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Tangerang  Cerah Berawan  Berawan  Hujan Ringan

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kepala BMKG Singgung Pentingnya Kolaborasi dalam Peringatan Dini Bencana Bersama Pejabat PBB

(www.pasca.geologi.ugm.ac.id)

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membuka acara Third Multi-Hazard Early Warning Conference (MHEWC-III) yang digelar di Bali, Senin 23 Mei 2022. Ketua BMKG membuka acara ini bersama pejabat tinggi PBB yang menangani isu bencana.

Acara ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut Sendai Framework pada 2015. Sebelumnya sudah ada dua konferensi pendahulu di Meksiko dan Swiss. Pada 2022, beberapa yang jadi topik utama adalah perubahan transformatif, pemahaman risiko, peran perempuan, inklusivitas, sains-teknologi-inovasi, hingga kemitraan.

Dwikorita menyorot pentingnya kolaborasi dan kearifan lokal sebagai resiliensi untuk membantu dalam peringatan dini bencana. Resiliensi itu semakin kuat jika dipadukan dengan teknologi.

"Resiliensi kolaboratif seharusnya tidak hanya dikembangkan di level nasional saja, tetapi juga diimplementasikan untuk memperkuat kapasitas pemerintah lokal, dan pemimpin lokal atau adat, dan komunitas, berdasarkan pengetahuan dan kebijaksanaan mereka," ujar Dwikorita Karnawati pada konferensi di Bali.


Resiliensi Lawan Bencana

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Dwikorita berkata telah terbukti bahwa kearifan dan pengetahuan tradisional memiliki efek signifikan terhadap keberhasilan peringatan dini bencana, begitu pula aksi yang berdasarkan komunitas. Ia juga menyebut bahwa hal tersebut bisa ditunjang dengan teknologi.

"Ini disebut hybrid socio-technical early warning system yang tidak hanya efektif, tetapi juga lebih berkelanjutan," tegas Dwikorita.

Dwikorita juga menilai acara ini dilangsungkan pada waktu yang tepat di tengah pemulihan dari COVID-19. Resiliensi melawan bencana disebut salah satu bentuk resiliensi negara yang penting, selain resiliensi sosio-ekonomi. 

Acara konferensi ini merupakan bagian dari Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR). Presiden Jokowi dijadwalkan hadir pada 25 Mei 2022 besok.


Peran Wanita

Mami Mizutori dari UNDRR pada acara Third Multi-Hazard Early Warning Conference (MHEWC-III) di Bali. Dok: YouTube/World Meteorological Organization

Mami Mazutori, ketua United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), yang duduk di samping Dwikorita meminta agar para hadirin menggunakan kesempatan ini untuk mengembangkan pemahaman dalam hal mencegah bencana, serta mengumpulkan ide. 

Fokus Mami adalah supaya para wanita dan kelompok rentan lainnya juga dilibatkan dalam isu ini agar peringatan bencana bisa menolong orang sebanyak-banyaknya agar bisa ada sistem yang berpusat pada manusia.

Hal-hal yang disorot Mami seperti data, pengetahuan risiko (risk knowledge), pengelolaan risiko (risk governance), dan kesiapan.

"Kita harus sama-sama mencari cara-cara baru memperkuat kemitraan dan kolaborasi antar pemerintah dn lintas sektor, termasuk kemitraan dengan masyarakat sipil untuk memastikan orang-orang yang paling berisiko, perempuan, anak-anak, warga lansia, dan orang-orang dengan disabilitas, agar mereka semua disertakan dalam perencanaan aktual dan implementasi usaha-usha multi-hazard early warning system," ujar Mizutori.

UNDRR juga akan dirilis dalam panduan peringatan dini bencana untuk para praktisi. Panduan itu akan dirilis pada acara COP26, sehingga para peserta konferensi diminta agar memberikan pandangan mereka. 

Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya