Pembuat Mobil Cina BYD Berencana Beli 6 Tambang Lithium di Afrika

Untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam jangka waktu panjang, BYD, pembuat mobil Cina dilaporkan berencana untuk membeli enam tambang Lithium di Afrika.

oleh Fahmi Rizki diperbarui 06 Jun 2022, 14:06 WIB
BYD tengah berencana membeli tambang Lithium di Afrika (Carnewschina)

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi yang ada di dalam mobil listrik, tidak hanya sekedar menyematkan baterai sebagai sumber daya utamanya. Tetapi, di balik baterai tersebut ada beberapa komponen atau susunan lain yang menyebabkan baterai bisa menghasilkan tenaga.

Salah satunynya adalah Lithium, yang memiliki peran penting dalam kehadiran baterai mobil listrik. Untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam jangka waktu panjang, BYD, pembuat mobil Cina dilaporkan berencana untuk membeli enam tambang Lithium di Afrika.

Lithium ini akan digunakan untuk menjadi sumber daya yang akan ditanamkan pada baterai BYD dengan jenis Blade. Komponen ini, telah direncanakan untuk memulai produksinya pada kuartal ketiga tahun ini. Dalam klaim mereka, penggunaan Blade baterai ini adalah sebuah solusi yang paling aman untuk saat ini bagi mobil listrik.

Adapun yang menjadi keunggulan baterai Blade ini adalah tidak dapat terbakar, bahkan ketika baterai itu rusak pun tidak akan menyebabkan kebakaran.

Melansir Carnewschina, berdasarkan perhitungan internal BYD, di antara enam tambang Lithium yang mereka incar di Afrika, jumlah Lithium oksida ini berada pada kadar 2,5 persen lebih dari 25 juta ton, yang dapat diubah menjadi 1 juta ton lithium karbonat.

Melalui penggarapan tambang Lithium di Afrika ini, BYD, telah merencanakan untuk terus meningkatkan kapasitas produksinya pada tahun 2022. Tercatat, mereka telah menargetkan untuk menjual 1,5 juta mobil listrik.

Di samping itu, kebutuhan baterai tersebut juga dikabarkan bisa mengamankan kebutuhanb mereka selama lebih dari 10 tahun. Terlebih, BYD tidak hanya memproduksi baterai untuk keperluannya sendiri, melainkan mereka juga turut menyuplai kepada dua pembuat mobil lainnya seperti NIO dan Xiaomi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penyebab Mercedes-Benz Recall hampir 1 Juta Mobil di Seluruh Dunia

Karyawan menempelkan lambang saat merakit mobil Mercedes-Benz S-class di pabrik Mercedes, Sindelfingen, Jerman, Kamis (30/4/2020). Mulai 27 April 2020, Mercedes-Benz kembali membuka jalur produksi yang sebelumnya ditutup karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Matthias Schrader)

Mercedes-Benz melakukan penarikan kembali untuk diperbaiki alias recall hampir satu juta kendaraannya di seluruh dunia. Kampanye perbaikan pabrikan asal Jerman ini, disebabkan karena masalah booster rem.

Model yang terpengaruh recall, antara lain seri ML, GR, (BR 164) dan R-Class (BR 251) yang diproduksi antara 2004 dan 2015. Sementara itu, sekitar 70 ribu unit di antaranya berada di Jerman.

"Kami telah menemukan bahwa di beberapa kendaraan itu, fungsi booster rem dapat dipengaruhi oleh korosi lanjutan di area sambungan rumahan," kata Mercedes-Benz dalam sebuah pernyataan resminya, Minggu (5/6/2022).

Akibat masalah tersebut, dapat mengakibatkan peningkatan gaya peda rem yang diperlukan untuk memperlambat kendaraan. Sehingga, hal tersebut berpotensi meningkatkan jarak berhenti untuk model yang terpengaruh.

Pabrikan Bavarian ini, akan segera melakukan penarikan meskipun belum diketahui secara detail, kapan recall tersebut mulai dilaksanakan.


Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya