Liputan6.com, Jakarta - Seorang perempuan tuli membagikan momen saat dia memesan makanan di restoran cepat saji KFC. Momen ini ia bagikan melalui akun TikTok miliknya, @jennifernatalie_.
Dalam video tersebut, wanita ini menuliskan pesanannya di ponsel kemudian menunjukkannya kepada karyawan yang bertugas di meja kasir. Beberapa kali ia juga menjelaskan pesanannya lewat gestur tangan agar lebih mudah dimengerti oleh karyawan restoran.
Tanpa disangka, staf restoran itu juga menjawabnya dengan gestur serta bahasa isyarat untuk mempermudah komunikasi mereka. "Kemudian saya tidak mengerti apa yang disampaikan staffnya. Saya berani bilang 'saya tuli'," tulis wanita ini dalam video tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Karyawan itu kemudian mengambil pulpen dan menuliskan maksudnya ke selembar kertas. Perempuan ini menduga karyawan tersebut pertama kali bertemu orang sepertinya. Tanpa melepas masker, karyawan itu berkomunikasi melalui gestur, bahasa isyarat serta menulis di kertas ataupun ponsel.
"Staff ini sabar dan ramah. Itu memang sudah tugasnya melayani customer, tak lain customer seperti saya," ungkap perempuan ini. Di belakang perempuan ini juga terlihat antrean mulai mengular.
Meski begitu, pelanggan lain tetap sabar menunggu tanpa tampak kesal. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya makanan yang ia pesan siap.
Pemesanan makanan di restoran cepat saji ini berjalan cukup lancar karena karyawan yang tetap berusaha dengan baik saat melayani pelanggan apa pun kondisinya. Video ini lantas menarik banyak perhatian warganet.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menghargai Sesama
Beragam komentar memenuhi unggahan tersebut. "Yang keren bukan cuma staffnya, tapi mbak-mbak yang ngantre di belakang juga kayaknya sabaran, RESPECT!" komentar seorang warganet.
"Sosial media tempat untuk kita belajar banyak hal yah teman. Contohnya seperti video ini, kita belajar menghargai sesama," tulis warganet lainnya. Sampai berita ini ditulis, unggahan pada 4 Juni 2022 ini sudah ditonton lebih dari 975 ribu kali dan disukai lebih dari 77 ribu kali.
Tak hanya di restoran, pernahkah Anda bertemu dengan teman tuli saat di jalan atau di suatu tempat? Anda mungkin ingin menyapanya, tapi ragu atau takut karena belum bisa berbahasa isyarat. Anda seharusnya tidak perlu ragu untuk menyapa teman tuli, asalkan tahu etika komunikasi dengan disabilitas tuli.
Dilansir dari kanal Disabilitas Liputan6.com, yang mengutip dari akun Instagram konekindonesia, ada beberapa etika komunikasi disabilitas tuli, sebagai berikut.
1. Menyapa dengan Sentuh, Salam, dan Sapa
Anda bisa berkomunikasilah dengan Bahasa Isyarat. Tapi jika Anda belum paham Bahasa Isyarat, boleh menggunakan tulisan, 'gesture' atau gerak bibir. Tips: Jangan lupa untuk selalu menanyakan ke teman tuli, mereka lebih suka berkomunikasi melalui apa.
Advertisement
2. Posisi Komunikasi Berhadapan
Meskipun Anda sudah ditemani Juru Bahasa Isyarat (JBI), Anda harus tetap menghadap ke teman tuli ketika berkomunikasi. Kalau menyelenggarakan suatu event, Anda sebaiknya juga menyediakan akses JBI jika diperlukan.
3. Hindari Sesuatu yang Menutupi Mulut
Hal ini bertujuan agar komunikasi kalian tidak terhambat. Dalam kolom komentar, admin konekindonesia menyarankan kalau ternyata teman tuli adalah seorang wanita yang memakai cadar, biasanya komunikasinya pakai tulisan.
4. Berkomunikasilah dengan Bahasa yang Sederhana
Tentunya hal ini dilakukan agar teman tuli dapat dengan mudah memahaminya.
Situasi pandemi COVID-19 membawa tantangan baru dan mengharuskan semua orang melakukan isolasi mandiri, khususnya bagi teman tuli di Idaho, AS. Kewajiban memakai masker untuk melindungi diri dari penyebaran virus menjadi penghalang bagi teman tuli untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena mereka terbiasa untuk membaca gerak bibir dan melihat ekspresi lawan bicaranya.
Kendala komunikasi dirasakan oleh dua orang Tuli, yakni Ron dan Jelinda Monsher. Mereka kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan oleh pelayan toko ketika membeli bahan makanan. Mereka terpaksa mengunjungi pusat kesehatan St. Luke untuk memasang alat bantu dengar.
Gerakan Tubuh
Keduanya terlihat bahagia setelah merasakan manfaat dari alat bantu dengar. "Ini keajaiban, kami tidak menyadari begitu banyak hal dalam hidup yang kami lewatkan selama beberapa tahun terakhir dan itu luar biasa," kata Jelinda, seperti dilansir dari KTVB7.
Seorang audiolog, Dr. Kate Savage kesulitan untuk memahami orang yang menggunakan masker. Ia juga mengatakan ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantu para teman tuli. Pertama, jika menemukan teman tuli kesulitan memahami apa yang Anda katakan, tetapi Anda harus memakai masker dan menjaga jarak, bawalah mereka ke tempat yang lebih sunyi, agar mereka bisa memahami maksud pembicaraan sedikit lebih baik.
Kedua, menuliskan kalimat yang ingin disampaikan kepada teman tuli melalui kertas atau aplikasi, kemudian berikan kepada mereka untuk dibaca. Ketiga, gunakan gerakan tubuh dan isyarat tangan untuk meningkatkan pemahaman teman tuli ketika berkomunikasi. Terakhir dan yang tak kalah penting, Dr. Kate Savage mengatakan, "bersikaplah dengan baik."
Advertisement